Keputusan ini berlaku selama dua pekan ke depan, terhitung sejak Senin (16/3/2020).
Anies Baswedan meminta guru dan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar melalui metode jarak jauh (online) atau di rumah.
Kebijakan itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona ( Covid-19) di Jakarta.
“Langkah ini diambil untuk menyelamatkan seluruh warga DKI Jakarta,” kata Anies dalam konferensi persnya di Jakarta pada Sabtu (14/3/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca: Daftar Kecamatan di DKI Jakarta yang Positif Terpapar Virus Corona, Anies: Hampir Semua Kecamatan
Anies juga menambahkan bahwa Dinas Pendidikan DKI Jakarta sudah berkoordinasi dengan seluruh sekolah agar keputusan ini bisa segera direalisasikan pada Senin nanti.
Selain sekolah, Anies meminta, lembaga pendidikan non-formal untuk menunda kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan.
Anies mengimbau, lembaga pendidikan non-formal untuk melakukan kegiatan belajar lewat jarak jauh atau secara online.
Hingga Sabtu (14/3/2020), ada 69 kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Dua orang di antaranya merupakan balita.
Empat orang pasien positif covid-19 telah meninggal dunia.
Sementara lima pasien dinyatakan sembuh.
Baca: Tak Seperti China atau Italia, Inilah Mengapa Indonesia Tak Lockdown Wilayah yang Ditemukan Corona
Rektor Universitas Indonesia (UI), Ari Kuncoro mengambil sejumlah langkah penting untuk mengantisipasi penularan virus Corona di UI.
Langkah yang paling disorot ialah mengubah kuliah tatap muka jadi pembelajaran jarak jauh mulai 18 Maret 2020 hingga akhir semester genap tahun ajaran 2019/2020.
Selain itu, Ari turut meneken beberapa langkah kewaspadaan guna pencegahan penyebaran infeksi Covid-19.
Sivitas akademika diminta untuk menjauhi lokasi-lokasi yang potensial terjadi penularan virus corona.
Khusus perjalanan mancanegara, secara eksplisit dilarang.
Hal itu tertuang dalam edaran Nomor: SE-703/UN2.R/OTL.09/2020 Tentang Kewaspadaan dan Pencegahan Penyebaran Infeksi Covid-19 di Lingkungan Universitas Indonesia yang diteken Ari pada Jumat (13/3/2020).
“Pimpinan UI melarang semua dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan UI untuk melakukan perjalanan ke luar negeri, termasuk bagi mahasiswa Kelas Khusus Internasional,” tulis Ari, sembari meminta para petinggi fakultas dan program studi mencari solusi dengan kampus mitra di mancanegara termasuk soal konsekuensinya.
Kemudian, sivitas akademika UI juga dianjurkan agar tidak melakukan perjalanan domestik yang tidak penting.
Begitu pun soal penyelenggaraan kegiatan yang berpotensi terjadi kerumunan yang sulit mengantisipasi penularan Covid-19, Ari minta agar dibatalkan atau ditunda.
Baca: Update Virus Corona - 14 Maret 2020: Total 71.998 Pasien Sembuh, 5399 Meninggal dari 141.477 Kasus
Keramaian yang tidak dapat ditunda seperti ujian seleksi masuk UI atau pengangkatan sumpah, “harus dihelat dengan tindakan kewaspadaan dan pencegahan penularan infeksi Covid-19 sebaik mungkin”.
“Selama masa pandemi infeksi Covid-19, pimpinan UI sangat menganjurkan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan UI tidak datang ke Kampus UI apabila mengalami sakit atau kondisi badan sedang tidak bugar,” jelas Ari.
“Pimpinan UI akan melakukan diskresi terhadap Peraturan Kepegawaian mengenai kehadiran kerja dan peraturan akademik mengenai kehadiran kuliah,” tambah dia dalam edaran yang sama.
Ia juga meminta agar sivitas akademika selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta secara konsisten melakukan aneka tindakan pencegahan penularan penyakit, khususnya Covid-19.
Sivitas akademika UI yang mengalami gejala infeksi Covid-19, atau memiliki anggota keluarga serumah yang mengalami gejala itu, diminta untuk melaporkan diri pada sistem surveilans Covid-19 UI melalui laman http:/bit.ly/surveilanscoronaFKMUI.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun mengakui bahwa penyebaran Covid-19 di Jakarta begitu pesat.
Ia bahkan memaparkan hampir seluruh kecamatan di Jakarta telah terpapar virus corona.
Dikutip dari TribunJakarta.com, Anies Baswedan mengatakan bahwa hampir setiap kecamatan terdapat positif kasus virus corona.
Kasus tersebut terdiri atas kategori pemantauan, pengawasan ataupun positif.
"Sebarannya cukup luas, beberapa hari lalu di wilayah selatan," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Baca: Total Kasus Corona di Indonesia Menjadi 69, Dua Diantaranya Adalah Balita Berusia 2 dan 3 Tahun
Baca: Virus Corona Meluas, Universitas Indonesia Antisipasi dengan Pembelajaran Jarak Jauh Mulai 18 Maret
"Hari ini sudah menyebar di semua tempat. Bahkan hampir semua kecamatan ada kasus sekarang," sambung dia.
Meski demikian, Anies mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik.
"Kita tidak punya cukup waktu untuk menunggu, kita memiliki kewajiban untuk melindungi semua," ujarnya.
Anies Baswedan pun menunjukkan peta sebaran kasus corona di wilayahnya.
Dalam paparannya kepada awak media, ia memperlihatkan slide berisi titik-titik berwarna merah dan kuning.
Warna merah artinya lokasi tempat tinggal pasien positif corona.
Kuning berarti pasien dalam pengawasan yang masih menunggu hasil tes.
Dilansir TribunJakarta.com, terdapat 17 titik merah dan 46 titik kuning.
Anies menyebut titik kuning yang tidak segera ditangani dengan cepat maka akan mengancam warga Jakarta.
Berikut sebaran kasus corona di Jakarta hingga Jumat (13/3/2020) :
1. Tanjung Priok (positif)
2. Penjaringan (positif)
3. Kelapa Gading (positif)
1. Kramat Jati (positif)
2. Pulogadung (menunggu pemeriksaan)
3. Pasar Rebo (menunggu pemeriksaan)
4. Matraman (menunggu pemeriksaan)
Baca: KRL Bogor-Jakarta Kota Disebut Potensi Tinggi Risiko Virus Corona, PT KAI: Terjadi di Semua Area
1. Johar Baru (menunggu pemeriksaan)
2. Menteng (menunggu pemeriksaan)
1. Pancoran (positif)
2. Kebayoran Baru (positif)
3. Kebayoran Lama (positif)
4. Mampang Prapatan (positif)
5. Cilandak (positif)
6. Jagakarsa (menunggu pemeriksaan)
7. Setiabudi (menunggu pemeriksaan)
Baca: Dampak Virus Corona, Liga Champions dan Liga Europa Resmi Dihentikan
1. Cengkareng (positif)
2. Kembangan (positif)
3. Kebon Jeruk (positif)
Untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19, Anies Baswedan menutup tempat wisata hingga museum milik Pemprov DKI Jakarta mulai Sabtu (14/3/2020).
"Semua destinasi wisata dan tempat hiburan milik Pemprov DKI Jakarta akan ditutup selama dua minggu ke depan," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (13/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
- Kawasan Monas
- Ancol
- Kawasan Kota Tua
- Taman Margasatwa Ragunan
- Anjungan DKI di Taman Mini Indonesia Indah
- Taman Ismail Marzuki
- Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
- Rumah Si Pitung
- Pulau Onrust
Museum-museum yang ditutup adalah Museum Sejarah Jakarta, Museum Prasasti, Museum MH Thamrin, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Tekstil, Museum Wayang, Museum Bahari, dan Museum Joang 45.
Selain itu, Gedung Kesenian Jakarta, Wayang Orang Bharata, Miss Tjitjih, gedung latihan kesenian di 5 wilayah kota, dan Taman Benyamin Suaeb juga ditutup sementara.