Korban virus coron semakin banyak di dunia.
Dilansir oleh worldmeter.info, hingga Kamis (5/3/2020), sudah ada 96.217 kasus penyebaran virus corona.
Sementara itu sudah 3.303 orang meninggal dunia dan 53.707 orang yang dinyatakan sembuh.
Namun ternyata meski sudah dinyatakan sembuh masih perlu waspada kembali tertular virus mematikan ini.
Hal tersebut seperti yang dialami oleh seorang pria di Wuhan.
Awalnya dinyatakan sembuh, namun ternyata meninggal dunia karena kembali tertular virus corona.
Baca: Merasa Jadi Penyebab Utama Wabah Corona di Korea Selatan, Sekte Shincheonji Sumbang 12 Miliar Won
Baca: Kominfo Rilis Ratusan Kabar Hoax Soal Virus Corona, Apa Saja? Simak di Sini
Pasien bernama Li Liang (36) awalanya dikabarkan meninggal dunia gagal pernapasan di Wuhan, China.
Padahal, Li Liang baru lima hari dipulangkan dari rumah sakit yang dibangun untuk menampung pasien corona.
Dilaporkan, Li Liang dirawat di rumah sakit sejak 12 Februari.
Kemudian dia dikeluarkan dari rumah sakit dua minggu kemudian dengan instruksi untuk tinggal di tempat karantina selama 14 hari.
Tetapi, setelah meninggalkan rumah sakit, Li Liang merasa tidak enak badan dengan kondisi mulut kering dan perut gas, menurut Mei, istrinya.
Pada 2 Maret, Li mengatakan kembali dikirim ke rumah sakit. Namun, dia dinyatakan meninggal sore itu juga.
Setelah diperiksa, komisi kesehatan Wuhan mengatakan bahwa penyebab langsungnya adalah Covid-19.
Mereka juga menyebutkan penyumbatan dan gagal pernapasan sebagai gejala yang dapat menyebabkan kematian.
Sebenarnya, bisakah pasien corona terinfeksi lagi setelah mereka dinyatakan sembuh?
Para ahli mengatakan sangat jarang ada kasus orang yang terinfeksi untuk kedua kalinya.
"Saya tidak mengatakan bahwa infeksi ulang tidak dapat terjadi, tidak akan pernah terjadi.”
“Akan tetapi dalam waktu sesingkat itu tidak mungkin," kata Florian Krammer, seorang ahli virus di Fakultas Kedokteran Icahn di Gunung Sinai di New York.
Kemungkinan besar pasien ‘yang terinfeksi ulang’ masih menyimpan virus dengan kadar rendah ketika mereka keluar dari rumah sakit.
Ini mungkin karena pengujian yang gagal saat dia melakukan tes.
Hanya saja, Krammer meragukannya. Dia yakin jumlahnya tidak akan banyak.
Untuk berjaga-jaga, dia menyatakan jika seseorang dinyatakan sembuh, dia tetap harus berdiam diri di dalam rumah selama beberapa hari hingga mereka tidak menunjukkan gejala serupa.
Selain itu, standar yang digunakan setiap negara guna menyatakan seorang pasien yang sudah positif virus corona ‘sembuh’ dan diizinkan keluar dari rumah sakit sangat ketat.
Ada tes diagnostik PCR yang sangat sensitif.
“Bahkan tes PCR ini dapat mendeteksi sisa-sisa virus campak berbulan-bulan setelah orang yang memiliki penyakit berhenti menumpahkan virus menular,” kata Dr. Krammer.
Kemungkinan lain adalah bahwa tes yang dilakukan pasien sangat buruk atau sampel disimpan pada suhu di mana virus memburuk.
"Tes negatif bukan berarti bahwa tidak ada lagi virus pada orang itu,” tegas Marc Lipsitch, seorang ahli epidemiologi di Harvard.
Baca: 2 dari 9 WNI Kru Kapal Pesiar Diamond Princes yang Sembuh dari Corona Akan Diobservasi di Cikarang
Baca: Waspada, Berikut 6 Kelompok Orang Inilah yang Tergolong Rentan Tertular Virus Corona