Hal itu ia sampaikan dalam video converence, di Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Diberitakan TribunnewsWiki.com dari Kompas.com, Sri Mulyani mengaku, pihaknya siap mendukung berbagai kemungkinan dari segi anggaran, termasuk lockdown.
AKan tetapi, pemerintah tidak memiliki sumber daya manusia yang memadai.
SDM yang dimaksud di sini adalah kaitannya dengan distribusi bahan logistik seandaianya dilakukan lockdown.
Baca: Fakta-fakta Pasien Pertama Pembawa Virus Corona di Wuhan, Terjangkit Sejak November 2019
Baca: Warga Wonogiri Positif Corona Meninggal, Ternyata Satu Mobil dengan Pasien Meninggal di RS Moewardi
"Kita posisinya terus mendukung jangan sampai kekurangan resources. Masalahnya bukan uang tapi SDM untuk logistic delivery, bagaimana menyampaikan kebutuhan pokok mereka supaya bisa mendapatkan kebutuhan pokok. Ini jadi pusat perhatian dari gugus tugas," kata Sri Mulyani dikutip Kompas.com.
Menkeu juga mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan BNPB untuk mempersiapkan berbagai skenario.
"Kalau BNPB memutuskan isolasi, pasti sudah dipikirkan juga bagaimana supporting growth. Bahkan sampai masalah ke desa. Kalau di desa, di mana permukiman cukup padat social distance sulit dilakukan," ujar dia.
Menurutnya, bahkan pemerintah pusat selalu berdiskusi dengan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini.
"Jadi leadership tiap pemda sangat penting untuk minimalkan penularan, penyebaran, dan untuk bisa menciptakan mekanisme respons efektif, apakah self isolation, karantina, atau masuk puskesmas, rumah sakit, itu pilihan-pilihan yang kita lihat," kata dia.
Negara yang Memberlakukan Lockdown
Baca: PP Muhammadiyah Siapkan 20 RS Muhammadiyah dan Aisyiyah yang Siap Tangani Corona, Ini Daftarnya
Baca: Bos Ducati Gigi Dall’Igna Sebut Penundaan MotoGP karena Wabah Corona Untungkan Marc Marquez
Seperti yang diketahui, memang banyak negara yang memberlakukan opsi lockdown untuk mengatasi penyebaran virus corona.
Beberapa negara tersebut antara lain, China, Italia, Filipina, Denmark, Irlandia, Spanyol, Prancis, dan Inggris.
Dilansir Tribunnews.com dari theguardian.com, Jerman menutup sebagian perbatasannya, melarang pendatang dari Prancis, Swiss, dan Austria mulai Senin (16/3/2020).
Sementara Denmark menjadi negara kedua setelah Italia yang memberlakukan lockdown, setelah mengonfirmasi 514 kasus Covid-19 di negaranya.
Mengikuti Italia, Spanyol juga melakukan lockdown selama 15 hari kecuali jika ingin membeli makanan atau obat-obatan, bekerja atau mencari perawatan medis.
Jumlah kematian Spanyol akibat virus Covid-19 meningkat dua kali lipat pada Minggu (15/3/23020), menjadi 288 lebih dari 8.000 orang dilaporkan terinfeksi.
Spanyol menempati urutan terburuk kedua setelah Italia, dimana lebih dari 1.400 orang telah meninggal dan lebih dari 21.000 terinfeksi sakit.
Media Jerman mengatakan tiga perbatasan utama negara itu akan ditutup.
Perlu diketahui, negara-negara tetangga seperti Denmark, Republik Ceko, dan Polandia telah menutup perbatasan mereka untuk wisatawan.