Badan Antariksa Eropa / European Space Agency (ESA) akan membayar relawan yang bersedia berbaring di tempat tidur alias rebahan selama dua bulan untuk menjadi objek penelitian ruang angkasa.
Penelitian ini disebut Bedrest Spaceflight, yang mencoba mencari cara untuk membuat tubuh manusia tetap sehat saat berada di luar angkasa.
Apa tugasnya?
Bagi siapa saja yang mau rebahan di tempat tidur selama dua bulan akan ditugaskan menjadi objek penelitian untuk menguji efek perjalanan ruang angkasa pada tubuh manusia.
Penelitian dilakukan bukan di luar angkasa, melainkan di tempat simulasi yang telah disediakan oleh ESA.
Tak tanggung-tanggung, siapa saja yang bersedia rebahan di kasur akan mendapatkan bayaran 12.500 Poundsterling atau setara Rp. 222.9 juta dan makan gratis dari Badan Antariksa Eropa.
Tak hanya itu, relawan juga dapat menonton televisi dan bermain gim selama rebahan di kasur, dilansir Daily Mail, Rabu (19/2/2020).
Baca: Hari Ini Dalam Sejarah: 10 Oktober 2007, Sheikh Muszaphar Shukor Orang Malaysia ke Luar Angkasa
Objek Penelitian
Penelitian yang dilakukan Badan Antariksa Eropa ini membutuhkan relawaan untuk menjadi simulasi penerbangan antariksa.
Mereka membutuhkan relawan sejumlah kelompok dengan total 48 orang.
Bagi yang bersedia menempuh syarat ini maka diharuskan untuk rebahan di kasur selama 60 hari dengan dipandu oleh dua tim peneliti dari Prancis dan Slovenia.
Baca: Masih Ingat Pluto? Dikeluarkan dari Tata Surya, Kini Dipercaya Lagi sebagai Sebuah Planet
Rebahan Selama 2 Bulan
Selain rebahan, relawan yang berminat diwajibkan untuk selalu berada di tempat tidur.
Syarat utama adalah salah satu bahu harus menyentuh tempat tidur setiap saat.
Hal itu berlaku bahkan saat makan, kencing, dan cebok.
Aktivitas itu harus dilakukan di tempat tidur selama dua bulan.
Baca: Selain di Bumi Ternyata Hujan Meteor Perseid juga Terjadi di Planet Ini
Lebih jauh lagi, relawan yang berminat akan diikat dalam sebuah mesin 'sentrifugal' yang akan membuat tubuh berputar.
Hal ini dilakukan untuk mencoba gravitasi buatan pada manusia.
Namun tak perlu khawatir, semuanya dilakukan sambil berbaring alias rebahan.
"Kami mendapat banyak permintaan relawan. Rebahan di tempat tidur memang enak, tapi jangan senang dulu" kata Jennifer Ngo-Ang, anggota ESA.
"Namun kami salut kepada para relawan yang mau mengorbankan kehidupan sehari-hari mereka (selama dua bulan) untuk kepentingan (penelitian) eksplorasi manusia."
Baca: Planet Saturnus
Selain membuka kesempatan bagi relawan, panitia penyelenggara juga membuka kesempatan bagi para peneliti antariksa lainnya.
Relawan ini juga terbuka dengan mereka yang sudah memiliki pengalaman di bidangnya,
Tujuan diadakannya penelitian ini tidak hanya membantu manusia agar dapat meninggalkan planet ini namun juga menguji kemampuan bertahan hidup di luar angkasa.
Di luar atmosfir bumi, seseorang masuk pada ruang hampa tanpa bobot.
Hal ini akan membuat tubuh astronot akan kehilangan otot dan kepadatan tulang.
Lebih jauh lagi, mata akan berubah dan cairan akan bergeser ke otak, serta masih banyak fenomena tubuh lainnya.
Nah, menemukan cara agar manusia tetap sehat di orbit adalah sebagian besar tujuan dari penelitian ini.
"Semakin banyak subjek yang ikut tes, maka semakin baik, namun mengirim orang ke luar angkasa itu mahal dan sulit," kata ESA.
Baca: Yuri Gagarin
ESA juga menyebut bahwa penelitiannya akan berfokus pada mencari tahu seberapa kuat kadar oksigen rendah manusia yang diperlukan untuk misi ruang angkasa di masa depan.
Mereka menyebut bahwa luar angkasa memiliki lingkungan pesawat dan habitat ruangan yang terbatas.
Dalam alat sentrifugal milik ESA, nantinya relawan akan menjajal simulasi dengan menarik kaki mereka sambil berbaring.
Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana gravitasi buatan dapat digunakan untuk melawan perubahan dalam tubuh manusia selama di luar angkasa.
--