KRL Bogor-Jakarta Kota Disebut Potensi Tinggi Risiko Virus Corona, PT KAI: Terjadi di Semua Area

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral gambar paparan penyebaran virus corona atau Covid-19 di Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan Bogor-Depok-Jakarta Kota.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Viral gambar paparan penyebaran virus corona atau Covid-19 di Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan Bogor-Depok-Jakarta Kota.

Dalam gambar yang berisi bahan paparan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan itu menyebutkan KRL rute Bogor-Depok-Jakarta Kota berisiko tinggi menjadi area penyebaran virus corona.

Sementara KRL rute Cikarang-Bekasi-Jakarta Timur disebut bebas dari penyebaran virus corona.

"Risiko kontaminasi terbesar terjadi di wilayah KRL-2 atau rute Bogor-Depok-Jakarta Kota," demikian tulisan dalam bahan paparan tersebut.

Anies Baswedan juga mengakui bahwa adanya potensi penyebaran virus corona di KRL rute Bogor-Depok-Jakarta Kota.

"Yang disampaikan itu bukan bahwa saat ini ada kasus, bukan. Tapi bahwa saat ini kita punya potensi risiko-risiko, salah satunya adalah transportasi. Tapi juga yang aspek-aspek lain," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/3/2020), dilansir Kompas.com.

Baca: VIRAL Ibu-ibu Marah & Jambak Rambut Wanita di KRL: Kalimat Saya Ini Orang Tua Jadi Trending Topik

Baca: KRL Commuter Line

Anies menjelaskan bahan paparan tersebut dipetakan berdasarkan sebaran orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) terkait kasus Covid-19.

"Kami kan memiliki data sebaran orang-orang dalam pemantauan, data pasien dalam pengawasan, dari situ kemudian dibentuk petanya, ada. Dan tadi dipaparkan juga petanya," jelas Anies.

Menurut Anies, Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah berkomunikasi dengan semua operator transportasi publik di Jakarta untuk menyiapkan langkah pencegahan penyebaran virus corona.

Tanggapan PT KAI

Senior Manajer Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa mengatakan semua area publik berpotensi menjadi lokasi penyebaran virus corona.

"Risiko kontaminasi bisa terjadi di semua area publik," ujar Eva, dikutip dari Kompas.com, Kamis (12/3/2020).

Tawuran di Manggarai berakibat KRL terhambat. (KOMPAS.COM/RATIH WINANTI RAHAYU)

Sementara itu, Eva mengatakan bahwa PT KAI Daop 1 sudah berkoordinasi dengan operator KRL, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), dan operator KA bandara, PT Railink, untuk menyosialisasikan pencegahan penyebaran virus corona kepada penumpang.

Diketahui, PT KAI Daop 1 bersama PT KCI dan PT Railink juga telah melakukan pencegahan dengan menyediakan hand sanitizer, fasilitas untuk mencuci tangan, hingga membersihkan kereta dengan disinfektan.

Selain itu, terdapat pos-pos kesehatan apabila penumpang ingin memeriksakan kesehatannya.

Baca: Update Virus Corona - 12 Maret 2020: Total 67.689 Pasien Sembuh, 4620 Meninggal dari 123.839 Kasus

Baca: Tumbuh Subur di Jawa Barat, Tanaman Kina Berpotensi Jadi Bahan Obat Penyembuh Virus Corona

Ke depan, kata Eva, PT KAI Daop 1 berencana menerapkan pemeriksaan bagi seluruh penumpang, khususnya untuk penumpang KA jarak jauh.

"Kami memiliki poskes (pos kesehatan) juga di stasiun. Pengguna bisa langsung menuju poskes dalam kondisi yang mungkin sekiranya ingin melakukan pengecekan seperti suhu tubuh, tensi. Kalau sekiranya perlu dirujuk, petugas pasti akan melakukan pengarahan," ucap Eva.

Tanggapan Penumpang

Menanggapi hal ini, sejumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) angkat bicara.

"Sama saja. Potensi risiko Covid-19, memang menurut saya besar," kata Samalau kepada TribunJakarta.com, di stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis siang (12/3/2020).

Sebab, kata dia, tiap hari ratusan ribu orang menggunakan KRL.

"Soalnya kan tiap hari ratusan ribu orang naik dan kami tidak tahu dia sehat atau tidak," jelas Samalau, yang setiap harinya menggunakan KRL dari stasiun Bojong Gede menuju Gondangdia.

Baca: VIRAL Gara-Gara Video Prank Virus Corona di YouTube, 6 Pemuda Asal NTB Diciduk Polisi

Baca: Kondisi Darurat, Vaksin Corona Siap Diuji Klinis April Mendatang: Tak Perlu Tunggu 12-18 Bulan Lagi

Penumpang KRL lain, Indra (22), mengatakan ada kekhawatiran ihwal covid-19 di dalam transportasi publik tersebut.

Indra merupakan mahasiswa di kampus swasta kawasan Jakarta Pusat.

Dia menyatakan, sebaiknya pihak terkait menyediakan hand sanitizer atau cairan antiseptik di tiap sudut stasiun dan KRL.

"Khawatir pastinya. Sediakan hand sanitizer yang mudah dijangkau," ucapnya.

Bagi yang sakit, lanjut dia, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk bepergian.

"Yang sakit jangan memaksakan, batu flu pakai masker. Mau tidak mau harus dilakukan," ujar Indra.

"Periksa suhu tubuh walau makan waktu dan personel di stasiusn lebih banyak," ujarnya.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria) (Kompas.com/Nursita Sari/TribunJakarta/Muhammad Rizki Hidayat)



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer