Bukan Wuhan, Penelitian China Beberkan Fakta Baru Terkait Tempat Lain Sumber Awal Munculnya COVID-19

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Virus corona alias COVID-19 diberitakan telah menyebar pada Desember tahun lalu.

Wuhan selalu dituding menjadi tempat asal virus ini merebak.

Tepatnya di sebuah pasar seafood Huanan di Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Menurut analisis data genomik berjumalah 93 sampel, ternyata virus corona juga berasal dari wilayah lain di luar Kota Wuhan, Provinsi Hubei.

Akan tetapi, hasil penelitian Akademi Ilmu Pengetahuan China dan Lembaga Penelitian Otak China mengnugkapkan fakta baru.

Baca: Wabah Baru di Tengah Pandemi Corona Bernama Hantavirus, Pria di China Jadi Korban, Ini Gejalanya

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Rabu 25 Maret 2020: Leo Boros, Scorpio Kendalikan Porsi Makan

ilustrasi penelitian.(pixabay) (pixabay)

Mereka mengungkapkan virus corona ini berasal dari tempat lain.

Dikutip tribunnews.com, tim penelitian yang dipimpin oleh Dr Yu Wenbin mengurutkan data genomik akan 93 sampel SARS-Cov-2 alias virus corona dari 12 negara.

Hal ini bertujuan untuk melacak sumber infeksi dan memahami bagaimana penyebarannya.

Hasil penelitian menguak jika saat penyebaran cepat terjadi di Pasar Huanan Seafood di Wuhan, Hal yang sama juga terjadi di dua ekspansi populasi besar pada 8 Desember 2019 dan 6 Januari 2020.

Penelitian yang dipublikasikan di situs institut penyelenggara tersebut pada Kamis lalu memberikan keterangan, kemungkinan penyebaran COVID-19 dimulai dari orang ke orang.

Bukan pada awal Desember 2019, disinyalir bahkan sejak akhir November tahun lalu.

Studi guna menggali informasi tentang kebenaran Pasar Huanan Seafood di Wuhan menjadi satu-satunya tempat kelahiran virus corona dianggap sangat penting.

Hal tersebut dilakukan guna menemukan sumber aslinya.

Tim peneliti juga perlu menentukan inang perantara supaya bisa mengendalikan epidemi dan mencegah penyebarannya lagi.

Para ilmuwan juga menyatakan, informasinya masih belum tersebar secara menyeluruh.

Ilustrasi wabah Covid-19 (pixabay.com)

"Sebenarnya jika peringatan itu sudah didapat oleh seluruh lapisan masyarakat, angka infeksi secara nasional dan global tidak akan tinggi," ujar tim peneliti.

Tim peneliti juga menegaskan, jika peringatan trsebut dipatuhi, jumlah penyebaran dari pertengahan sampai akhir Januari 2020 pasti dapat berkurang.

Sementara di Xiang Nijuan pada Sabtu (22/02), seorang peneliti CCDCP menerangkan orang yang terinfeksi virus corona telah terpapar virus tersebut dua hari sebelum gejalanya muncul.

Oleh sebab itu, setiap orang yang pernah berkontak langsung dengan pasien terinfeksi virus corona dalam 48 jam harus mengarantina diri mereka selama 14 hari.

Hingga saat ini, berdasarkan data worldometers pada Rabu (25/3) kasus virus corona telah menjangkiti sebanyak 418.474 orang dan menewaskan 18.611 orang.

Total pasien sembuh sebanyak 108,323 orang.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaa, Grid.id)



Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Melia Istighfaroh

Berita Populer