Jokowi Belum Ingin Terapkan Lockdown terkait Covid-19, Tagar #LockdownIndonesia Jadi Trending

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi. 2 Orang Warga Depok Positif Terinfeksi Virus Corona, Jokowi: Kita Tidak Perlu Terlalu Ketakutan

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sejumlah negara telah mengambil kebijakan melakukan isolasi atau lockdown sebagai pencegahan penyebaran virus corona atau covid-19.

Namun, Presiden Joko Widodo belum ingin menerapkan lockdown untuk Indonesia.

"Belum berpikir ke arah sana (lockdown)," kata Jokowi di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (13/3/2020) dikutip dari Tribunnews.com.

Sementara itu, tagar #LockdownIndonesia menjadi trending topik di Twitter, Sabtu (14/3/2020) siang.

Warganet menyerukan tagar #LockdownIndonesia dan meminta pemerintah untuk adanya transparansi dalam penanganan virus corona.

"Please bgt ya untuk indonesia udah dapet surat teguran dari who untuk menjadikan indonesia darurat covid-19 dan harus ada transparansi dalam penanganannya. udahlah berhenti terima2 turis asing, indonesia emg harus dilockdown dulu #LockDownIndonesia," tulis akun @3TERNALCHILD.

Menurut Presiden Jokowi, pemerintah saat ini telah melakukan upaya maksimal dalam mengantisipasi penyebaran virus corona.

Alat pemindai suhu dipasang di pintu masuk Indonesia, serta lebih dari seratus rumah sakit disiapkan sebagai rujukan penanganan corona.

"Sejak awal task force sudah ada. Saya komandani sendiri. BNPB mengkoordinatori mengenai tim reaksi cepat sehingga saya beri contoh saat evakuasi di Wuhan hanya dalam 2 hari kita putuskan dan langsung bisa disiapkan tempatnya oleh TNI di Natuna, oleh BNPB saya kira kecepatan itu yang ingin saya sampaikan," katanya.

Baca: Jawaban Pihak Istana Soal Surat dari WHO untuk Jokowi Terkait Penanganan Virus Corona di Indonesia

Baca: Wali Kota Solo Tetapkan KLB Corona, Sekolah Diliburkan 14 Hari hingga Tak Ada Car Free Day

Presiden juga memberikan apresiasi kepada kepala daerah yang terus memberikan edukasi kepada masyarakat dalam mengantisipasi penyebaran virus Corona.

Kerjasama antar instansi dan lembaga sangat penting dalam menangani virus corona yang sudah dinyatakan pandemi tersebut.

"Saya ingin memberikan apresiasi terhadap daerah-daerah yang mampu memberikan penjelasan yang baik edukasi ke masyarakat seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat," ujar Jokowi.

Presiden Joko Widodo konferensi pers perihal penanganan virus Corona di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (13/3/2020)(KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO) (Kompas.com)

Sementara itu, Wakil Presiden Maruf Amin juga mengungkapkan hal yang sama.

"Saya kira belum ke sana (opsi lockdown) kita. Pemerintah belum menganggap perlu," kata Maruf Amin di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020), seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Wakil Presiden Maruf Amin mengaku tak ingin mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan kepanikan di masyarakat.

"Nanti dampaknya macam-macam. Artinya kita tak ingin membuat sesuatu yang menimbulkan kepanikan, tapi penanganannya intensif," katanya

Menurutnya, saat ini fokus penanganan virus corona atau Covid-19 adalah pemeriksaan bagi siapun orang yang merasakan gejalanya.

"Kita terus anjurkan supaya mereka memeriksakan diri jima merasakan ada gejala. Oemerintah menyediakan fasilitasnya di berbagai daerah yang sesuai dengan standar WHO. Kita anjurkan ke Pemda supaya orang yang merasa ada gejala segera periksa ke rumah sakit," katanya.

Alasan Tak Lakukan Lockdown

Menurut Pemerintah, kebijakan lockdown justru akan meningkatkan peluang penyebaran virus corona.

Hal tersebut diungkapkan oleh Achmad Yurianto selaku juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona.

Baca: Denmark & Irlandia Lakukan Lockdown, Berikut Negara yang Menutup Wilayahnya Guna Cegah Virus Corona

Baca: Daftar Kecamatan di DKI Jakarta yang Positif Terpapar Virus Corona, Anies: Hampir Semua Kecamatan

"Kalau di-lockdown, malah kita tidak bisa berbuat apa-apa. Konsekuensinya, kasus (Covid-19) di wilayah itu bisa jadi naik dengan cepat," ujar Yuri, dikutip dari Kompas.com.

Yuri mencontohkan lockdown pada kapal pesiar Diamond Princess.

Kapal itu merupakan salah satu lokasi awal penemuan virus corona dalam jumlah besar di luar China.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).KOMPAS.com/Dian Erika (KOMPAS.com/Dian Erika)

Rupanya, cara lockdown dinilai kurang ampuh dalam mencegah penularan virus corona di antara manusia di dalam kapal.

"Begitu di-lockdown (karantina di dalam kapal), (jumlah positif Covid-19) naik angkanya. Ya karena orang tidak ke mana-mana, di situ," lanjut Yuri.

Yuri pun memastikan bahwa Indonsia tidak akan mengambil kebijakan lockdown wilayah yang ditemukan kasus Covid-19.

"Lockdown itu supaya tidak ada pergerakan orang sakit keluar atau orang sakit masuk ke dalam. Kita tidak akan memakai opsi lockdown," lanjut dia.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah negara melakukan tindakan lockdownuntuk menghentikan laju wabah virus corona.

Negara yang melakukan lockdown di antaranya Italia, Denmark, Filipina, dan Irlandia.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria) (Tribunnews/Kompas.com)



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer