MotoGP musim 2015 bisa dianggap sebagai puncak rivalitas Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Saat itu mereka memperebutkan gelar juara dunia MotoGP.
Jorge Lorenzo akhirnya memenangkan perebutan gelar tersebut.
Setelah pindah ke Ducati, Honda, dan memutuskan pensiun, kini Lorenzo kembali ke Yamaha sebagai test rider.
Sekarang, Lorenzo dan Rossi harus akur karena mereka akan saling bekerja sama mengembangkan YZR-M1.
Baca: MotoGP Qatar 2020 Resmi Dibatalkan karena Virus Corona, Valentino Rossi: Sangat Sulit Diterima
Baca: Video: Ada Lampu Menyala di Baju Balap Valentino Rossi saat Alami Kecelakaan di Qatar, Ini Fungsinya
Dilansir dari Motorplus-online.com, menurut Lorenzo hal tersebut merupakan peran terbaik baginya saat ini.
Jorge Lorenzo merasa jabatan test rider membuatnya bisa mengendarai MotoGP tanpa harus dibebani tekanan kompetisi.
"Jabatan ini fantastis karena kini sebelum naik motor saya tak lagi gugup atau merasakan tekanan untuk melaju lebih cepat," kata Jorge Lorenzo kepada Corsedimoto, Senin (2/3/2020).
"Saya punya jabatan terbaik, bisa naik motor MotoGP tanpa komitmen, tekanan, dan cedera. Tapi kami memang harus selalu mencapai limit sepanjang tahun," katanya menambahkan.
"Vale orang yang sangat cerdas," kata mantan pembalap MotoGP berusia 32 tahun ini.
Menurutnya setiap orang akan mengetahui kecerdasan Valentino Rossi tiap kali bicara dengannya.
"Kini kami melakukan hal berbeda, tapi target kami sama, membuat Yamaha jadi motor terbaik," kata mantan pembalap Repsol Honda itu
"Ketertarikan yang sama membuat kami rileks, memahami satu sama lain lebih baik, dan lebih berempati," katanya.
Persaingan dua pebalap papan atas, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo menjadi salah satu yang terbesar di ajang MotoGP.
Persaingan di lintasan menjadi semakin menarik mengingat keduanya berada di tim yang sama.
Bisa dibilang, Lorenzo adalah rekan tim terlama sepanjang karier Rossi.
Begitu juga sebaliknya, Rossi merupakan tandem yang paling lama.
Baca: Didepak Tim Pabrikan Yamaha, Valentino Rossi Kini Berpeluang Gabung Aprilia untuk MotoGP 2021
Baca: Marc Marquez Sebut Fabio Quartararo akan Jadi Salah Satu Penantang Terberatnya di MotoGP 2020
Rivalitas Lorenzo dan Rossi mulai merebak ketika Lorenzo bergabung dengan tim Yamaha.
Dinding pembatas yang melegenda dibangun di tengah garasi The Doctor dan Por Feura MotoGP 2008.
Hal itu dilakukan dengan alasan yang sangat sederhana, yaitu ban yang berbeda.
Persaingan keduanya tidak berhenti begitu saja.
Tensi antara Lorenzo dan Rossi semakin memanas tatkala keduanya berebut gelar juara.
Rossi berhasil menang pada MotoGP 2009, sementara Lorenzo menjadi pemuncak di musim berikutnya.
Tensi mulai mereda ketika Rossi merapat ke Ducati, pada musim 2011 hingga 2012.
Di sana, Rossi menuai kegagalan.
Mereka terlihat lebih akur ketika kembali dalam naungan pabrikan Iwata.
Baca: Rekrut Alex Marquez, Honda Tegaskan Bukan karena Nama Belakang dan Tak Ada Intervensi Marc Marquez
Ini Komentar Balasan Jorge Lorenzo setelah Disebut Mata Duitan oleh Johann Zarco
Jorge Lorenzo sudah pensiun dari MotoGP dan saat ini menjadi test rider Yamaha.
Keputusan pensiun Jorge Lorenzo menimbulkan banyak komentar dari pembalap lainnya.
Salah satu pembalap yang mengomentarinya adalah Johann Zarco.
Dilansir dari Gridoto.com yang mengutip Marca.com, Johann Zarco bahkan juga pernah menuduh Jorge Lorenzo mata duitan.
Karena hal itu, hubungan Jorge Lorenzo dan Johann Zarco menjadi memanas dalam beberapa hari terakhir.
Pada awalnya, Johann Zarco mengungkapkan rasa bangganya mengenai keputusan beraninya keluar dari KTM pada MotoGP 2019 lalu.
Zarco meminta kontraknya diperpendek menjadi sampai akhir 2019 saja, meski pada akhirnya KTM tidak memakainya hingga akhir musim 2019 demi menjaga iklim kondusif di garasinya.
Kemudian Zarco sempat menjadi pembalap pengganti di tim LCR-Honda, sebelum akhirnya bergabung dengan tim Avintia-Ducati dengan mendepak Karel Abraham.
Pembalap asal Prancis ini sempat punya asa jadi pembalap reguler Honda ketika Jorge Lorenzo memutuskan pensiun di akhir 2019.
Karena sangat bangga dengan keputusannya, Zarco membandingkan ceritanya memohon-mohon putus dengan KTM dengan cerita Jorge Lorenzo pensiun.
Zarco mengatakan Lorenzo terlalu mata duitan.
"Kupikir dia lebih takut soal duit daripada aku," kata Zarco.
Keputusan Lorenzo yang baru mengumumkan pensiun baru pada seri terakhir adalah buktinya.
"Kupikir itulah kenapa dia menunggu sangat lama. Tapi aku tak akan berpikir sama sepertinya," katanya.
"Aku lebih tidak peduli (soal uang) dibandingkan dia. Aku harus mencari pinjaman untuk punya rumah. Dia hidup di negara di mana dia tidak membayar pajak, atau mungkin dia hanya membayar sedikit pajak," Zarco menjelaskan.
Negara asal Lorenzo, Spanyol, mengenakan pajak sangat tinggi bagi para atlet.
"Aku hidup di Prancis, aku membayar pajak dan utang. Aku lebih punya alasan untuk tetap lanjut demi uang, tapi aku tidak," kata pembalap yang hampir berusia 30 tahun ini.
Sejak 2013, untuk menghindari pajak yang besar di Spanyol, Lorenzo memilih tinggal di Swiss yang dikenal sebagai negara surga pebisnis karena pajaknya yang rendah.
Komentar sinis Zarco itu sudah terdengar di telinga Lorenzo.
Tanggapannya diungkapkan lewat story Instagram-nya setelah ada fans yang menanyakan tanggapan Lorenzo soal komentar Zarco.
Lorenzo sebenarnya tidak suka mengurusi urusan orang lain.
"Aku tidak suka berbicara soal bagaimana orang lain mengatur keuangannya," kata Lorenzo.
"Setiap orang bebas melakukan yang mereka bisa dengan yang mereka punya," katanya.
Namun, Lorenzo juga risih jika ada pembalap lain yang mengomentari soal uangnya dan juga mengeluh soal utangnya.
"Tapi karena ada yang tanya kepadaku, kupikir dia seharusnya bertanya serius kepada dirinya sendiri," katanya.
(Motorplus-online.com/Erwan Hartawan/Gridoto.com/Rezki Alif Pambudi/TribunnewsWiki/Febri/Rosikin)