Underpass Senen Terendam Banjir 2 Meter, Belum Ada Pompa, Warga: Sebelumnya Mana Pernah

Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Underpass Senen, Jakarta Pusat kebanjiran, Selasa (25/2/2020). Uderpass Senen pertama kalinya terendam banjir bahkan hingga 2 meter lebih. Namun pompa belum diupayakan, sehingga arus lalu lintas menjadi padat.

TRIBUNNEWSWIKI.COM -  Banjir kembali melanda DKI Jakarta, sejak Selasa (25/2/2020) dini hari.

Banjir berkisar di ketinggian hingga 100 cm tersebar di hampir seluruh wilayah DKI Jakarta.

Dikutip dari akun Twitter TMC Polda Metro Jaya, beberapa titik banjir parah diantaranya di Jl. Daan Mogot, Jakarta Barat hingga arus lalu lintas dialihkan.

Tak hanya itu, banjir setinggi 100 cm menggenang di Jl. Karet H. Abdul Jalil, tepatnya di belakang Hotel Shangri La.

Informasi terbaru, banjir yang terjadi di Jakarta Pusat, terutama di Underpass Senen terendam hingga ketinggian 2 meter lebih pada Selasa, (25/2/22020).

Padahal sebelumnya Underpass Senen dikabarkan tak pernah terendam di kasus banjir sebelumnya.

Sejumlah titik banjir DKI Jakarta pada Selasa, 25 Februari 2020. Ketinggian air diinformasikan berkisar antara 25-70 cm. (https://gogl.ink/banjir)

Baca: Sindiran Pedas Yunarto Wijaya Soal banjir Jakarta : Lanjutkan TikToknya, Ditunggu Kata Ajaibnya

Baca: Kisruh Formula E: Bungkamnya Anies dan Istana Negara Terancam Banjir Jika Monas Diaspal

Dikutip dari Wartakota.com, terendamnya Underpass Senen membuat akses Senen-Cempaka Putih terputus.

Sehingga para pengguna jalan terpaksa mencari jalur alternatif lain.

Kondisi tersebut kemudian menimbulkan kepadatan arus lalu lintas di sekitar Stasiun Senen.

Ketika artikel ini diunggah, petugas dari Bina Marga SDA tengah berada di lokasi memantau ketinggian air.

Untuk memantau ketinggian air, sebuah kendaraan amfibi mencoba melintas di lokasi.

Mobil amfibi yang dikerahkan tersebut bahkan terendam sekitar satu setengah dari badan mobil.

Belum ada pompa yang diupayakan ke lokasi

Underpass Senen, Jakarta Pusat kebanjiran, Selasa (25/2/2020). (WARTA KOTA/JOKO SUPRIYANTO)

Meskipun ketinggian air mencapai 2 meter dan memutus arus lalu lintas, hingga artikel ini diunggah belum ada pompa yang diupayakan atau diterjunkan ke lokasi.

Warga setempat, Dani (22) dan  salah satu warga memberikan keterangan langsung pada Wartakota.com.

Dani mengatakan, banjir di Underpass Senen terjadi sejak dini hari tadi, saat hujan deras menguyur di wilayah Senen, Jakarta Pusat.

"Pokoknya subuh tadi udah terendam, enggak tahu jam berapanya," kata Dani, Selasa (25/2/2020).

Banjir yang mengenangi Underpass Senen dikatakan Dani memiliki panjang nyaris setengah dari panjang underpass itu.

Fenomena terendamnya Underpass Senen yang cukup langka tersebut membuat warga sekitar tampak menyaksikan banjir yang diklaim baru pertama kali terjadi ini.

"Kalau ini pertama kali terjadi. Sebelumnya mana pernah," ucap seorang warga.

Pemda DKI Jakarta harus siap siaga atasi banjir

Kepala Pusat Data Informasi (Kapusdatin) dan Humas BNPB Agus Wibowo saat ditemui di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (24/2/2020). (KOMPAS.com/Firda Zaimmatul Mufarikha)

Menanggapi banjir yang terjadi di DKI Jakarta Selasa (25/2/2020) yang belum juga surut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) imbau pemda untuk bersiaga.

Seperti yang dilansir oleh Kompas.com,  Kepala Pusat Data dan Infomasi BNPB, Agus Wibowo mengingatkan pemerintah daerah untuk siap siaga terhadap bencana banjir.

Hal ini diungkapkan lantaran prediksi curah hujan ekstrem yang akan terjadi hingga April 2020.

"Pertama, kami menyiapkan memberi edaran-edaran pada seluruh BPBD, pemerintah daerah untuk siap-siap. Karena ini ramalan dari BMKG masih terjadi hujan. Semua pihak harus siap-siap," kata Agus di Graga BNPB, Jakarta, Senin (24/2/2020).

Menurut Agus, semua pihak harus siap siaga dengan kebutuhan personel, logistik ataupun pendanaan.

Sehingga akan selalu tanggap dalam menghadapi kemungkinan datangnya bencana.

"Jaga-jaga sehingga kita pantau 24 jam. Jika terjadi apa-apa, kita selalu siap, selalu siap terus," ujar Agus.

Sebelumnya, Agus membenarkan jika puncak hujan akan terjadi pada bulan Februari.

Meskipun demikian, Agus juga memprediksi curah hujan yang ekstrem akan terjadi hingga April 2020.

"Puncaknya kan Februari. Tapi kan hujan itu masih terus berlangsung April kurang lebih dan sampai April itu kemungkinan ada terjadi juga yang kemungkinan ekstrem juga," kata Agus.

Oleh karena itu, Agus meminta masyarakat tetap waspada dengan curah hujan besar dalam waktu yang lama.

"Jadi kita semua tetap harus selalu waspada, siaga siapa tau akan ada hujan yang cukup lama sehingga bisa jadi banjir lagi," ucap dia.

Baca: DKI Jakarta Kembali Banjir, 326 Gardu Listrik Ibu Kota dan Bekasi Dipadamkan, Berikut Daftarnya

Baca: Banjir Kepung Ibukota, Sosok Ini Beri Pujian Untuk Gubernur Jakarta, Sebut Kinerja Anies Lebih Baik

Baca: Kronologi Banjir Bandang Sebabkan Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Sleman Hanyut Saat Susur Sungai

(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, WARTAKOTA/Joko Supriyanto, KOMPAS/Sania Mashabi)



Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer