Dua orang pasien positif virus Corona, ibu (64) dan anak (31), hingga kini masih dirawat di ruang isolasi di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.
Mohammad Syahril, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso mengungkapkan bagaimana pihaknya merawat kedua warga Depok itu.
"Itu adalah self limited desease, jadi dia sembuh sendiri.
Kita adalah satu menjaga agar pasien tidak kontak pada yang lain," kata Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Kamis (5/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Baca: Kemenkes Sebut Virus Corona Kini Lebih Jinak, Ada Perubahan Gejala, Ini Penjelasan Lengkapnya
Baca: Dampak Corona, Arab Saudi Dikabarkan Tangguhkan Umrah Setahun, Larang Peziarah ke Masjid Nabawi
Menurutnya, sejauh ini belum ada pengobatan khusus terkait virus dengan nama lain Covid-19 ini.
Dokter dan perawat rumah sakit hanya berupaya meningkatkan imunitas dari kedua pasien tersebut.
"Kita memberikan vitamin dan suplemen untuk daya tahan tubuh, tidak memberi antibiotik karena tidak perlu," ucap Syahril.
Pihak rumah sakit pun hanya memberikan obat sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien.
"Kalau demam, kasih obat penurun panas.
Kalau pilek kita kasih obat untuk itu," ujar Syahril.
Perawatan terhadap pasien yang positif virus Corona dan pasien dalam pengawasan (PDP) juga terbilang sama.
Pengobatan yang diberikan disesuaikan dengan kendala kesehatan yang dialami pasien.
Menurut dia, dari semua gejala penyakit yang pernah dirasakan kedua pasien itu, hanya tersisa sedikit batuk.
Selain merawat dua pasien positif Corona, RSPI Sulianti Saroso juga merawat tujuh pasien lain.
Baca: Kasus Masker Bekas Dijual Kembali, Dinkes DKI Akui Dapat Aduan Sejak Februari: Sudah Dibentuk Satgas
Baca: Suspect Virus Corona, Dua Pasien Baru Dirawat di Ruang Isolasi RSPI Sulianti Saroso
Setelah pengumuman dua warga Indonesia positif terkena virus corona ( Covid-19), pemerintah menggencarkan pemantauan dan pengawasan terhadap warga DKI Jakarta.
Hingga Kamis ini, sebanyak 121 orang sudah selesai masa pemantauan dan dinyatakan sehat oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
"Sedangkan 145 masih dalam pantauan," ucap Ketua Tim Tanggap Covid-19 DKI Jakarta yang juga Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda Pemprov DKI, Catur Laswanto, di Balairung, Balai Kota.
Selanjutnya, untuk warga yang dalam pengawasan, sebanyak 34 orang sudah pulang dan 30 orang yang dalam kategori pengawasan masih dalam perawatan.
Catur menegaskan, warga yang dalam pemantauan dan pengawasan tidak bisa dimaknai dengan positif terkena virus corona.
"Karena pernyataan mengenai positif hanya diberikan Kementerian Kesehatan, dan kita itu melaksanakan tugas Pemprov DKI Jakarta di dalam rangka mendeteksi," ucapnya
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Mohammad Syahril mengakui bahwa pihaknya tidak lebih dulu menyampaikan hasil pemeriksaan positif virus corona kepada dua pasien ibu dan anak yang tengah dirawat.
Informasi positif virus corona lebih dulu diteruskan kepada Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi kemudian mengumumkannya kepada publik pada Senin (2/3/2020).
Syahril merasa, pihaknya tidak bisa menyampaikan informasi itu begitu saja. Pihak rumah sakit harus menunggu arahan terlebih dahulu dari pemerintah.
"Jadi ini kan wabah ya. Kalau pengumuman wabah ada aturan siapa yang harus berbicara pertama kali.
Saya pun sebagai Dirut tidak boleh bicara," kata Syahril di RSPI, Rabu (4/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Syahril menekankan, pihaknya pun tidak boleh memberi tahu kepada pasien yang positif corona tersebut sebelum ditunjuk siapa yang mengumumkan.
"Itu sudah aturannya. Luar biasa kemarin Presiden yang mengumumkan dan itu sudah ada UU-nya.
Kami pun tidak memberi tahu ke pasien sebelum Presiden mengumumkan," ujar Syahril.
Baca: Kominfo Rilis Ratusan Kabar Hoax Soal Virus Corona, Apa Saja? Simak di Sini
Baca: Panpel Jamin Laga Arema vs Persib dengan Pengamanan Tingkat Tinggi
Dalam wawancara dengan Kompas, salah satu pasien positif virus corona (Covid-19) menyampaikan, dirinya baru tahu positif virus corona setelah diumumkan oleh Jokowi.
"Tahu-tahu, tanpa pemberitahuan apa pun, kami dipindahkan kemari (RSPI Sulianti Saroso) pada hari Sabtu, 29 Februari malam hari.
Sampai di sini (rumah sakit) jam 2 pagi.
Jadi kami diisolasi.
Enggak ada.
Sampai kemudian heboh kemarin itu… (Senin, 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan dua WNI positif Covid-19)," kata pasien tersebut.
Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, sebelumnya menjelaskan, informasi bahwa ada warga negara Indonesia di dalam negeri positif terjangkit corona merupakan situasi yang luar biasa.
Oleh sebab itu, diketahui bahwa pasien positif terjangkit virus corona, maka Menteri Kesehatan harus langsung segera memberitahukannya kepada Kepala Negara untuk diumumkan ke publik.
"Karena ini kan situasinya memang tidak biasa.
Karena situasinya tidak biasa, ya jadi Menkes yang memberitahukan ke Presiden, Presiden yang mengumumkan," kata Fadjroel Rachman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3/2020).
"Pada intinya, mengapa Presiden harus menyampaikan langsung, karena beliau menganggap ini sangat serius.
Karena dalam kondisi ini kan tidak main-main.
Harus Presiden yang menyampaikan secara langsung dan secara teknis ditangani oleh Menkes," sambung dia.
Fadjroel Rachman mengakui bahwa ada kehati-hatian dalam penanganan dua pasien yang terjangkit virus corona ini.
Namun, ia tidak menjawab saat ditanya apakah ada kesengajaan untuk menjaga informasi agar tidak bocor sebelum diumumkan Presiden.
"Pada intinya adalah karena situasinya darurat. Jadi mesti ada penanganan yang sangat hati-hati," kata dia.
Adapun saat ini sembilan pasien dirawat di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso.
Dua pasien di antaranya yang dinyatakan positif virus corona (Covid -19), sedangkan tujuh pasien sisanya masih dalam proses pemeriksaan atau suspect corona.