Dirut RSPI Sulianti Saroso Ungkap Pasien Isolasi yang Meninggal Punya Riwayat Pneumonia

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020).

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril mengatakan satu pasien yang diisolasi di rumah sakit tersebut meninggal dunia.

Syahril memaparkan, pasien meninggal dunia karena memiliki riwayat penyakit pneumonia akut atau Acute respiratory distress syndrome (ARDS).

Dikutip dari Kompas.com, pasien isolasi yang meninggal tersebut berjenis kelamin perempuan (37).

Baca: Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau Lakukan Karantina Setelah Istrinya Tunjukkan Gejala COVID-19

Baca: Akibat Merebaknya Wabah Corona, Jadwal MotoGP Jadi Sangat Padat, 9 Seri Digelar dalam 12 Pekan

Lebih lanjut, ia mengatakan pasien tersebut tiba di RSPI Sulianti Saroso pada Rabu (11/3/2020) malam.

Pasien itu dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (12/3/2020) pukul 08:00 WIB.

Syahril mengatakan bahwa perempuan tersebut merupakan pasien rujukan dari salah satu rumah sakit swasta.

Ketika tiba di RSPI, pasien tersebut mengenakan alat bantu pernapasan atau ventilator.

Baca: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Jumat 13 Maret 2020, Leo Bimbang, Libra Dapat Kabar Baik

Baca: BREAKING NEWS: Pasien Suspect Virus Corona Meninggal di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

"Pasien itu dikirim salah satu rumah sakit pemerintah dalam kondisi ARDS, pneumonia yang berat, memakai ventilator.

Tadi malam masuk sudah dilakukan terapi maksimal dan tidak tertolong," ujar Syahril dalam konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Kamis (12/3/2020).

Syahril mengungkapkan, pihak rumah sakit belum dapat memastikan apakah pasien tersebut terinveksi virus corona atau tidak.

Saat ini, pihak rumah sakit masih menunggu hasil tes laboratorium pasien tersebut.

Baca: Rudy Gobert Positif Covid-19, 20% Pemain NBA Dikarantina: Mimpi Buruk untuk Semua Liga

Baca: Berhasil Turunkan Jumlah Kasus Virus Corona, Kini China Dihadapkan pada Gunungan Sampah Medis

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso (BanyumasRaya.com)

"Belum ada hasilnya (positif atau negatif virus corona).

Kita tidak mengumumkan meninggal karena Covid-19. Hasil laboratoriumnya (keluar) besok," ungkap Syahril.

Di sisi lain, salah satu pasien suspect virus corona di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moewardi Surakarta meninggal dunia pada Kamis (12/3/2020).

Sebelum meninggal, pasien tersebut sempat mengeluh batuk, pilek dan demam usai bepergian dari kegiatan seminar di daerah Bogor, Jawa Barat.

Baca: WHO Nyatakan Virus Corona sebagai Pandemi, Pejabat Kesehatan Hong Kong: Itu Tidak Mengubah Apapun

Baca: Infeksi 13 Kali Lipat di Luar China, WHO Umumkan Wabah Virus Corona Sebagai Pandemi Global

Ilustrasi penanganan pasien virus corona atau Covid-19 (Xinhua/Xiongci)

Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta Harsini mengatakan dua pasien PDP yang dirawat tersebut tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri dan tidak ada kontak dengan warga negara asing (WNA).

Namun, sebelumnya, keduanya sempat menghadiri acara seminar di Bogor pada 25 hingga 28 Februari 2020.

Kemudian, pada 29 Februari 2020 mengeluh batuk, pilek dan demam hingga dirawat di rumah sakit setempat.

Selanjutnya, karena demam tinggi mencapai 28 derajat, pada 8 Maret 2020 dirujuk ke RSUD Dr Moewardi dan menjalani perawatan di ruang isolasi sebagai PDP.

Baca: Lewat Instagram, Tom Hanks Kabarkan Dirinya dan Istri Terjangkit Covid-19 Saat di Australia

Baca: Tumbuh Subur di Jawa Barat, Tanaman Kina Berpotensi Jadi Bahan Obat Penyembuh Virus Corona

Ilustrasi penanganan pasien virus corona atau Covid-19 (SCMP/Xinhua)

"Dua pasien itu sama-sama datang ke acara seminar di Bogor.

Satu pasien masih dirawat di ruang isolasi, namun satu pasien meninggal dunia pada Rabu (11/3/2020) pukul 13:00 WIB.

Meninggal disebabkan karena gagal nafas atau pneumonia," jelas Harsini saat konferensi pers di kantor Dinkes Jateng, Kamis (12/3/2020).

Harsini menyatakan, jenazah pasien laki-laki yang berusia 59 tahun itu segera dimakamkan sesuai prosedur penanganan virus corona.

Baca: Nadine Dorries Menteri Kesehatan Inggris Positif Virus Corona, Kini Mengisolasi Diri di Rumah

Baca: Nadine Dorries

Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang tersangka pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. YONHAP / AFP (YONHAP / AFP)

"Proses pemakaman jenazah kami perlakukan seperti pasien yang meninggal di RSUP Kariadi sesuai prosedur penanganan virus corona.

Dibungkus plastik kemudian langsung dimasukkan ke peti.

Dan tidak boleh ada keluarga pasien. Hanya ada tim medis," ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya saat ini masih menunggu hasil laboratorium dari pasien suspect virus corona tersebut.

Baca: Official Trailer Generasi 90an Melankolia Resmi Dirilis, Kisah Menghadapi Kehilangan Orang Terdekat

Baca: FILM - Line of Duty (2019)

Ilustrasi. Foto suasana ruang jenazah RSUD dr Moewardi Solo diambil Selasa (3/4/2018). (TRIBUNSOLO.COM/IMAM SAPUTRO)

"Penyebab virusnya sedang kita telusuri yang jelas karena gagal nafas atau pneumonia. Kita juga masih menunggu hasil lab dari Litbangkes yang sudah dikirim hari Selasa (10/3/2020).

Apabila positif akan melakukan tracking tentang riwayat kontak pasien itu.

Tapi mudah-mudahan hasilnya negatif," ujarnya.

Selanjutnya, keluarga korban yang meninggal saat ini masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) hal ini akan berlangsung hingga hasil lab dari Litbangkes turun.

(TribunnewsWiki.com/SO/Niken/Kompas.com)



Penulis: saradita oktaviani
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer