Beberapa waktu lalu, pemerintah Korea Utara (Korut) dikabarkan mengambil tindakan tegas dalam mencegah penularan virus corona.
Dikabarkan oleh New York Times, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dilaporkan menembak mati seorang pejabat Korut yang baru saja kembali dari Tiongkok karena pergi ke pemandian umum dan melanggar karantina.
Sebelumnya, pejabat tersebut juga telah ditempatkan di ruang isolasi setelah bepergian ke China.
Kantor berita Dong-a Ilbo di Korea Selatan memberitakan, dia lantas ditangkap dan langsung ditembak karena mengambil risiko penyebaran penyakit mematikan tersebut.
Baca: Terjangkit Virus Corona, Pejabat Publik Korea Utara Ditembak Mati setelah Pergi ke Pemandian Umum
Baca: Update Virus Corona: Sebanyak 63.913 Pasien Sembuh, 4009 Orang Meninggal dari Total 113.358 Kasus
Beberapa media Korea Selatan juga melaporkan beberapa kasus virus corona dan kemungkinan adanya korban tewas akibat penyakit tersebut.
Akan tetapi, pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berpusat di Pyongyang mengatakan kepada Voice of America bahwa mereka belum diberitahu tentang kasus tersebut.
Korut tetap bersikeras bahwa tidak ada kasus corona di dalam perbatasannya, meskipun para ahli di luar Korut - yang berbagi perbatasan sepanjang 880 mil dengan China - menyangsikannya.
Bahkan, kini dikabarkan bahwa ratusan tentara Korut meninggal dunia akibat tertular virus corona.
Tak hanya itu, dilaporkan juga ada ribuan tentara lainnya yang dikarantina.
Namun, lagi-lagi, para pemimpin negara tertutup tersebut tetap berpegang pada narasi resmi bahwa epidemi global belum mencapai mereka.
Dikutip dari Kontan.id menurut Daily NK, sebuah organisasi berita Korea Selatan, virus Covid-19 sudah menewaskan 180 tentara Korut pada Januari dan Februari.
Terkait hal itu, Korut juga telah mengirim 3.700 tentara lainnya ke karantina.
Melansir Yonhap News Agency yang didukung pemerintah Korea Selatan, hampir 10.000 orang telah dikarantina karena ketakutan akan virus corona, tetapi hampir 4.000 telah dipulangkan karena mereka tidak menunjukkan gejala.
Namun, sikap pemerintah Korut tidak berubah.
Negara itu tetap keras kepala dan menolak memberikan informasi yang transparan tentang wabah yang dilaporkan negara itu.
Baca: Takut Wabah Corona, Korea Utara Peringatkan Bakal Tembak Mati Warga China yang Langgar Perbatasan
Baca: Setelah Tutup Perbatasan, Korea Utara Diam-diam Minta Alat Tes Virus Corona ke Rusia
"Penyakit menular belum mengalir ke negara kami," kata Rodong Sinmun yang dikendalikan pemerintah Korut pada hari Selasa, menurut Newsweek.
Daily NK mengaitkan informasinya dengan laporan korp medis dari dalam militer Korut.
Rumah sakit yang melayani tentara dari berbagai wilayah diminta untuk memberikan data tentang jumlah tentara dalam perawatan dan yang telah meninggal karena demam tinggi yang dipicu oleh pneumonia, tuberkulosis, asma, dan pilek serta mereka yang berada di karantina.
Menurut sumber Daily NK, laporan itu sendiri menyebabkan kehebohan dalam kepemimpinan militer.