Sudah Berjuang Mati-Matian Rawat Pasien Virus Corona, Kini 3.000 Tim Medis di China Malah Terinfeksi

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sudah berjuang mati-matian rawat pasien virus corona, kini 3.000 staf medis China malah ikut terinfeksi.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sudah berjuang mati-matian rawat pasien virus corona, kini 3.000 staf medis China malah ikut terinfeksi.

Korban terinfeksi virus corona di China semakin bertambah banyak.

Dikutip TribunnewsWiki dari worldometers.info, pada Selasa (25/2/2020) kasus terinfeksi virus corona secara global mencapai 80.150 kasus.

Dari kasus tersebut tercatat 2.701 korban yang telah meninggal dunia akibat virus corona ini.

Di China peningkatan infeksi virus corona ini terjadi begitu tinggi.

Selain masyarakat umum, para tim medis China yang merawat pasien kini juga mulai terinfeksi virus corona ini.

Baca: Korban Virus Corona di Korea Selatan Capai 893, Kini Ribuan Orang Penuhi Jalanan Antri Beli Masker

Baca: Italia Diserbu Corona, Termasuk ke Wilayah Cristiano Ronaldo Bermukim

Bahkan kini tercatat lebih dari 3.000 staf medis di China terjangkit virus corona.

Penyebabnya, kemungkinan akibat alat pelindung seperti masker yang kurang dan kelelahan petugas medis.

Melansir Channelnewsasia.com, Direktur Jenderal Reformasi Kesehatan Komisi Kesehatan Nasional China Liang Wannian, Senin (24/2), mengungkapkan hal itu dalam konferensi pers bersama dengan Kepala Delegasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Bruce Aylward.

Infeksi Covid-19 sebagian besar terjadi di Provinsi Hubei, pusat wabah virus corona baru yang sudah menewaskan hampir 2.700 hingga saat ini di Tiongkok dan menjangkiti lebih 79.000 lainnya.

Puluhan ribu pekerja medis telah berjuang untuk menahan penyebaran virus corona, yang diyakini pertama kali muncul di pasar makanan laut di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, pada Desember 2019 lalu.

Para dokter dan perawat asal Xi'an yang ditugaskan tangani pasien terjangkit virus corona di Wuhan, China. Mereka rela membabat habis rambut untuk membuat mereka lebih gesit sekaligus mengurangi risiko tertular virus corona. (Twitter/Afshan_2016)

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping menyerukan perlindungan yang lebih besar atas staf medis, setelah kematian dokter terkemuka memicu kemarahan nasional pada penanganan pemerintah terhadap wabah Convid-19.

Dalam pertemuan pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, Senin (24/2), Presiden Xi mengatakan, epidemi virus corona adalah krisis kesehatan masyarakat paling serius di negeri tembok raksasa.

Mengutip kantor berita negara Xinhua, Xi menyebutkan, epidemi virus corona adalah penyebaran tercepat, dengan kasus terinfeksi paling banyak dan yang paling sulit untuk dicegah serta dikendalikan sejak Republik Rakyat China berdiri.

"Ini adalah krisis bagi kami dan ini juga merupakan ujian besar," katanya.

Presiden China, Xi Jinping serukan wabah virus korona sebagai masalah serius (Instagram: @realxijinping)

Dia mengakui, China perlu belajar dari "kekurangan nyata yang terungkap" dalam upaya memerangi Covid-19, sehingga bisa meningkatkan kemampuannya untuk menangani krisis di masa depan.

Tetapi, Xi juga menyatakan kepada para kader Partai Komunis, bahwa “penilaian epidemi Komite Pusat partai itu akurat, semua pengaturan kerja tepat waktu, dan langkah-langkah yang mereka ambil efektif”.

"Efektivitas kerja pencegahan dan pengendalian sekali lagi menunjukkan keunggulan signifikan dari kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok dan sistem sosialis dengan karakteristik China," katanya seperti dilansir oleh South China Morning Post.

Baca: Pria Jepang Positif Tertular Virus Corona setelah Liburan di Indonesia, Kemenkes: Itu Corona Tipe II

Baca: UPDATE Virus Corona: 78.998 Orang terinfeksi, 2.470 Meninggal Dunia, 23.448 Sudah Disembuhkan

(Kontan/SS. Kurniawan)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Al Farid)



Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Melia Istighfaroh

Berita Populer