250 siswa dikabarkan terseret arus sungai Sungai Sempor, di dekat lingkungan sekolah ketika melakukan kegiatan Pramuka berupa susur sungai.
Akibatnya, pada Sabtu, (22/2/2020) diinformasikan 9 siswa dinyatakan meninggal dunia.
Peristiwa tersebut kemudian menjadi sorotan publik terlebih masyarakat Yogyakarta mengingat hal tersebut terjadi ketika musim hujan berada di puncaknya.
Termasuk Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menyampaikan keprihatinannya.
Rekaman perkataan Sri Sultan Hamengku Buwono X diunggah dalam akun Twitter Humas Pemda DIY sebagai berikut:
Baca: Cerita Dua Siswa SMPN 1 Turi yang Selamatkan Teman Pakai Akar saat Hanyut Susur Sungai
Baca: Cerita Salma, Siswa Selamat dari Susur Sungai: Ingin Selamatkan Diri Malah Terseret Arus
Hamengku Buwono X mengatakan sangat menyayangkan adanya aktivitas menyusuri sungai yang dilakukan ketika musim hujan.
"Saya prihatin kenapa justru pada musim hujan ada aktivitas menyusuri sungai," ucap Hamengku Buwono X.
Tak hanya itu Hamengku Buwono X mengatakan dan memohon dengan tegas agar pihak pimpinan sekolah untuk bertanggung jawab.
"Saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini," tegasnya.
Selain itu Hamengku Buwono X mengimbau agar seluruh kegiatan baik yang dilakukan oleh sekolah, organisasi dan kelompok masyarakat lainnya tidak melakukan kegiatan serupa.
"Itu jelas sangat berbahaya," imbau Hamengku Buwono X tegas.
Klarifikasi SMPN 1 Turi
Dimintai pertanggung jawaban oleh Hamengku Buwono X, pihak SMP N 1 Turi mengadakan konferensi pers.
Dikutip dari Kompas.com, Konferensi pers tersebut diadakan di lingkungan SMP N 1 Turi, pada Sabtu (22/2/2020).
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala SMP Negeri 1 Turi, Tutik Nurdiyana.
"Kami atas nama sekolah mohon maaf atas terjadinya musibah ini yang benar-benar tidak kami prediksi dari awal, tidak menduga," ujar Tutik dalam konferensi pers di sekolahnya, Sabtu (22/2/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
Setelah meminta maaf Tutik memberikan penjelasan jika dirinya adalah Kepala Sekolah SMP N 1 Turi yang baru menjabat selama 1,5 bulan.
"Saya di sini kepala sekolah baru, baru 1,5 bulan, program-program ini melanjutkan yang lama. Semester kemarin sudah ada program seperti itu," kata Tutik.
Tutik menerangkan jika kegiatan susur sungai yang menjadi program kegiatan rutin untuk ekstrakurikuler Pramuka telah ada sejak dirinya belum menjabat.
Pramuka memnag satu dari ekstrakurikuler SMP N 1 Turi yang kerap memiliki kegiatan dan selalu digelar setiap hari Jumat dari pukul 13.30 WIB sampai 15.30 WIB.
Kepala sekolah SMPN 1 Turi mengaku tak mengetahui adanya kegiatan susur sungai
Mengejutkan, Tutik mengaku tidak mengetahui adanya program kegiatan susur sungai nahas yang dilakukan pada Jumat (21/2/2020) sore.
Hal tersebut lantaran dirinya tidak mendapatkan laporan rencana kegiatan dari para pendamping dan pembina Pramuka.
"Jujur, saya tidak mengetahui adanya program susur sungai di hari kemarin itu, mereka tidak matur (laporan). Karena mungkin menganggapnya anak-anak biasa, anak Turi susur sungai itu hal biasa," kata Tutik.
Tutik juga menjelaskan jika para siswanya yang kebanyakan warga Turi tersebut cukup familiar dengan lingkungan sekitar sungai.
Sehingga susur sungai bukan menjadi kegitan yang asing bagi para siswa.
"Bagi kami, mungkin anak-anak penduduk Turi, mereka familiar dengan lingkungan Turi, jadi bukan hal yang khusus," terang Tutik.
Baca: Viral Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Beri Jawaban Ini Saat Diingatkan Warga Lakukan Susur Sungai
Baca: Fakta Tragedi Susur Sungai Sleman, Seorang Korban Dimakamkan di Hari Ultah, 6 Pembina Diperiksa
Baca: Peristiwa Susur Sungai SMPN 1 Turi, Sri Sultan Hamengku Buwono X Minta Sekolah Tanggung Jawab