Anheuser-Busch In Bev mengklaim penjualan kuartal terburuk dalam 10 tahun terakhir setelah wabah virus corona di 50 negara.
Perusahaan ini merupakan pemilik beberapa merek bir paling terkenal di dunia, termasuk Budweiser, Stella Artois, Beck's dan Corona.
Dikutip dari Independent, virus corona telah menyebabkan perusahaan yang berbasis di Belgia itu mengalami kerugian hingga 170 juta dollar AS untuk pasar China.
Padahal awalnya mereka mengharapakan penjualan yang tinggi sebab di awal tahun juga ada tahun baru Imlek di China.
Pihak perusahaan meyakini penurunan laba karena sedikit orang yang keluar rumah di China dalam dua bulan terakhir karena wabah virus corona.
Penyebaran virus corona berdampak buruk pada kehidupan malam dengan banyak bar dan restoran yang terpaksa tutup atau sepi pengunjung.
CEO AB InBev, Carlos Brito mengatakan, bisnisnya bergantung pada restoran, kehidupan malam dan pergi bersama teman-teman atau berkumpul.
Sementara China dan beberapa negara melakukan karantina dalam dua bulan ini.
Karena itu, Brito berharap gelombang wabah virus corona segera mereda dan orang-orang bisa kembali bisa keluar rumah dan berkumpul.
"Kami berharap kondisi membaik, kami sedang bersiap untuk lonjakan ketika keadaan kembali normal," kata Brito.
Selain di China, pendapatan produk Corona dkk juga menurun di Brasil sekitar 10 persen.
Baca: Update Virus Corona 29 Februari 2020:1023 Kasus Baru, Korea Selatan & Italia Terbanyak setelah China
Tak hanya merugikan perusahaan bir, virus Corona juga mengancam sejumlah acara olahraga.
Pesta olahraga multievent Olimpiade Tokyo 2020 akan digelar tak sampai setengah tahun lagi.
Rencananya, multiajang terbesar dunia itu akan dibuka pada 24 Juli mendatang dengan melibatkan sekitar 11.000 atlet.
Namun, pesta olahraga multiajang yang digelar sekali empat tahun itu kini terancam batal seiring mewabahnya Virus Corona.
Isu batalnya penyelenggaraan olimpiade 2020 mencuat ketika Richard William Duncan ‘Dick’ Pound melontarkan kemungkinan pembatalan tersebut dalam wawancara bersama Associated Press.
Wakil Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) tersebut memang belum memutuskan soal pembatalan.