Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tana Toraja terbagi menjadi dua kabupaten, yakni Tana Toraja (bagian selatan) dengan pusat di Makale dan Tana Toraja dengan pusat di Rantepao.
Objek wisata Lemo dan Londa berlokasi di daerah Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Toraja identik keunikan budayanya dalam hal menghormati kematian seseorang, baik dalam bentuk upacara adat ataupun penguburannya.
Dalam perihal kuburan, disana ada beberapa tipe penguburan seseorang.
Ada kuburan gantung, goa, pahat, tanah hingga patane (suatu ruangan yang dibuat seperti rumah untuk menaruh peti mayat).
Dari banyaknya keunikan cara penguburan tersebut, ga heran kalo kuburan pun disini bisa dijadikan destinasi wisata.
Tana Toraja mempunyai objek wisata yang menjadi tradisi dan kebudayaan yaitu Goa Londa.
Situs pemakaman goa Londa berlokasi di perbatasan antara daerah Makale dan Rantepao.
Pemandangan yang tidak lazim menjadi alasan utama kenapa wisata kubur batu di Tana Toraja ini harus masuk dalam itinerary kamu dalam kunjungan ke Sulawesi Selatan. (1)
Baca: Air Terjun Tama’lulua
Baca: Air Terjun Coban Talun
Lemo
Nama Lemo telah menjadi daya tarik budaya dan destinasi wisata pemakaman di Toraja.
Di sini terdapat sebuah kubur batu yang telah menjadi pemandanganistimewa sekaligus mengagumkan.
Terletak di Desa Lemo, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, destinasi wisata Lemo adalah kuburan yang dibentuk langsung pada dinding bukit .
Pada awalnya ternyata khusus hanya bagi bangsawan Toraja.
Kabarnya terdapat lebih dari 70 lubang batu kuno yang berada pada dinding bukit dan di dalamnya disimpan patung kayu (tao-tao/tau-tau) sebagai representasi dari mereka yang telah meninggal.
Tidak semua orang Toraja dapat dibuatkan tau-tau hanya kalangan bangsawan saja yang berhak dibuatkan tau-tau dan itu pun setelah memenuhi persyaratan adat.
Hal yang menarik adalah makam Batu Lemo ini terdapat serambi tau-tau pada dinding batu terjal menghadap langsung ke alam terbuka.
Tau-tau di makam Batu Lemo Tana Toraja ini dianggap dapat mewadahi roh dari si mati dan biasanya terbuat dari kayu atau bambu.
Secara periodik pakaiannya dapat diganti melalui upacara yang disebut Ma’nene (menghormat kepada orang tua).
Kata Lemo sendiri berarti jeruk, jeruk yang dimaksud ini ditujukan kepada gua batu terbesarnya yang berbentuk bundar menyerupai buah jeruk seakan membentuk pori-pori buah jeruk.
Berdasarkan informasi masyarakat setempat, kuburan tertua di tempat ini adalah seorang tetua adat bernama Songgi Patalo.
Sementara itu, akses ke kawasan makam Batu Lemo Tana Toraja tidaklah terlalu sulit karena sangat dekat dari Makale, ibukota Rantepao, Toraja. (2)
Londa
Area pemakaman Londa terletak di Desa Sendan Uai, Kecamatan Sanggalangi, Sulawesi Selatan.
Lokasi ini menjadi salah satu kawasan wisata pemakaman yang ada di Toraja, lokasi ini berjarak 7 kilometer di sebelah selatan kota Makale, ibukota kabupaten Tana Toraja.
Nama Londa telah menjadi sangat populer.
Mungkin alasan kepopuleran Londa terletak pada fakta bahwa di dalam gua ini terdapat ratusan tengkorak dan ribuan tulang belulang yang sebagian sudah berumur ratusan tahun dan wisatawan yang datang bisa melihatnya secara langsung dan dari jarak yang sangat dekat.
Terdapat juga peti-peti mati yang masih baru.
Namun, udara di dalam gua tetap terasa sejuk dan tidak berbau apapun.
Hampir sama dengan Lemo, Londa adalah kuburan yang ditempatkan pada sisi batu karang terjal.
Satu sisi dari kuburan tersebut terletak di ketinggian dari bukit mempunyai gua yang dalam dimana peti-peti mayat atau erong diatur dan dikelompokkan berdasarkan garis keluarganya sedemikian rupa.
Sementara di sisi lainnya, ada puluhan tau-tau berjejer di depan liang kubur.
Saat berada di depan gua, akan terlihat bahwa Londa memiliki dua gua yang dapat dimasuki oleh pengunjung.
Menurut guide setempat jika dua gua ini sebenarnya saling berhubungan, tetapi pengunjung harus setengah merayap untuk berpindah dari 1 gua ke gua lainnya, atau untuk lebih mudahnya 2 gua ini bisa dimasuki bergantian.
Berdasarkan data yang ada panjang dari gua Londa ini mencapai sekitar 1.000 meter.
Salah satu alasan yang membuat nama Londa cepat sekali populer di kalangan wisatawan dunia, ialah ada berbagai keunikan yang dapat ditemukan di Londa.
Selain gua yang sejuk dengan tulang belulang serta peti mayat yang tersimpan di dalamnya, ada satu kisah yang mirip dengan cinta terlarang Romeo dan Juliete.
Dikisahkan oleh guide yang mengantar, ada sepasang kekasih yang dilarang berhubungan cinta karena masih memiliki hubungan saudara dekat.
Selanjutnya karena merasa tidak mendapatkan restu yang dibutuhkan untuk bersama, keduanya bunuh diri.
Kisah bunuh diri mereka pun ternyata ada dua versi.
Versi pertama mengatakan mereka terjun dari tebing, tapi adapula yang mengatakan mereka menggantung diri.
Di gua Londa ini tulang belulang sepasang kekasih ini diletakkan berdekatan dan sangat menarik perhatian pengunjung untuk sekedar berfoto dan melihatnya dari dekat. (2)
Cara Menuju ke Toraja
Cara pertama yaitu dengan memanfaatkan rental mobil.
Dari Makassar, bisa ambil jalur Pare-pare, Jalan Poros Enrekang – Toraja sehingga dapat bonus pagi hari dapat melihat pemandangan jalanan yang indah.
Di Jalan Poros Enrekang – Toraja, bisa berhenti di Rumah Makan Jemz di Kotu, Enrekang.
Jalan ke sana biasanya relatif sudah beraspal.
Hanya saja di Jalan Poros Enrekang – Toraja lumayan belok-belok karena melewati perbukitan, tapi jalanannya juga tetap beraspal.
Bisa juga naik bis cukup nyaman seharga Rp130.000 hingga Rp150.000.
Sebenarnya ada juga pesawat dari Makassar ke Toraja yang bandaranya namanya Pongtiku.
Hanya saja jarang ada jadwal terbang karena aksesnya yang lumayan sulit. (3)