‘Perlombaan Global’ Ciptakan Vaksin Corona: China Kembangkan 9 Vaksin, AS Siap Uji Coba

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sejumlah negara terus berlomba untuk mengembangkan vaksin virus corona (Covid-19).

Amerika Serikat telah siap memulai uji klinis.

Sementara China juga tengah melakukan upaya serupa.

Pada Selasa (17/3/2020), produsen vaksin CanSino Biologics, di Tianjin di timur laut Cina, mengatakan mereka sedang mencari sukarelawan untuk mengambil bagian dalam uji coba klinis enam bulan dari perawatan yang telah dikembangkan bersama dengan Academy of Military Medial Sciences.

"Vaksin tidak mengandung zat-zat infeksius, sangat aman, dan stabil, serta hanya membutuhkan satu inokulasi," kata Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Hubei (CDC).

Dilansir oleh South China Morning Post (SCMP), pengumuman tersebut datang sehari setelah peserta pertama memulai fase I percobaan untuk vaksin eksperimental yang didanai Institut Kesehatan Nasional AS dan dikembangkan oleh startup biotek Moderna.

Vaksin tersebut menggunakan teknologi messenger ribonucleic acid (mRNA) yang menyalin kode genetik virus dan bukan virus sebenarnya.

Hingga saat ini, belum ada vaksin mRNA yang dicoba pada manusia.

Baca: WHO Imbau Hindari Konsumsi Ibuprofen untuk Gejala Covid-19, Dapat Memperburuk Efek Virus Corona

Baca: WHO Nyatakan Virus Corona sebagai Pandemi, Pejabat Kesehatan Hong Kong: Itu Tidak Mengubah Apapun

Kandidat vaksin mRNA China sendiri yang dikembangkan bersama oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Universitas Tongji dan Stermina di Shanghai, sedang menjalani uji coba hewan dan diperkirakan akan memasuki tahap klinis pada pertengahan April.

Vaksin yang dikembangkan oleh CanSino dan Academy of Military Medical Sciences ini adalah yang terdepan dari 9 vaksin yang tengah dikembangkan oleh “Negeri Tirai Bambu” tersebut.

Semua sedang dalam proses menyelesaikan studi uji praklinis dan akan memasuki uji klinis pada bulan April.

Kemudian beberapa diantaranya diharapkan untuk maju lebih cepat daripada yang lain.

"Penelitian dan pengembangan vaksin Cina untuk virus korona, secara umum, adalah yang paling maju di dunia," kata Wang Junzhi, seorang ahli dan akademisi di Chinese Academy of Sciences pada konferensi pers di Beijing, Selasa.

"Kami tidak akan lebih lambat dari negara lain," lanjutnya.

Harapan pun muncul dengan upaya pengembangan vaksin ini, terutama bagi kelompok rentan seperti orang tua dalam menghadapi epidemi yang belum ditemukan obatnya ini.

Para ilmuwan di seluruh dunia sedang melakukan percobaan, dan AS dilaporkan telah mencoba membeli pengembang vaksin Jerman sehingga hanya akan memasok ke AS.

Pemerintah Jerman dilaporkan menawarkan insentif keuangannya sendiri untuk perusahaan biofarmasi yang bersangkutan, CureVac, tinggal di negara ini.

“Vaksin adalah sarana medis paling efektif untuk pencegahan dan pengendalian epidemi karena dapat secara efektif menghentikan penyebaran virus,” kata Lei Chaozi, direktur sains dan teknologi di Kementerian Pendidikan China.

"Vaksin juga memainkan peran penting dalam menstabilkan ekonomi dan memungkinkan negara untuk kembali normal ketika pekerjaan dan produksi berlanjut,” lanjutnya.

Baca: Ilmuan Akhirnya Ungkap Alasan Pengembangan Vaksin Virus Corona Sangat Lambat, WHO: Perlu 18 Bulan

Baca: Inang Perantara Virus Corona Belum Dapat Ditentukan, WHO Ingatkan Wabah Bisa Hidup Kembali

Presiden Xi Jinping menyerukan pengembangan vaksin coronavirus dan obat-obatan yang lebih cepat ketika dia memeriksa Akademi Ilmu Kedokteran Militer dua minggu lalu.

Sekitar 1.000 ilmuwan Cina telah berupaya mendorong vaksin, dengan 9 vaksin dikembangkan melalui lima pendekatan berbeda, termasuk vaksin tidak aktif, vaksin berbasis vektor virus, dan vaksin gen.

Halaman
12


Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer