Kontrak panjang empat tahun ini memang cukup mengejutkan karena biasanya tim pabrikan di MotoGP hanya memberikan kontrak dua tahun, selanjutnya dapat diperpanjang.
Dengan kontrak panjang ini, Marc Marquez akan diikat Repsol Honda sampai MotoGP musim 2024.
Bahkan bisa jadi Marc Marquez juga akan pensiun di Honda.
Namun, dilansir dari Motorplus-online.com, Marc Marquez juga mendapat sindiran pedas gara-gara kontrak ini, terutama dari Carlo Pernat.
Baca: Pengamat MotoGP Carlo Pernat Sebut Tim Repsol Honda Bisa Redup Jika Marc Marquez Pergi
Baca: Kontrak Marc Marquez di Repsol Honda Resmi Diperpanjang 4 Tahun, Bakal Pensiun di Honda?
"Marc Marquez berhasil menciptakan kombinasi yang tidak terkalahkan," ungkap Carlo Pernat dikutip dari GPOne.com.
"Mungkin dia tidak akan peduli, tetapi dia hanya akan menang dengan satu motor saja, tidak seperti Valentino," katanya.
Sindiran pedas dari Carlo Pernat sudah terdengar oleh Marc Marquez.
Akhirnya, juara dunia MotoGP 2019 itu buka suara tentang kontrak dirinya bersama Repsol Honda yang lebih lama dari pembalap MotoGP lainnya.
Baca: Beda dari Marc Marquez di Honda, Andrea Dovizioso Justru Tidak Yakin Bertahan di Tim Pabrikan Ducati
Baca: Daftar 10 Juara MotoGP Termuda dalam Sejarah, Valentino Rossi Ternyata Kalah Jauh dari Marc Marquez
Marc Marquez memberi tanggapan yang juga cukup pedas.
"Saya tidak terlalu mempedulikannya. Saya mengikuti insting saya dan apa yang saya inginkan," kata Marc Marquez dilansir dari Marca.com.
Marc Marquez hanya ingin menang di MotoGP 2020 dan musim berikutnya.
"Saya tidak peduli bagaimana atau dengan siapa. Saya hanya ingin menang. Itu adalah tujuan utamanya." kata pembalap berjuluk The Baby Alien itu.
Marc Marquez kemudian membela diri yang mengambil contoh legenda MotoGP pada masa lalu.
"Ada banyak legenda di masa lalu yang memilih berada di pabrikan yang sama dan tidak masalah," katanya.
Legenda MotoGP asal Australia, Mick Doohan, menjadi contoh terdekat.
Juara dunia GP500 itu selalu membalap dengan motor Honda sepanjang kariernya di ajang Grand Prix (1989-1999).
Pengamat MotoGP Carlo Pernat menyebut tim Repsol Honda akan redup jika kehilangan Marc Marquez.
Marc Marquez menjalani musim dahsyat pada MotoGP 2019 kemarin.
Hasilnya, tiga gelar berhasil dipersembahkan Marc Marquez, yakni juara pembalap, juara tim, dan juara konstruktor.
Marc Marquez dapat dikatakan hampir seorang diri melakukannya karena performa Jorge Lorenzo tidak banyak membantu.
Selain itu, Marc Marquez juga menciptakan rekor baru, yaitu poin terbanyak dalam semusim MotoGP.
Motor RC213V terlihat menjadi pasangan yang sangat klop bagi pembalap berjuluk Baby Alien ini.
Baca: Marc Marquez Sebut Fabio Quartararo akan Jadi Salah Satu Penantang Terberatnya di MotoGP 2020
Baca: Daftar 10 Juara MotoGP Termuda dalam Sejarah, Valentino Rossi Ternyata Kalah Jauh dari Marc Marquez
Ada beberapa pihak yang mengingatkan Honda tentang Ducati yang selalu gagal juara setelah Casey Stoner hengkang dari Honda.
Hal itu disampaikan pengamat MotoGP, Carlo Pernat.
Carlo Pernat mengatakan Ducati dirancang lebih mudah dikendarai oleh Casey Stoner.
Namun, sejak Stoner pergi dari Ducati, tidak ada kabar cemerlang tentang Ducati.
"Situasi Honda ini bagi saya tampak seperti pada Ducati ketika dia memiliki Stoner," kata Carlo Pernat dikutip dari Tuttomotoriweb.
"Marc Marquez menjadi pembalap tercepat tetapi tidak ada seorang pun yang mampu menggantikannya," kata dia.
Carlo Pernat mengatakan ada persamaan antara kondisi Honda dan Ducati di masa lalu saat ada Casey Stoner.
"Ducati sesuai kenyataannya justru membuat motor seperti Stoner ketika gagal menang lagi," kata Carlo Pernat.
Bahkan, Carlo Pernat yakin kepergian Marc Marquez bakal meredupkan rekor Repsol Honda.
"Bukan hanya pembalap (yang hilang), tetapi juga karena motor sudah didesain seperti itu untuk Marc Marquez," katanya.