Update Pasien Virus Corona 25 Maret 2020 : 108.578 Sembuh,18.916 Meninggal, Total 422.989 Kasus

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut adalah update pasien virus corona hingga 25 Maret 2020. Foto: Lalu lintas di jalan raya Kualalumpur Malaysia tampak lengang pasca diberlakukannya sistem penguncian (lockdown) secara nasional akibat virus corona.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perkembangan terbaru pasien virus corona hingga 25 Maret 2020, total mencapai 422.989 kasus.

Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia mencapai 18.916 orang.

Kabar terbaru ini sejalan dengan meningkatnya angka jumlah pasien sembuh yang mencapai 108.578 orang.

Laporan data dari John Hopkins University, Rabu (25/3/2020) ini juga menyebut virus corona telah menyebar ke 158 negara di dunia.

Baca: Cegah Virus Corona, Pemerintah Bakal Evaluasi Efektivitas Kebijakan Work From Home Selama 14 Hari

Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan. (AFP/HECTOR RETAMAL)

Vaksin

Diberitakan sebelumnya, sebuah uji coba vaksin corona dilakukan di Amerika Serikat.

Vaksin corona tersebut diuji kepada peserta pertamanya.

Hal ini diumumkan oleh Institute of Allergy and Infectious Diseases, Senin (16/3/2020) seperti dikutip dari CNN.

Penelitian ini bertujuan untuk mendaftarkan total 45 orang dewasa yang sehat dalam jangka waktu enam minggu.

Setiap peserta akan menerima dua injeksi sekitar satu bulan secara terpisah dalam dosis yang bervariasi.

Baca: Kisah Dokter RSUD dr Soetomo, Kena Corona Gara-gara Tak Sengaja Berpapasan Pasien Batuk Tanpa Masker

Cerita oleh Issam Ahmed dari AFP: "Jangan Panik pesan seorang wanita AS yang pulih dari Virus Corona". Elizabeth Schneider berpose untuk AFP di rumahnya di Seattle, Washington pada 11 Maret 2020. Seorang wanita Amerika yang telah pulih dari Covid-19 memiliki pesan sederhana untuk orang-orang yang khawatir: Jangan panik-tetapi pikirkan tentang risiko individu yang lebih rentan dan tinggalah di rumah jika Anda merasa sakit. DAVID ALBRIGHT/AFP. (DAVID ALBRIGHT/AFP)

Penelitian, yang merupakan uji coba Tahap I, dimaksudkan untuk menetapkan bahwa vaksin itu aman dan menginduksi respons yang diinginkan dari sistem kekebalan peserta.

Masih membutuhkan waktu untuk membuktikan bahwa vaksin ini efektif dalam mencegah infeksi virus corona atau Covid-19.

Akan memerlukan studi lanjutan yang melibatkan lebih banyak peserta, yang akan memakan waktu berbulan-bulan lagi, kata para ahli.

"Menemukan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi dengan (coronavirus novel) adalah prioritas kesehatan masyarakat yang mendesak," kata Direktur NIAID Dr. Anthony Fauci dalam sebuah pernyataan, Senin (16/3/2020).

"Studi Fase 1 ini, diluncurkan dalam kecepatan rekor, merupakan langkah pertama yang penting untuk mencapai tujuan itu,” lanjutnya.

Baca: Menkeu: Korban PHK Akibat Corona Akan Terima Santunan Rp 1 Juta Per Bulan dan Pelatihan

Para lansia Hong Kong dalam antrian untuk mendapatkan masker di Tai Wai, Hong Kong di tengah wabah virus corona. (tangkap layar foto Felix Wong via SCMP)

Uji coba ini didanai oleh NIAID dan dijalankan oleh Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, AS.

Vaksin, yang menggunakan bahan genetik ini dikembangkan oleh para ilmuwan NIAID bekerja sama dengan perusahaan biotek Moderna.

Pihak agensi memuji kecepatan yang digunakan dalam uji coba Fase I untuk studi sebelumnya tentang virus corona terkait SARS dan MERS.

Para ilmuwan sebelumnya bekerja menggunakan vaksin percobaan MERS yang menargetkan protein pada permukaan virus, yang memberi mereka "kesempatan awal untuk mengembangkan kemungkinan vaksin Covid-19," kata pernyataan itu.

Dalam waktu uji coba, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan bahwa tindakan pencegahan yang paling efektif adalah mencuci tangan secara menyeluruh dan praktik menjaga jarak dengan membatasi adanya kerumunan.

Baca: Tak Main-main KLB Corona, Wali Kota Solo Akan Karantina Anak Kena Razia Sehari di Kantor Satpol PP

Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19 (ERIN BOLLING / US ARMY / AFP)
Halaman
123


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer