Viral karena Mirip New Zealand, Padang Rumput Ranu Manduro Feeling Good Berubah Jadi Feeling Bad

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ranu Manduro adalah kawasan wisata bekas tambang yang asri dan hijau dengan pemandangan pegunungan, kini lokasi tersebut berubah dipadati pengunjung.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sempat Viral menjadi lokasi wisata yang sangat asri, dingin dan hijau mirip New Zealand, Ranu Manduro ditutup untuk umum sejak Jumat (28/2/2020).

Ranu Manduro adalah lokasi wisata berupa padang hijau luas yang berlokasi di Dusun Manduro, Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerta, Jawa Timur.

Savana ini mulanya merupakan bekas area pertambangan sirtu yang ditutup oleh pemilik lahan, PT Wira Bumi.

Kemudian, setelah tidak terpakai, savana ini berubah menjadi lapangan hijau yang sangat luas dengan pemandangan alam yang sangat eksotis.

Seorang pengguna media sosial kemudian membagikan video miliknya yang memperlihatkan pemandangan hijau dan pengunungan yang bisa dilihat di Mojokerto.

Baca: Perkembangan Terbaru Virus Corona - 2 Maret 2020: Total 42.000 Pasien Sembuh, 3000 Orang Meninggal

Sebuah akun bernama @Adoel_Sohib mengunggah keelokan Ranu Manduro di Twitter pribadinya.

Di dalam postingannya, Ia menuliskan "Mirip #NewZealand Ya?"

Kemudian virallah video-video lain yang menunjukkan pesona Ranu Manduro di media sosial twitter.

Akun @kondekturbus_ juga membagikan video Ranu Manduro dengan menuliskan caption "Mojokerto, Feeling Good".

Baca: Meski KBRI Seoul Tutup Sementara, Pemerintah Tak Larang WNI Berwisata ke Korea: Kami Tidak Berwenang

Baca: Perkembangan Terbaru Virus Corona - 2 Maret 2020: Total 42.000 Pasien Sembuh, 3000 Orang Meninggal

Setelah itu, banyak pengunjung yang ramai-ramai datang ke sana mengabadikan momen mereka di Ranu Manduro dan menyematkan kata 'Feeling Good, Ranu Manduro'.

Ternyata, pengunjung yang datang ke sana tiba-tiba membludak dan akhirnya padang rumput itu pun dipenuhi pengunjung dari berbagai daerah.

Wisata Ranu Manduro yang viral di media sosial dengan julukan 'Feeling Good' ini kemudian berubah menjadi 'Feeling Bad'.

Pasalnya, banyak wisatawan yang penasaran dengan keindahan Ranu Manduro yang menyebabkan kawasan itu menjadi penuh sesak.

Banyak akun di twitter yang kemudian mengunggah kekesalan mereka karena kini Ranu Manduro akan dipenuhi banyak sampah.

Saking banyaknya pengunjung yang datang, pemandangan di sana sudah tak seindah dulu lagi.

Pemandangan di lokasi wisata Ranu Manduro 'Feeling Good' sebelum berubah menjadi 'Feeling Bad' (twitter.com/kondekturbus_)

Akun @WachidYulianto mengunggah keadaan terkini Ranu Manduro yang penuh sesak dengan wisatawan.

"Sekarang sudah jadi Feeling BAD #Mojokerto #RanuManduro," tulisnya.

Terlihat memang banyak sekali pengunjung dengan kendaraan bermotor yang datang ke lokasi ini hingga membuat antrian masuk di kawasan ini menjadi macet.

Akses jalan untuk mengelilingi Ranu Manduro pun dipenuhi pemotor yang ingin menyaksikan keindahan wisata ini.

Baca: Tragedi SMPN 1 Turi, Siswa Ungkap Isi Rapat Online Mendadak, Tak Membahas Teknis Susur Sungai

Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah, membernarkan kawasan Ranu Manduro itu ditutup oleh pihak pemilik lahan.

"Iya ditutup (PT Wira Bumi, Red)," ujarnya singkat saat dikonfirmasi oleh SURYA.co.id pada Minggu (1/3/2020).

Eka mengatakan warga telah berkomunikasi dengan pemiliki lahan agar berkenan membuka kembali kawasan Ranu Manduro demi kepentingan warga.

Pasalnya, banyak pengunjung dari luar kota yang ingin menikmati pemandangan alam di Ranu Manduro.

Hal itu bisa membuat warga sekitar menuai penghasilan dari terbuka Ranu Manduro menjadi kawasan wisata untuk umum.

"Saya masih bantu warga minta izin perusahaan di Surabaya," lanjutnya.

Sementara itu, sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pemilik lahan terkait penutupan lahan di kawasan Ranu Manduro.

Namun, penutupan itu dilakukan sehari setelah tim Divisi Pariwisata dari Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Pemkab Mojokerti datang langsung meninjau loksi.

Kepala Disparpora Kabupaten Mojokerto Amat Susilo membantah bahwa Pemkab Mojokerto telah menutup kawasan tersebut.

"Itu bukan dari Pemkab Mojokerto, kelihatannya ditutup oleh yang punya lahan," ungkapnya seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Dari kajian lapangan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten ternyata memang Ranu Manduro ini milik perusahaan swasta.

"Ternyata lahan milik swasta, kalau dijadikan tempat wisata ya terserah saja, namun agar segera diurus perizinannya," jelas Amat.

Pemkab tidak melarang kunjungan warga ke Ranu Manduro, hanya saja pengunjung harus hati-hati dan waspada karena tempat itu merupakan bekas tambang.

 Namun, kawasan itu akhirnya ditutup oleh pemilik lahan sejak Jumat (28/2/2020). 

(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com, Surya.co.id/Alif Nur Fitri Pratiwi)



Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer