Sejak delapan tahun lalu, underpass Kulur atau yang sering dikenal underpass Kulon Progo ini berubah menjadi kolam ketika musim penghujan.
Dua remaja yang meninggal tersebut ialah Riyan Hariyanto (15) asal Sogal 2, Wates dan Tegar Koruhman (15) warga Tawangsari, Pengasih.
Satu korban lagi bernama Ramli Saparudin atau Apang (15) pelajar asal Bojong Kulur, yang hingga kini masih dalam keadaan kritis.
Dikutip dari Tribun Jogja, Kapolsek Temon, Kompol Setyo Heri Purnomo mengatakan kejadian naas tersebut terjadi pukul 16.15 WIB.
“Semuanya ada tiga, dua meninggal satu selamat,” jelas Kapolsek Temon, pada Sabtu (22/2/2020).
Heri menjelaskan kronologi peristiwa naas tersebut.
Awalnya ada 7 anak yang berkumpul di pinggir tebing underpass itu.
Selain ketiga korban, terdapat pula Tegar, Yoga, Angga, Ramli, Tyas dan Vita akan merayakan ulang tahun Rian.
Baca: Hujan Deras Sebabkan Banjir di Pekalongan, Seorang Warga Tewas dan Ratusan Lainnya Mengungsi
Para pelajar tersebut berusia sekitar 15-16 tahun.
"Mereka ke lokasi tidak bersamaan, saat itu Tegar, Ramli, Yoga dan Angga sudah berada di lokasi terlebih dahulu," katanya.
Kemudian, lanjutnya, Tyas dan Vita datang belakangan.
Karena Rian ulang tahun, maka dipanggilah oleh mereka untuk menyusul ke lokasi.
Sebetulnya, ada dua rekannya yakni Vita dan Tyas sudah melarang untuk main di bawah underpass itu.
Dikutip dari Kompas.com, salah seorang warga melihat aksi para remaja tersebut.
Seorang warga bernama Karno asal Kulur menceritakan, anak-anak itu awalnya terlihat saling bercanda di pinggir underpass.
Penampilan mereka tidak menunjukkan sedang ingin berenang atau mandi di genangan air itu.
"Kalau dilihat bajunya lengkap bukan untuk mandi," kata Karno.
Baca: Kronologi Banjir Bandang Sebabkan Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Sleman Hanyut Saat Susur Sungai
Menurut polisi, para remaja tersebut bercanda sampai berlebihan sehingga mengakibatkan dua anak tewas tenggelam.
Hingga akhirnya Rian tercebur, sementara dia tidak bisa renang.
"Dia (Ryan) gelagapan di dalam air karena tidak bisa berenang, lalu teman-teman langsung terjun untuk menolong. Tapi malah ikut tenggelam," jelasnya.
Tegar berinisiatif untuk terjun menolong Rian.
"Karena tidak kuat, kemudian Yoga, Ramli dan Angga menyusul untuk menolong.
Sehingga di dalam kolam ini ada lima orang, sementara yang perempuan di atas," tuturnya.
Baca: Doa ketika Hujan Deras Disertai Petir, agar Hujan Membawa Manfaat serta Hindarkan Musibah dan Banjir
Karena tidak bisa berbuat banyak, Yoga akhirnya menepi lalu Vita dan Tyas berupaya mencari pelampung dari ban serta meminta tolong ke warga sekitar.
Tidak berselang lama, Ramli dan Tegar berhasil ditemukan oleh bantuan warga.
Sayangnya Tegar kedapatan sudah tidak bernafas ketika ditemukan.
"Namun upaya dari teman-temannya ini tidak berhasil," jelasnya.
Kapolsek Temon, Kompol Setyo Heri P menambahkan bahwa tubuh Ryan ditemukan belakangan.
Dia ditemukan selang satu jam dari kejadian, setelah dilakukan pencarian oleh warga dan Tim SAR.
Underpass Kulur sendiri merupakan jalan di bawah jalur ganda kereta api yang masuk wilayah Pedukuhan Pulodadi.
Jalan itu dibangun pada 2012, untuk memisahkan pengguna kereta api di atas dan pengguna jalan umum di bawahnya.
Pada musim kemarau, banyak kendaraan umum yang melintas di underpass Kulur.
Namun ketika musim penghujan, underpass ini berumah mirip kolam karena tergenang air.
“Karena musim penghujan menjadi kolam, tidak dapat dilewati kendaraan,” kata Firman, seorang petugas di Pos PJL Kulur.
Belakangan, Underpass Kulur malah menjadi tempat wisata dan mandi anak anak.
"Terowongannya tertutup dan tidak bisa dilewati.
Jadilah dipakai bermain anak-anak," kata Suyadi, warga Wates yang sekadar mampir ke kolam ini.