Banyak negara yang warganya terjangkit virus ini, tak terkecuali Indonesia.
Wabah virus corona muncul dari masalah yang sebelumnya masih misteri hingga tidak diketahui pasti wabah ini akan berakhir.
Akan tetapi, kali ini ada kabar yang cukup menggembirakan.
Seorang ilmuan menguak ada skenario untuk melenyapkan virus corona hingga tak bersisa
Bagaimanakah caranya kira-kira ?
Baca: 3 Ketentuan UAS dan Kenaikan Kelas Selama Masa Pandemi Covid-19, Tak Mengukur Ketuntasan Kurikulum
Baca: Nia Ramadhani Panen Teguran dari Netizen Karena Unggah Foto Berpose Begini Saat Wabah Virus Corona
Berdasarkan informasi dari People's Daily Senin (23/3/2020), hal itu bermula dari penyataan mengenai virus corona di China kemungkinan akan berakhir pada bulan Juni ini.
Masalahnya hingga saat ini, Covid-19 telah melewati masa-masa puncak dengan kasus terbesar yang berada di Hubei sudah semakin menurun.
"Secara umum, puncak epidemi telah berlalu untuk China," kata Mi Feng juru bicara Komisi Kesehatan Nasional di China.
"Peningkatan kasus terbaru juga sudah menurun," katanya menambahkan.
Sedangkan di pihak lainnya, penasihat medis senior di China Zhong Nashan menjelaskan, selama negara menanggapi wabah virus corona dengan serius, semua akan segera selesai.
Sampai sekarang, wabah virus corona sudah meluas hingga ke seluruh dunia.
Diharapkan seluruh dunia akan melakukan tindakan tegas.
Sampai-sampai ilmuwan menguak adanya skenario terbaik untuk menuntaskan pandemi ini pada bulan Juni mendatang.
"Saran saya adalah menyerukan semua negara di dunia untuk mengikuti intruksi WHO dan melakukan intervensi skala nasional," terang ilmuwan tersebut.
"Jika semua negara bisa dimobilisasi dalam satu aturan, pandemi ini akan berakhir pada bulan Juni," jelasnya.
Zhong sendiri mengungkapkan hal ini bukan tanpa alasan.
Dia merupakan ahli epidemiologi yang menangani wabah SARS di China tahun 2003.
Menurut Zhong, Covid-19 sama dengan saudaranya Mers dan Sars yang kurang aktif di bulan-bulan panas, hal itu membantu memperlambat penyebarannya.
Hal tersebut terbukti virus itu sudah tidak aktif sampai sekarang.
"Perkiraaan saya, bulan Juni didasarkan pada skenario bahwa semua negara mengambil tindakan poitif," ujarnya.
"Tetapi jika semua negara tidak melakukan tindakan itu, dikhawatirkan virus ini akan bertahan lebih lama," tandasnya.
Sekarang ini, pelambatan penyebaran terjadi di China.
Hal ini mendorong beberapa bisnis dan industri mulai aktif kembali, meski dijalankan dengan hati-hati.
Provinsi Hubei mengumumkan jika mereka sudah melonggarkan lockdown yang terjadi beberapa waktu silam.
Hal tersebut karena provinsi ini ditunjang oleh ekonomi dari industri dan manufaktur yang cukup besar, akan tetapi telah lumpuh sejak 23 Januari.
Walaupun di negeri tirai bambu tersebut telah mengalami penurunan, virus ini masih berkembang cukup besar dalam skala global.
Tak terhindar juga di Indonesia yang terkena imbasnya.
China sendiri menungkapkan, walaupun kasusu virus corona sudah turun kondisi mereka masih sangat sulit karena risiko wabah impor terus berdatangan dari luar China dibawa masuk.
Sedangkan di Indoensia sendiri, berdasarkan worldometers.info kasus virus corona telah mencapai angka 790 pasien terinfeksi pada Kamis (26/3), dengan total kematian sebanyak 58 meninggal dunia dan total 31 orang sudah sembuh dari Covid-19.