Dilansir oleh worldmeter.info, hingga Jumat (6/3/2020), sudah ada 98.440 kasus penyebaran virus corona.
Sementara itu sudah 3.387 orang meninggal dunia dan 55.660 orang yang dinyatakan sembuh.
Karena banyaknya kasus penularan virus ini, banyak masyarakat di dunia yang panik.
Termasuk Indonesia saat ini yang juga tengah menghadapi kepanikan virus corona ini.
Pada Senin (2/3/2020), Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa dua orang Indonesian dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Presiden Jokowi menuturkan keduanya tertular corona setelah berinteraksi dengan WN Jepang saat berada di Jakarta.
Baca: Pemerintah Sebut Ada 4 Orang Diduga Terinfeksi Corona, Pernah Kontak dengan Pasien Positif di RSPI
Baca: Menkes Terawa: Flu Lebih Bahaya dari Virus Corona dan Angka Kematian Lebih Tinggi, Ini Kata WHO
"Orang jepang ke Indonesia bertemu siapa, ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin (2/3/2020) dikutip dari Kompas.com.
"Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," tutur Presiden.
Kabar ini tentu membuat geger masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di sekitar Jakarta.
Apalagi, status virus corona sendiri belum sampai ditemukan obat, sementara asal usul munculnya virus ini juga masih dianggap misteri.
Namun, dalam satu kesempatan, sebuah sumber dari intelijen Israel mengungkapkan sebuah fakta menggegerkan tentang asal dari virus corona.
Virus Corona dari Wuhan yang menggegerkan dunia rupanya telah ditelusuri asal muasalnya.
Rupanya, saudara virus yang sebabkan epidemi SARS ini juga berasal tidak jauh-jauh dari 'kakaknya'.
Dilansir dari Washington Times, Radio Free Asia pada minggu ini telah menyiarkan kembali laporan televisi lokal Wuhan dari tahun 2015.
Laporan tersebut tunjukkan laboratorium tercanggih di China yang disebut Wuhan National Biosafety Laboratory. Lab ini dibuka pada Januari 2018.
Laboratorium tersebut adalah satu-satunya tempat yang dideklarasi China dibolehkan bekerja dengan virus-virus paling mematikan di dunia.
Mantan intelijen militer Israel, Dany Shoham, mengatakan jika institut tersebut berkaitan dengan program pembuatan senjata biologi oleh Beijing.
"Laboratorium tertentu di institut tersebut mungkin telah berkaitan dengan pengembangan senjata biologi."
Ahli yang mempelajari senjata biologi China tersebut juga mengatakan proyek itu termasuk bagian dari riset militer dan tentunya sangat ditutupi.
Sebelumnya di tahun 2017, ilmuwan telah memperingatkan jika virus mirip SARS dapat melarikan diri dari laboratorium tersebut.
Kini, sepertinya ketakutan ilmuwan tersebut telah menjadi kenyataan.
Berjumlah 5-7 biolabs, laboratorium tersebut dirancang untuk membuat keamanan maksimum di Wuhan pada tahun 2017, dengan tujuan mempelajari virus paling mematikan di dunia, termasuk Ebola dan SARS.
Dilansir oleh Daily Mail, Tim Trevan, konsultan keamanan biologis Maryland mengatakan jika ia khawatir kebudayaan China dapat menyebabkan institut tersebut menjadi tidak aman.
Seorang wanita yang bekerja di Jepang telah terjangkit virus corona untuk kedua kalinya.
Hal ini karena China selalu terkesan menutupi informasi milik mereka, dan hal tersebut dapat menyebabkan kerugian.
Laboratorium ini dirancang dengan standar biosafety level 4 (BSL 4) yang pertama di China.
Laboratorium ini terletak 32 km dari Pasar Seafood Huanan, tempat perpindahan inang hewan ke inang manusia terjadi pertama kali.
Beberapa pihak bertanya-tanya jika pusat merebaknya kasus tersebut muncul secara kebetulan, tetapi komunitas ilmuwan yakin jika virus tersebut bermutasi dan berpindah ke inang manusia saat terjadi kontak hewan dan manusia.
SARS tercatat merupakan virus level BSL -3.
Namun mikrobiologis Universitas Rutgers, Dr Richard Ebright katakan jika saat ini tidak ada alasan untuk memulai kecurigaan jika fasilitas tersebut memiliki kaitan dengan merebaknya kasus ini.
Baca: Lakukan Sterilisasi Virus Corona, Arab Saudi Kosongkan Mataf Masjidil Haram Mekah
Baca: Dokter China Punya Teori Kapan Corona Berakhir, Sebut Masyarakat Tak Perlu Panik Berlebihan