Kelima pejabat tersebut terancam sanksi karena pelesir ke luar negeri di tengah ekskalasi virus corona secara global, nasional, maupun lokal.
Akan tetapi, Herman sungkan menyebut sanksi seperti apa yang akan dijatuhkan pada 5 orang tersebut nantinya.
"Tentunya (sanksi). Sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Herman kepada wartawan di Pendopo Bupati, Rabu (18/3/2020) petang.
Baca: Fakta-fakta Pasien Pertama Pembawa Virus Corona di Wuhan, Terjangkit Sejak November 2019
Herman geram dan menunjukkan kekecewaan mengenai tindakan yang dilakukan dua pejabat teras dan tiga pegawai BUMD Pemkab Cianjur tersebut.
"Harusnya punya kepekaan terhadap situasi dan kondisi sekarang ini. Saya selaku kepala daerah sangat-sangat kecewa," terang dia.
Herman mengaku sudah memaksa pulang kelimanya untuk tiba di Tanah Air lebih cepat.
Sedianya, mereka baru akan pulang pada 23 Maret 2020.
“Saya sudah tegur. Saya minta segera pulang, segera,” ujar Herman.
Tak hanya itu saja, tim medis Dinas Kesehatan setempat telah diutus untuk menjemput mereka di bandara.
Disebutkan, langkah tersebut perlu diambil untuk mengetahui dan memastikan kondisi kesehatan mereka sebelum diperkenankan pulang ke Cianjur.
“Saat nanti tiba di tanah air atau di bandara akan langsung menjalani tes kesehatan. Mengingat, mereka baru saja bepergian dari luar negeri dan dikhawatirkan terpapar Covid-19 selama berlibur di Eropa itu," jelasnya.
“Kita sangat tak ingin, dan harapan kita tentunya jangan sampai mereka pulang bawa 'oleh-oleh' yang kurang baik. Karena itu, wajib diperiksa dulu. Kondisi kesehatan dan keselamatan masyarakat Cianjur kan harus diperhatikan juga,” imbuh Herman.
Baca: Virus Corona Semakin Menyebar, China Nyatakan Siap Bantu Indonesia Lawan Pandemi Covid-19
Sebelumnya diberitakan, lima pejabat di lingkungan PDAM Tirta Mukti Cianjur, Jawa Barat, pergi plesiran ke kawasan Eropa, di tengah merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19.
Informasi yang didapat Kompas.com dari internal BUMD Pemkab Cianjur itu, kelima pejabat dimaksud adalah direktur utama, direktur umum, kepala sub bagian kas, dan kepala bagian produksi bersama seorang staffnya.
Pelaksana harian Dirut PDAM Tirta Mukti Cianjur Syamsul Hadi mengungkapkan, keberangkatan kelima pejabat tersebut pada 10 Maret 2020 untuk urusan pribadi karena sedang mengambil cuti tahunan.
Rencananya, mereka baru akan pulang ke tanah air pada 23 Maret 2020.
Akan tetapi, mereka memutuskan untuk pulang lebih awal.
"Sebenarnya masih dalam koridor yah. Namun, mungkin timing-nya saja yang kurang pas, sedang ramai seperti ini (wabah virus corona), melakukan perjalanan ke luar negeri," ujar Syamsul saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (18/3/2020).
Kasus virus corona yang telah menjadi pandemi global memang membuat banyak orang panik karena penyebarannya yang sangat cepat.
Data dari situs resmi Badan Kesehatan Dunia WHO menyebut sudah ada 184.976 kasus Covid-19 di seluruh dunia.
Virus yang berasal dari China ini bahkan telah menjangkiti 159 negara dan juga telah menewaskan 7.529 orang.
Penyebaran virus yang begitu cepat ini bukan tanpa sebab.
Sebuah studi baru mengungkap bahwa 86% orang yang terinfeksi corona masih berkeliaran tanpa terdeteksi ataupun menunjukkan gejala.
Baca: WHO Imbau Hindari Konsumsi Ibuprofen untuk Gejala Covid-19, Dapat Memperburuk Efek Virus Corona
Enam dari tujuh kasus atau sekitar 86% kasus tidak dilaporkan di Cina, sebelum pembatasan bepergian diterapkan di sana.
Ini mendorong penyebaran virus yang cepat dan luas, menurut sebuah studi, yang ditulis dalam jurnal Science, Senin (16/3/2020).
"Ini adalah infeksi tak bisa dibuktikan, yang mendorong penyebaran wabah," kata satu penulisnya Jeffrey Shaman dari Columbia University Mailman School, dikutip NYPost dari GeekWire.
Para peneliti menggunakan pemodelan komputer untuk melacak infeksi sebelum dan sesudah larangan bepergian di kota Wuhan, Cina.
Dari temuan tersebut menunjukkan bahwa infeksi tidak teridentifikasi dan bahkan tanpa gejala ringan.
Ini dikenal sebagai kasus "tersembunyi" jumlahnya dua pertiga dari kasus pasien corona yang dilaporkan.
"Sebagian besar infeksi ini ringan, dengan sedikit gejala," kata Shaman.
“Orang mungkin tidak mengenalinya (sebagai Covid-19). Atau mereka mengira itu hanya flu pilek. ”
Baca: Dokter Umur 80, Handoko Gunawan Kini Masuk ICU, Sempat Viral karena Tangani Pasien Positif Corona
Namun kasus 'tersembunyi' ini kemudian dapat menularkan virus ke orang lain dan dapat menyebabkan gejala parah pada orang lain, menurut para peneliti.
"Ini akan terus menghadirkan tantangan besar bagi penanganan wabah ini ke depan," kata Shaman.
Ia menggarisbawahi pentingnya pembatasan pergerakan orang di daerah-daerah yang dilanda pandemi.