WHO Beri Tanggapan Terkait Larangan Konsumsi Ibuprofen untuk Cegah Gejala Covid-19

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ibuprofen adalah obat yang masuk ke dalam jenis obat anti inflamasi non-steroid atau nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID). Obat ini digunakan untuk meredakan rasa nyeri, demam, dan inflamasi.(hellosehat)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan tanggapan terkait tidak mengonsumsi ibuprofen saat gejala virus corona atau Covid-19.

Seperti diketahui, ibuprofen menjadi obat yang paling sering dikonsumsi saat merasa nyeri.

Seperti diketahui ibuprofen dikenal sebagai obat pereda nyeri yang mudah didapatkan karena harganya yang terjangkau.

Dilansir Sciencealert, WHO menyatakan untuk menghindari penggunaan Ibuprofen setelah pejabat Perancis memperingatkan bahwa obat anti-inflamasi itu dapat memperburuk efek virus.

Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran memperingatkan hal tersebut berdasar sebuah studi baru-baru ini dalam jurnal medis The Lancet yang berhipotesis bahwa suatu enzim yang dikuatkan oleh obat anti-inflamasi seperti Ibuprofen dapat memfasilitasi dan memperburuk infeksi Covid-19.

Terkait penelitian tersebut, juru bicara WHO Christian Lindmeier mengungkapkan, para pakar badan kesehatan PBB sedang menyelidiki ini untuk memberikan panduan lebih lanjut.

Baca: WHO Kecam Penyebutan Virus Corona dengan Bahasa yang Dapat Menstigmatisasi Etnis Tertentu

Baca: WHO Imbau Hindari Konsumsi Ibuprofen untuk Gejala Covid-19, Dapat Memperburuk Efek Virus Corona

"Sementara itu, kami merekomendasikan penggunaan Paracetamol, dan jangan menggunakan Ibuprofen sebagai pengobatan sendiri, itu penting," jelasnya.

Sementara itu pada Kamis (19/3/2020), WHO melalui akun Twitter resminya memberikan saran terbaru.

"Berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, WHO tidak menyarankan untuk menentang penggunaan Ibuprofen," tulis WHO dalam akun @WHO.

Dilansir NHS, hingga saat ini tidak ada bukti kuat Ibuprofen dapat memperburuk penderita virus corona (Covid-19).

Namun, disarankan untuk menggunakan paracetamol untuk mengobati gejala-gejala virus corona.

Meski demikian, hal tersebut tetap harus berdasarkan rekomendasi dari dokter.

Sementara itu, jika sudah mengonsumsi Ibuprofen atau obat anti-inflamasi nonsteroid lain (NSAID) atas saran dokter, jangan berhenti meminumnya tanpa memeriksanya terlebih dahulu.

Baca: Ibuprofen

Ilustrasi Paracetamol dan Ibuprofen.(hufa.co.id/PetCoach) (hufa.co.id/PetCoach)

Dilansir BuzzFeed News, WHO tidak secara resmi memperingatkan orang-orang untuk tidak menggunakan ibuprofen.

WHO harus mengumpulkan penelitian lebih lanjut terkait ibuprofen dapat memperburuk gejala virus corona atau Covid-19.

Namun, hingga saat ini WHO mengatakan tidak menemukan data klinis yang dipublikasikan bahwa ibuprofen dapat memperburuk gejaka Covid-19.

Penggunaan Ibuprofen

Dikutip dari Alodokter.com, ibuprofen tidak boleh digunakan pada penderita gagal jantung, gangguan fungsi ginjal dan hati.

Ibuprofen dapat menyebabkan gangguan ginjal, terutama pada lansia serta orang yang sudah menderita dehidrasi, penyakit ginjal atau gagal hati.

Selain itu, ibuprofen bisa menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari.

Penggunaan obat ibuprofen juga dapat menyebabkan pusing dan kantuk.

Baca: Benarkah Cuaca Panas dan Sinar Matahari di Indonesia Bisa Cegah Virus Corona? Ini Penjelasan WHO

Baca: Saling Tempel Siku Masih Bahaya, Dirjen WHO Pilih Salaman dengan Cara Ini Demi Hindari Virus Corona

Untuk itu ketika mengonsumsi ibuprofen membutuhkan kewaspadaan tinggi saat melakukan aktivitas.

Bagi pengguna yang menggunakan ibuprofen dan hendak melakukan operasi, maka sebaiknya beri tahu dokter bahwa Anda menggunakan ibuprofen.

Berikut efek sampung yang terjadi saat menggunakan ibuprofen :

- Perut kembung

- Mual dan muntah

- Diare atau sembelit

- Sakit maag

- Demam

- Sakit kepala

- Perubahan mood

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria/Tribunnews/Kompas.com)



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer