Jika Rumah Sakit Tak Cukup Tampung Pasien Corona, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah untuk Isolasi

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jika nantinya rumah sakit tak cukup menampung pasien virus corona, apa yang akan dilakukan oleh pemerintah?

Achmad Yurianto yang merupakan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona memberikan penjelasan soal rencana perubahan mekanisme isolasi pasien Covid-19.

Jika nantinya pasien virus corona membludak maka para pasien akan dirawat dalam satu bangsal.

"Dirawat dalam satu bangsal. Artinya dalam satu bangsal itu isinya beberapa orang tapi positif (Covid-19) semua.

Jangan dimaknai bahwa itu ruang isolasi hanya satu ruangan yang biasa dilihat, tidak seperti itu," ujar Yuri saat dihubungi Kompas.com Selasa (17/3).

Baca: WHO Imbau Hindari Konsumsi Ibuprofen untuk Gejala Covid-19, Dapat Memperburuk Efek Virus Corona

Baca: FAKTA Rumah Sakit Rujukan Pasien Virus Corona: Ruang Isolasi Ukuran 3x4 meter Berisi 6 orang, Layak?

Rencana tersebut akan diterapkan saat rumah sakit (RS) sudah tidak cukup tempat lagi untuk merawat

Dia menegaskan, rencana ini akan diterapkan jika rumah sakit (RS) sudah tidak punya cukup tempat lagi untuk merawat pasien Covid-19.

"Kalau sudah RS tak cukup, itu yang dipakai," katanya.

Saat dikonfirmasi lebih lanjut apakah perawatan dalam satu bangsal ini akan dilakukan di RS rujukan, Yuri mengatakan bisa di RS mana saja.

"Pakai RS mana saja yang bisa dipakai. Wong Pertamina Jaya itu sudah berikan seluruh RS nya untuk perawatan Covid-19, " tambahnya.

Pejabat di provinsi Hubei melakukan penyelidikan setelah seorang remaja meninggal ketika dia ditinggalkan di rumah sementara orang tuanya diisolasi karena dicurigai telah menangkap virus corona Wuhan. (Weixin/South China Morning Post)

Sebelumnya, pemerintah berencana mengubah mekanisme isolasi bagi pasien positif Covid-19.

Hal itu disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto di sela-sela konferensi pers perkembangan penanganan virus corona pada Senin (16/3).

Menurut Yuri, ke depannya pasien penderita Covid-19 rencananya tidak lagi diisolasi secara individu.

"Kita akan membuat satu ruangan di mana semua orang ada di sana tapi kita yakin semua itu positif Covid-19," ujar Yuri.

Hal ini, kata dia, merujuk pengalaman penanganan pasien Covid-19 di China yang menggunakan satu ruang besar untuk mengisolasi pasien yang positif.

"Kalau kita lihat dari sekuel informasi di China itu, gymnastic hall diisi banyak pasien yang positif (Covid-19) semua berada di situ, " lanjut Yuri.

Baca: Pasien Corona Meningkat, Wishnutama Imbau Masyarakat Tetap di Rumah demi Cegah Penyebaran Covid-19

Baca: Deretan Artis Indonesia Donasi untuk Tangani Virus Corona, Nikita Mirzani hingga Rachel Vennya

Yurianto menjelaskan alasan mengapa rencana ini akan diberlakukan pemerintah.

Pemerintah menilai, secara umum para pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19 berada dalam kondisi baik.

Hal ini dilihat dari gejala klinis yang mana tidak semua membutuhkan penanganan medis secara spesifik.

Misalnya saja, kata Yuri, tidak semua pasien memerlukan infus atau alat bantu pernafasan.

"Misalnya ada yang memerlukan tapi itu hanya digunakan sebentar saja. Bahkan sebagian besar tidak membutuhkan alat bantu spesifik. Ini yang kemudian kita lihat sebenarnya mereka masuk dalam kondisi yang baik, " jelasnya.

Pasien virus corona (SCMP/Xinhua)

Meski begitu, Yuri menegaskan isolasi secara massal ini akan dikecualikan untuk pasien Covid-19 yang memerlukan penanganan khusus atau yang memiliki sejumlah penyakit penyerta (comorbid).

"Kita sudah katakan bahwa isolasi ini tak akan dilakukan dengan terminologi lama di mana satu orang satu tempat. Kecuali atas permintaan atau ada pasien kondisi fisiknya seperti itu," tegas Yuri.

Baca: Benarkah Cuaca Panas dan Sinar Matahari di Indonesia Bisa Cegah Virus Corona? Ini Penjelasan WHO

Baca: Gara-gara Virus Corona, Harta Kekayaan Bos Djarum Budi Hartono Lenyap Rp 71,3 Triliun

(Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Al Farid)



Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer