Korban Covid-19 di Italia Lebih Banyak Pria, Ahli Jelaskan Faktor Risiko Berdasarkan Jenis Kelamin

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Virus Corona menyebar sampai di Italia. Pemerintah lokal menyarakan warganya untuk mengenakan masker saat berada di luar rumah.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Italia menjadi satu di antara negara terparah yang terdampak Covid-19.

Angka menunjukkan virus corona lebih banyak menyerang laki-laki di Italia, dari pada perempuan.

Kondisi ini serupa dengan yang terjadi di Tiongkok.

Beberapa ahli memperingatkan jenis kelamin mungkin bisa menjadi faktor risiko Covid-19.

Selain itu, ada pula faktor usia yang turut mempengaruhi.

ILUSTRASI - Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. (ANDREAS SOLARO / AFP)

Baca: Komentar Robby Purba Terkait Pernyataan Ningsih Tinampi Bisa Masukkan Virus Corona ke Tubuh Kecewa

Baca: BUMN Farmasi Punya Obat untuk Pasien Covid-19, Erick Thohir: Obat Ini Sudah Dipakai Beberapa Negara

Dilansir dari New York Times Proporsi penderita Covid-19 di Italia memang lebih besar yang di alami laki-laki dari pada perempuan.

Proporsi laki-laki yang meninggal juga lebih tinggi.

Sekitar 8 persen dari pasien pria dinyatakan meninggal.

Sementara itu, hanya 5 persen pasien perempuan yang dinyatakan meninggal.

"Menjadi laki-laki adalah faktor risiko untuk koronavirus yang sudah tua," kata Sabra Klein, seorang ilmuwan yang mempelajari perbedaan jenis kelamin dalam infeksi virus di Sekolah Kesehatan Publik Johns Hopkins Bloomberg.

“Orang-orang harus sadar bahwa ada pola ini. Sama seperti menjadi tua berarti Anda berada pada risiko yang lebih tinggi, demikian juga dengan pria. Itu adalah faktor risiko," lanjutnya.

Dia mengatakan kerentanan itu bisa bersifat biologis atau perilaku.
Wanita memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat, kata Dr. Klein.

Akan tetapi pada laki-laki jumlah perokok memang cenderung lebih tinggi.

Mereka juga cenderung mencuci tangan, demikian ditunjukkan oleh penelitian.

"Kami tidak selalu mengerti mengapa sesuatu merupakan faktor risiko, dan kami mungkin tidak akan dapat menentukan satu hal," kata Dr. Klein.

"Tapi itu luar biasa bahwa kita melihat ini di negara-negara yang berbeda secara sosial dan budaya seperti Italia dan Cina. Lebih banyak perlu dibuat dari fakta ini. "

Pada hari Jumat, Dr. Deborah Birx, koordinator respon coronavirus untuk Gedung Putih, menyebutkan perbedaan gender dalam kematian di Italia.

ILUSTRASI - Saat dunia termasuk Indonesia sedang panik corona, kini intelijen Israel bongkar rahasia China terkait virus corona yang selama ini ditutupi. (Xinhua/Xiongci)

Baca: Wabah Corona Meluas, Semua Latihan di MotoRanch VR46 Milik Valentino Rossi Wajib Dipantau 2 Dokter

Baca: Kenapa Indonesia Awalnya Nol Kasus Virus Corona Kini Tiba-tiba Jadi Banyak? Ilmuan Ungkap Alasan Ini

Ia mengatakan perbedaan gender “dua kali” lebih tinggi pada pria di segala usia.

Bahkan, laporan itu menyebutkan tidak ada kematian pada orang di bawah 30 dan sangat sedikit kematian di antara pria dan wanita di usia 40-an dan 50-an.

Risiko tinggi untuk laki-laki menjadi jelas pada usia 50-an, dengan perbedaan gender meruncing hanya pada 90, mungkin karena ada lebih sedikit laki-laki dalam kelompok usia ini.

Halaman
12


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer