Sebanyak 250 orang siswa tersebut mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai di Sungai Sempor, Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
Hingga saat ini korban tewas dari peristiwa tersebut ada sebanyak tujuh orang.
Hal tersebut disampaikan oleh Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Wahyu Pristiawan di Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020).
"Untuk korban meninggal ketujuh ditemukan jam 00.00 WIB lewat," kata Wahyu.
Dikutip dari Kompas.com, salah satu siswa SMP Negeri 1 Turi, Ahmad Bakir menceritakan detik-detik sungai banjir bandang dan menelan rekan-rekannya saat mengikuti susur Sungai Sempor di Sleman pada Jumat (21/2/2020).
Bakir menjelaskan, awalnya ia dan teman-temannya berangkat daris sekolah menuju Sungai Sempor sekitar pukul 15.00 WIB.
Ketika berangkat, cuaca sedang hujan deras.
Namun saat tiba di Sungao Sempor, hujan mulai reda.
“Kegiatan itu susur sungai. Saat reda kita turun ke sungai,” katanya.
Awalnya, saat susur sungai, Bakir berada di paling belakang.
Tetapi perlahan mendahului hingga berada di depan.
Menurutnya, kedalaman air saat susur sungai bervariasi, mulai dari 50 sentimeter hingga 1 meter.
Setelah beberapa saat menyusuri sungai, hujan mulai gerimis.
"Nggak terasa, tiba-tiba air datang," ucapnya.
Bakir menuturkan, saat banjir datang, kebetulan ia sudah berada di atas bibir sungai bersama temannya Danu Wahyu.
"Kalau yang hanyut saya tidak tahu, tapi ada yang tenggelam sempat ditolong teman saya (Danu)," bebernya.
Mengetahui kejadian itu, Bakir pun lantas berteriak agar teman-temannya tetap berpegangan yang erat pada sebuah kayu.
Selain itu, ia juga meminta teman-temannya tidak panik.
"Yang di tengah itu panik, terus saya teriak agar jangan panik. Kalau panik kan makin susah," ungkapnya.
Bakir yang berada di atas serentak berusaha membantu teman-temannya.
Ia mencari benda yang ada di bibir sungai untuk digunakan menolong teman yang lain.
“Saya langsung cari akar yang panjang, lalu saya lempar ke teman yang di tengah.
Satu-satu tarik ke pinggir, ada enam yang tadi saya tarik,” ungkapnya.
Ia menuturkan, sawaktu kegiatan susur sungai ada Pembina pramuka yang mendampingi.
Posisi para Pembina tersebut berada di tengah dan belakang.
Sementara itu, Danu Wahyu, siswa kelas 8 menuturkan saat kejadian posisinya berada di bibir sungai.
"Saya kan naik ke permukaan. Jadi posisi saya tidak di dalam sungai saat kejadian," ungkapnya.
Saat banjir bandang datang, lanjutnya, sempat melihat beberapa temannya tenggelam.
Melihat hal itu, Danu sepontan langsung melompat ke dalam sungai.
"Lihat ada yang tenggelam terguling-guling, saya langsung lompat berenang.
Saya tarik dua yang perempuan ke pinggir, sama satu yang (pegangan) batu di tengah (sungai)," ungkapnya.
(TribunnewsWiki.com/Saradita Oktaviani/Kompas.com)