Tambah 55, Kasus Corona di Indonesia Jadi 227, 11 Sembuh dan 19 Meninggal, Ini Sebaran Wilayahnya

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jumlah kasus positif virus corona di Indonesia bertambah. 

Sebelumnya pada Selasa (17/3/2020), kasus positif corona di Indonesia mencapai 172 kasus.

Pada Rabu (18/3/2020) kasus tersebut bertambah 55 kasus menjadi 227 kasus.

Informasi tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan wabah COVID-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Rabu (18/3/2020) sore.

Setelah menjelaskan kasus positif, Yuri juga mengungkap wilayah sebaran kasus positif corona tersebut.

Baca: Panik dan Tak Tenang Hadapi Corona? Hati-hati Pengaruhi Imunitas Tubuh, Ini Penjelasan Dokter

Baca: Wabah Virus Corona, Facebook Berikan Bonus Rp 15 Juta untuk Semua Karyawannya di Dunia

Berikut adalah sebaran kasus positif corona di Indoensia:

  • Provinsi Banten 4 kasus
  • DIY 1 kasus
  • DKI Jakarta 30 kasus
  • Jawa Barat 12 kasus
  • Jawa Tengah 2 Kasus
  • Sumatera Utara 1 kasus
  • Bandar Lampung 1 kasus
  • Riau 1 kasus
  • Kalimantan Timur 1 kasus
  • Lapor mandiri 2 kasus

*Lapor mandiri adalah pasien yang melaporkan secara mandiri bukan dari tracking pemerintah.

Pasien yang dinyatakan sembuh dari virus corona beri keterangan dalam jumpa pers, Senin (16/3/2020). (YouTube KompasTV)

Yuri juga menjelaskan tentang kasus virus corona yang sembuh.

Total pasien yang sembuh adalah 11, dengan wilayah sebaran Banten 1, DKI Jakarta 8 dan Jawa Barat 1.

Selain itu, kasus meninggal dunia juga bertambah menjadi 19 kasus.

Hal tersebut karena ternyata rumah sakit melaporkan kasus kematian terakhir pada 12 Maret 2020.

Setelah dilakukan ricek dan koordinasi dengan seluruh rumah sakit di Indonesia ditemukan total 19 kasus yang meninggal.

Berikut adalah sebaran wilayahnya:

  • Bali 1
  • Banten 1
  • DKI Jakarta 12
  • Jawa Barat 1 Meninggal
  • Jawa Tengah 2
  • Jawa Timur 1
  • Sumatera Utara 1

Baca: Dokter Umur 80, Handoko Gunawan Kini Masuk ICU, Sempat Viral karena Tangani Pasien Positif Corona

Baca: Jika Rumah Sakit Tak Cukup Tampung Pasien Corona, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah untuk Isolasi

Jika Rumah Sakit Tak Cukup Tampung Pasien Corona, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah

Jika nantinya rumah sakit tak cukup menampung pasien virus corona, apa yang akan dilakukan oleh pemerintah?

Achmad Yurianto yang merupakan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona memberikan penjelasan soal rencana perubahan mekanisme isolasi pasien Covid-19.

Jika nantinya pasien virus corona membludak maka para pasien akan dirawat dalam satu bangsal.

"Dirawat dalam satu bangsal. Artinya dalam satu bangsal itu isinya beberapa orang tapi positif (Covid-19) semua.

Jangan dimaknai bahwa itu ruang isolasi hanya satu ruangan yang biasa dilihat, tidak seperti itu," ujar Yuri saat dihubungi Kompas.com Selasa (17/3).

Rencana tersebut akan diterapkan saat rumah sakit (RS) sudah tidak cukup tempat lagi untuk merawat

Dia menegaskan, rencana ini akan diterapkan jika rumah sakit (RS) sudah tidak punya cukup tempat lagi untuk merawat pasien Covid-19.

"Kalau sudah RS tak cukup, itu yang dipakai," katanya.

Saat dikonfirmasi lebih lanjut apakah perawatan dalam satu bangsal ini akan dilakukan di RS rujukan, Yuri mengatakan bisa di RS mana saja.

"Pakai RS mana saja yang bisa dipakai. Wong Pertamina Jaya itu sudah berikan seluruh RS nya untuk perawatan Covid-19, " tambahnya.

Sebelumnya, pemerintah berencana mengubah mekanisme isolasi bagi pasien positif Covid-19.

Hal itu disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto di sela-sela konferensi pers perkembangan penanganan virus corona pada Senin (16/3).

Menurut Yuri, ke depannya pasien penderita Covid-19 rencananya tidak lagi diisolasi secara individu.

"Kita akan membuat satu ruangan di mana semua orang ada di sana tapi kita yakin semua itu positif Covid-19," ujar Yuri.

Hal ini, kata dia, merujuk pengalaman penanganan pasien Covid-19 di China yang menggunakan satu ruang besar untuk mengisolasi pasien yang positif.

"Kalau kita lihat dari sekuel informasi di China itu, gymnastic hall diisi banyak pasien yang positif (Covid-19) semua berada di situ, " lanjut Yuri.

Yurianto menjelaskan alasan mengapa rencana ini akan diberlakukan pemerintah.

Pemerintah menilai, secara umum para pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19 berada dalam kondisi baik.

Hal ini dilihat dari gejala klinis yang mana tidak semua membutuhkan penanganan medis secara spesifik.

Misalnya saja, kata Yuri, tidak semua pasien memerlukan infus atau alat bantu pernafasan.

"Misalnya ada yang memerlukan tapi itu hanya digunakan sebentar saja. Bahkan sebagian besar tidak membutuhkan alat bantu spesifik. Ini yang kemudian kita lihat sebenarnya mereka masuk dalam kondisi yang baik, " jelasnya.

Meski begitu, Yuri menegaskan isolasi secara massal ini akan dikecualikan untuk pasien Covid-19 yang memerlukan penanganan khusus atau yang memiliki sejumlah penyakit penyerta (comorbid).

"Kita sudah katakan bahwa isolasi ini tak akan dilakukan dengan terminologi lama di mana satu orang satu tempat. Kecuali atas permintaan atau ada pasien kondisi fisiknya seperti itu," tegas Yuri.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Al Farid)



Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer