Upacara sumpah jabatan dilaksanakan untuk kantor Pengangkatan Janji Sumpah dan Sumpah Kerahasiaan sebagai Perdana Menteri di hadapan Yang di-Pertuan Agong al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin al-Mustafa Billah Shah.
Sumpah ini dilakukan pada Minggu (01/03/2020) pukul 10.33 pagi di Istana Nasional Malaysia.
Penunjukan Muhyiddin sebagai PM Malaysia merupakan puncak dari drama politik yang terjadi di Negeri "Jiran" dalam tujuh hari terakhir.
Merasa tak terima dengan pengangkatan Muhyiddin, mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad pun melakukan perlawanan.
Dikutip dari Kompas.com, pada Sabtu (29/2/2020) kemarin, Mahathir telah merilis daftar 114 anggota parlemen yang mendukungnya untuk menjadi PM Malaysia kedelapan.
Baca: Sah! Muhyiddin Yassin Resmi Dilantik Jadi PM Malaysia, Begini Tanggapan Mahatir Mohamad
Baca: Tak Jadi Mundur, Mahathir Mohamad Resmi Jabat Kembali Ketua Parti Bersatu Malaysia
Dukungan tersebut dibuktikan dengan surat, atau pun menekan deklarasi dukungan.
"Dia (Muhyiddin) tentunya akan dilantik sebagai perdana menteri. Langkah selanjutnya adalah kami bisa mengajukan mosi tak percaya kepadanya," jelasnya.
Karena itu, Mahathir menyerukan agar diadakan sidang luar biasa parlemen, untuk membuktikan klaim Muhyiddin.
Sebelumnya, kedua kubu baik Mahathir maupun Muhyiddin sama-sama mengklaim mendapat dukungan mayoritas.
Kubu Muhyiddin menyatakan mereka didukung 114 parlementarian.
Mahathir menuturkan jika pemerintah baru tidak segera dibentuk dalam waktu cepat, bisa dikatakan PM tidak mendapat dukungan penuh.
Kemudian, jika mosi ini berhasil, pemerintahan Muhyiddin akan jatuh.
Raja memiliki dua opsi memilih Mahathir kembali sebagai PM atau menggelar pemilu dini.
Merujuk kepada Konstitusi Malaysia, seorang PM harus mendapat dukungan dari mayoritas parlemen, tanpa perlu memandang dari mana partai politiknya.
Jika parlemen tidak diizinkan untuk menggelar sidang luar biasa, maka PM berusia 72 tahun tersebut tidak bisa mendapat dukungan yang cukup.
Mahathir Mohamad mengatakan, dia sangat terpukul dan kecewa karena Muhyiddin Yassin sampai mendongkelnya dari jabatan orang nomor satu di Negeri "Jiran" tersebut.
“Saya dikhianati oleh Muhyidddin. Dia telah menyusun rencana ini dan sekarang dia sukses,” ujar Mahathir, Minggu (1/3/2020) seperti dikutip Kompas.com dari Malaysia Kini.
Mahathir yang pernah berkuasa di periode 1981-2003 tersebut menceritakan jika Muhyiddin melobinya untuk bergabung dengan koalisi barunya yang didukung oposisi Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS).
Baca: Parti Bersatu Malaysia Dukung Mahathir Mohamad Lagi meski Ia Sudah Undur Diri
Baca: Kronologi Mahathir Mohamad Resmi Mengundurkan Diri Sebagai Perdana Menteri Malaysia
Mahathir menolak ajakan tersebut karena dia tidak ingin bekerjasama dengan mantan kendaraan politiknya UMNO yang disebutnya korup dan dikuasai kleptokrat.
Muhyiddin bersekutu dengan UMNO, partai yang awalnya dikalahkannya bersama Mahathir di Pemilu 2018 lalu.
Persekutuan yang terjadi pada Minggu (23/2/2020) tersebut memicu Dr M, julukan Mahathir Mohamad, untuk mundur keesokan harinya, karena tidak ingin bekerja sama dengan UMNO.
Mahathir menyebut, UMNO yang pernah begitu berkuasa sejak Malaysia merdeka tersebut penuh dengan korupsi, di mana dia menyebut mereka juga suka mencuri.
Muhyiddin lahir pada 15 Mei 1947.
Politisi berusia 72 tahun itu merupakan Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).
Mothership (29/2/2020) malaporkan, Muhyiddin sempat bekerja di berbagai perusahaan milik negara.
Baca: Partai Democratic Action Party (DAP) Malaysia Ingin Mahathir Mohamad Tetap Jadi Perdana Menteri
Baca: Tajamnya Kemelut Politik setelah Mahathir Mohamad Mundur, Raja Malaysia Gelar Pertemuan Parlemen
Politisi lulusan Universitas Malaya itu kemudian memasuki arena politik pada 1978 sebagai anggota parlemen untuk Pagoh, Johor melalui Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).
Selanjutnya Muhyiddin sempat mengemban sejumlah jabatan penting di partai tersebut, termasuk Wakil Presiden UMNO.
Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Besar (Ketua Menteri) Negara Bagian Johor dari 1986 hingga 1995, di bawah pemerintahan Mahathir.
Pada periode-periode selanjutnya, Muhyiddin menempati pos kabinet pemerintah, yaitu Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Urusan Konsumen, Menteri Pertanian dan Industri, dan Menteri Internasional Perdagangan dan Industri.
Pada masa kepimimpinan Najib Razak, Muhyiddin juga sempat menempati jabatan sebagai Menteri Pendidikan.