Salah satu di antara mereka adalah pembalap Suzuki Ecstar Alex Rins.
Mayoritas orang, termasuk pembalap MotoGP sendiri biasanya mengidolakan para legenda masyhur roda tua.
Para legenda ini di antaranya adalah Mick Doohan, Wayne Rainey, Valentino Rossi, Giacomo Agostini dan lain-lain.
Namun, Alex Rins punya idola yang cukup berbeda karena melawan arus utama.
Sang pembalap Suzuki memiliki enam pembalap idola, tetapi mayoritas bukan pembalap dengan nama besar nan legendaris.
Baca: Kontrak Marc Marquez di Repsol Honda Resmi Diperpanjang 4 Tahun, Bakal Pensiun di Honda?
Baca: Hormati Valentino Rossi, CEO Dorna Carmelo Ezpelata Tak Berani Tanya Kapan The Doctor Pensiun MotoGP
Hal ini diungkapkan Alex Rins melalui akun Twitternya.
Dia menulis Marco Melandri, Alex Criville, Kevin Schwantz, Daijiro Kato, Sebastian Porto, dan Chris Vermeulen sebagai pembalap idolanya.
Nama Marco Melandri cukup terkenal pada periode 2000-an.
Melandri adalah junior Rossi yang berhasil menggondol juara 250 cc pada 2002 sebelum debut ke MotoGP setahun setelahnya.
Prestasi terbaik Melandri menjadi runner-up kelas MotoGP pada 2005, kalah dari Valentino Rossi.
Jika dibandingkan, sebenarnya nama Melandri jauh di bawah Valentino Rossi dan rival-rivalnya pada era itu seperti Casey Stoner, Nicky Hayden, Sete Gibernau, dan lainnya.
Lalu nama kedua, Alex Criville, cukup terkenal di Spanyol, karena meraih gelar juara 500 cc tahun 1999.
Masih wajar karena Criville cukup banyak dibicarkan usai menjadi pembalap Spanyol pertama yang juara dunia di GP 500.
Lalu ada nama Kevin Schwantz, pembalap yang sebenarnya belum pernah dilihat Rins secara langsung saat balapan.
Baca: Daftar 10 Pembalap GP500/MotoGP dengan Kemenangan Terbanyak, Valentino Rossi Masih Nomor Satu
Baca: Daftar 10 Juara MotoGP Termuda dalam Sejarah, Valentino Rossi Ternyata Kalah Jauh dari Marc Marquez
Wajar saja, Schwantz terakhir aktif balapan GP pada 2005 dan terkenal bersama Suzuki, jadi juara GP 500 cc pada 1995.
Lalu, ada nama mendiang Daijiro Kato, pembalap asal Jepang, yang bahkan cukup disegani oleh Valentino Rossi.
Selain itu ada Chris Vermeulen, pembalap yang membela Suzuki pada 2006 sampai 2009, yang sebenarnya tidak terlalu ternama saat dirinya masih aktif balapan.
Alex Rins tentu punya alasan sendiri mengapa memilih mereka jadi idola
Semenjak dimulai pada 1949 dalam format 500 cc hingga saat ini dalam bentuk MotoGP, kejuaraan dunia balap prototipe menciptakan beberapa rivalitas panas di sirkuit.
Rivalitas para pembalap MotoGP bahkan dibawa sampai ke luar sirkuit.
Setidaknya ada empat rivalitas terbesar dan terpanas di kejuaraan dunia MotoGP/GP500.
Dilansir dari Redbull.com, berikut daftar rivalitas yang melegenda di atas aspal sirkuit:
Duo Amerika Wayne Rainey dan Kevin Schwantz sudah bersaing semenjak masih membalap di AMA Superbike pada 1980-an.
Pada 1987, Wayne dan Rainey memperebutkan gelar juara AMA Superbike.
Wayne akhirnya menjadi juara meski mendapat kemenangan lebih sedikit dari Schwantz.
Persaingan keduanya turut dibawa ke kejuaraan dunia 500 cc mulai akhir 1980-an.
Wayne bergabung di Team Robert Yamaha sementara Schwantz berada di Suzuki.
Pada saat itu Schwantz menggunakan Suzuki RGV500 yang kurang kompetitif.
Dia harus memacu motor melebihi batas agar bisa menang, tetapi justru sering membuatnya crash.
Wayne dan Schwantz tidak menyembunyikan kenyataan bahwa mereka saling meremehkan satu sama lain.
Jika dilihat dari jumlah gelar, Wayne lebih unggul karena memiliki tiga gelar juara kelas 500.
Sayangnya karier Wayne di dunia balap harus berakhir karena kecelakaan yang membuatnya lumpuh pada 1993.
Pada musim itulah akhirnya Schwantz menjuarai GP500.
Pembalap Amerika Kenny Robert dan pembalap Inggris Barry Sheene mendapat sorotan karena rivalitasnya di kelas premiere pada akhir 1970-an dan awal 1980-an.
Tidak ada yang lebih mereka sukai selain mengalahkan satu sama lain.
Sheene adalah bintang balap yang lebih dulu bersinar sementara Roberts baru debut pada 1978.
Namun, Roberts ternyata berhasil mengalahkan Sheene ketika dia masih menjadi rookie.
Sheene menjuarai kelas 500 cc pada 1976 dan 1977 sementara Roberts pada 1978, 1979, dan 1980.
Mick Doohan dan Alex Criville adalah rekan setim di Repsol Honda.
Namun, Alex Criville hampir selalu di berada dalam bayang-bayang Mick Doohan.
Rivalitas mereka benar-benar memanas pada musim 1996 karena dipicu oleh insiden Jerez.
Pada seri Jerez, Criville hampir mengalahkan Doohan, tetapi Doohan berhasil menyalip Criville pada tikungan ke-13 meski nyaris bersenggolan.
Sayangnya, usaha Criville mempertahankan posisinya justru membuatnya crash.
Criville akhirnya berhasil menjadi juara tiga tahun kemudian setelah Doohan crash parah yang membuatnya pensiun.
Rivalitas Valentino Rossi “The Doctor” dan Max Biaggi “The Roman Emperor” mewarnai kelas premiere pada awal tahun 2000-an.
Ketika Rossi pindah ke kelas premier pada 2000, dia sudah menunjukkan kemampuannya yang mengesankan.
Perseteruan Rossi dengan Biaggi dipicu oleh insiden Suzuka pada 2001.
Pada waktu itu Biaggi menyikut Rossi dan membuatnya hampir keluar dari aspal.
Namun, pada akhirnya Rossi justru berhasil menyalip Biaggi dan mengacungkan jari tengahnya.
Mulai dari itu, mereka saling menyindir dan bahkan sempat diberi peringatan oleh FIM.
Pada akhirnya Rossi berhasil “menenggelamkan” Biaggi yang justru tidak pernah menjuarai MotoGP.