Susur sungai yang diikuti oleh 249 siswa SMPN 1 Turi pada Jumat (21/2/2020) telah menewaskan 10 orang karena terbawa banjir di sungai tersebut.
Sudiro atau kerap disapa Mbah Diro membantu menyelamatkan para siswa tersebut.
Atas aksinya itu, Mbah Diro dan Sudarwanto mendapatkan uang penghargaan sebesar Rp 10 juta.
Baca: Pengakuan Tersangka Kasus Susur Sungai SMPN 1 Turi, Tak Ikut Pandu Siswa, Malah Pergi Transfer Uang
Baca: Ditanya Alasan Gelar Susur Sungai Sempor, Tersangka Pembina Pramuka: Supaya Bisa Memahami Sungai
Penghargaan diberikan saat Sosialisasi Program Restorasi Sosial Kemensos RI serta peresmian Sekretariat Relawan Sembada oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo pada Selasa (25/2/2020).
Namun, Mbah Diro dan Kodir lebih memilih menyumbangkan uang tersebut ke warga desa.
"Saya sebenarnya tidak sanggup menerima ini.
Niat saya hanya menolong, karena kemanusiaan," tegas Mbah Diro.
Baca: Satu Tersangka Mengaku Tinggalkan 249 Siswanya saat Susur Sungai karena Hendak Transfer Uang
Baca: Mengaku Lalai, Tersangka Tragedi Susur Sungai Sempor Berharap Keluarga Korban Mau Memaafkan
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun juga sempat mengunjungi rumah Kodur dan Mbah Diro untuk mengucapkan terima kasih dan memberikan tali asih pada Senin (24/2/2020).
Mbah Diro menjelaskan alasannya tak dapat menerima uang penghargaan tersebut.
Sebab ketika kejadian di Sungai Sempor, tak hanya dirinya dan Kodir saja yang menolong para siswa.
Namun, banyak warga yang juga ikut turun ke sungai dan menolong.
Baca: Kisah Mbah Sudiro, Kakek 71 Tahun yang Pertaruhkan Nyawa Demi Bantu Selamatkan Siswa SMPN 1 Turi
Baca: 3 Tersangka Minta Maaf dan Ungkap Alasan Nekat Susur Sungai: Anak Sekarang Jarang Main di Sungai
Oleh sebab itu, dirinya memilih menyumbangkan uang tersebut untuk pembangunan masjid.
"Uang ini akan saya bagikan dan saya sumbangkan untuk membangun masjid," jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Kodir, dirinya hanya mengikuti insting kemanusiaan saat terjun ke sungai dan menyelamatkan para siswa.
Seperti diketahui, aksi heroik kedua warga tersebut menjadi buah bibir.
Baca: Alasan Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Gelar Susur Sungai Tanpa Bekali Siswa Alat Pengaman
Baca: 2 Guru Pembina Pramuka Tragedi Susur Sungai Ditetapkan Jadi Tersangka, Lakukan Kesalahan Fatal Ini
Dikutip dari Tribun Jogja, mbah Diro menceritakan kronologi ketika ia menyelamatkan para siswa SMPN 1 Turi yang hanyut terbawa arus.
Saat kejadian itu, Kodir akan memancing di Sungai Sempor dan Mbah Diro sedang menyapu makam yang lokasinya hanya 100 meter dari lokasi kejadian.
Tapi tiba-tiba ia mendengar teriakan minta tolong, ia pun langsung terjun ke sungai.
Baca: Wawancara dengan Pemancing yang Selamatkan Nyawa Puluhan Siswa SMPN 1 Turi saat Susur Sungai Sempor
Baca: Pengakuan Korban Selamat Susur Sungai, Dengar Pembina Beri Jawaban Ketus dan Tinggalkan Peserta
"Saya sudah mau memperingatkan supaya naik saja karena cuaca tidak mendukung.
Lalu sudah dengar anak-anak minta tolong.
Anak saya langsung menghampiri, katanya anak-anak kintir (hanyut terbawa arus)," kata kakek 71 tahun itu, seperti dikutip dari Tribun Jogja.
Mbah Diro yang berperawakan kurus itu menggapai anak-anak yang hanyut.
Beberapa bocah yang lemas karena kelelahan menahan derasnya arus digendongnya.
"Saya sempat ikut hanyut, anak masih di punggung saya.
Saya bisa pegangan tapi karena batu licin jadi terpeleset, kaki kena dan luka," kata dia.
Saat itu, Mbah Diro tahu bahaya pun dapat mengancam dirinya yang telah tua.
Baca: Jadi Tersangka Tragedi Susur Sungai, Guru SMPN 1 Turi Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara
Baca: Usulkan Ide Susur Sungai tapi Malah Tinggalkan Peserta, Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Jadi Tersangka
Sebab, arus Sungai Sempor saat itu memang deras luar biasa.
Namun satu yang terus ia pikirkan, menyelamatkan sebanyak-banyaknya
Sedangkan dua orang pemancing yakni Sudarwanto (37) atau yang akrab disapa Kodir berjalan menuju Sungai Sempor bersama adiknya Tri Nugroho.
Kodir dan Tri memang memiliki kebiasaan memancing setelah turun hujan.
Namun baru saja tiba, ia dikagetkan dengan jeritan minta tolong para siswa.
Baca: Terkait Susur Sungai, Kepala Sekolah SMPN 1 Turi: Jujur Saya Tidak Tahu Ada Kegiatan Itu
Baca: Menteri Sosial Janjikan Santunan Rp 15 Juta Pada Keluarga Siswa SMP Turi Korban Tragedi Susur Sungai
Mereka pun meloncat ke sungai dan menemukan sejumlah siswa dalam keadaan bersusah payah bertahan dari terjangan arus Sungai Sempor.
"Saya tak pikir panjang lagi, apalagi saya sudah hafal betul kondisi sungai di sekitar situ," kata Kodir.
Kodir fokus mengevakuasi siswa-siswa di tengah sungai.
Sementara Tri mengevakuasi siswa yang berada di pinggir sungai.
Baca: Kronologi Banjir Bandang Sebabkan Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Sleman Hanyut Saat Susur Sungai
Baca: Fakta Tragedi Susur Sungai Sleman, Seorang Korban Dimakamkan di Hari Ultah, 6 Pembina Diperiksa
"Saya renang ya berat karena arusnya deras. Satu-satu saya gendong terus bawa ke pinggir," katanya.
Kodir bertahan melawan derasnya arus selama kurang lebih 2,5 jam.
Ia berhasil mengevakuasi lebih dari 10 orang siswa.