Dokter Kesulitan Baca Ekspresi Wajah Siswi SMP Pembunuh Bocah 6 Tahun, Pelaku Diminta Lakukan Ini

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala tim dokter jiwa forensik RS Polri Kramat Jati Henny Riana saat memberi keterangan, Senin (9/3/2020).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tes kejiwaan yang dijalani NF, siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahun di Jakarta Pusat masih terus berlanjut.

NF menjalani pemeriksaan kesehatan jiwa dan mental di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur sejak Senin (9/3/2020).

Hingga saat ini kondisi kejiwaan NF belum kunjung temui titik terang.

Pemeriksaan terhadap NF ditangani oleh tim tim dokter kejiwaan dan psikolog yang berjumlah sekitar 10 orang.

Selain pemeriksaan dengan teknik wawancara, NF juga menjalani pemeriksaan berupa visum et repertum psikiatrikum alias visum kejiwaan.

Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Menurut tim kepala tim dokter kejiwaan RS Polri Henny Riana, NF cukup kooperatif selama pemeriksaan berlangsung.

Meski demikian, tim dokter tidak terlalu mencecar pertanyaan bertubi-tubi pada NF.

"Awal ini tentu tidak semua kami tanyakan langsung. Pertanyaan secara bertubi-tubi buat orang tidak nyaman, sekarang sih kooperatif," terang Henny.

Henny melanjutkan, siswi SMP berinisial NF itu akan menjalani pemeriksaan selama 14 hari ke depan.

Fakta Siswi SMP Bunuh Anak 6 Tahun: Taruh Mayat Korban di Lemari hingga Gambar Misterius di Buku Catatan (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI)

Selama sekitar empat hari diperiksa di RS Polri Kramat Jati, tim dokter yang memeriksa NF belum bisa menyimpulkan kondisi ke jiwaan siswi SMP tersebut.

Henny menerangkan, hingga saat ini proses pemeriksaan kejiwaan NF masih berlangsung.

"Ini hari keempat jadi masih mengumpulkan data-data yang ada. Kami mengumpulkan data-data dalam empat hari dengan seorang remaja itu butuh waktu dan kami tak bisa bertanya sepanjang hari dan harus menjaga agar dia nyaman," ujar Henny Riana ditemui pada Kamis (12/3/2020).

Baca: Grafolog Ungkap Tulisan Tangan Siswi SMP Pembunuh Bocah: Berubah Ekstrem, Ada Sudut Tajam Tak Lazim

Menurut Henny, pihaknya kesulitan menilai kejiwaan NF dari ekspresi wajah yang ditunjukkan NF selama proses pemeriksaan.

Untuk itu, tim dokter menggunakan metode lain, yakni memerintahkan NF untuk menggambar.

"Untuk media gambar kami juga melakukan pemeriksaan dengan menggambar. Kami berikan pensil yang bagus agar gambarnya semakin bagus. Ini bagian dari evaluasi peniliaian karena kan kalau dari ekspresi kadang-kadang susah jadi dengan menggambar, bisa melihat oh ya dalam gambar saya itu begini," imbuh Henny.

Nantinya, NF akan diminta untuk menceritakan kembali perihal objek yang dia gambar.

"Itu nanti akan diceritakan kembali. Dan itu mendapat data-data psikologi dari gambar dan tulisan itu," beber Henny.

Siswi SMP pelaku pembunuhan bocah 6 tahun jalani tes kejiwaan (Tribun Jakarta)

Kemungkinan sembuh

Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan NF dapat sembuh bila mendapat penanganan medis.

"Bisa sembuh, harus didampingi (penanganan medis) terus. Semua orang sakit kan bisa sembuh, kecuali dia enggak mau sembuh," kata Hastry di RS Polri Kramat Jati, Kamis (12/3/2020), dilansir TribunJakarta.com.

Hal ini juga berlaku dalam konteks kasus pembunuhan, pembunuh berantai sekali pun dapat sembuh dan sudah terbukti dalam sejumlah kasus.

"Banyak contoh kasusnya (pelaku pembunuhan sembuh), orang yang sudah dipulangkan dari RS Jiwa kan karena dianggap sudah sembuh," ujarnya.

Kesembuhan pelaku dari gangguan jiwa yang diidapnya jadi pembeda ilmu psikiatri jiwa forensik dengan Kriminologi.

Meski sama-sama dilibatkan penyidik mengungkap kasus, Kriminologi tak berkutat pada ranah kesembuhan pelaku kriminal.

"Kalau psikiatri forensik dia ngasih obat, karena dia dokter. Ketika sudah tahu gangguan jiwa dikasih obat," tuturnya.

Baca: Jalani Tes Kejiwaan, Peluang Sembuh Siswi SMP Pelaku Pembunuhan Bocah 6 Tahun Diungkap Tim Forensik

Baca: Dokter Teliti Bagian Otak Siswi SMP Tersangka Pembunuh Bocah 6 Tahun: Dasarnya Tidak Punya Empati

(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi, TribunnewsBogor.com)



Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer