Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Museum Ullen Sentalu adalah museum pribadi yang terletak di daerah Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Museum ini merupakan museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram.
Dinasti tersebut terdiri dari Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.
Tidak hanya itu, museum ini juga mengoleksi berbagai macam batik yang berasal dari Yogyakarta maupun Surakarta.
Lukisan tokoh raja-raja berserta permaisurinya dengan berbagai macam pakaian yang dikenakan setiap harinya juga ditampilkan di sini.
Baca: Museum Gunung Merapi
Nama Ullen Sentalu sebenarnya merupakan singkatan Bahasa Jawa dari Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku.
Artinya nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan.
Kata tersebut diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit bernama blencong.
Lampu tersebut memiliki cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita.
Museum ini didirikan oleh seorang bangsawan Yogyakarta yang dikenal dekat dengan keluarga Kraton Yogyakarta atau pun Surakarta.
Konsep museum ini adalah agar pengunjung mengenal dan mengetahui keadaan budaya Jawa kuno dengan segala aturannya. (1)
Sejarah Museum Ullen Sentalu
Museum Ullen Sentalu merupakan museum pribadi yang didirikan oleh keluarga Haryono dari Jogja dan berada di bawah payung Yayasan Ulating Blencong.
Terdapat beberapa penasehat dari Yayasan Ulating Blencong yang ikut andil dalam terbangunnya museum ini yaitu I.S.K.S Paku Buwono XII, KGPAA Paku Alam VIII, GBPH Poeger, GRAy Siti Nurul Kusumawardhani, Ibu Hartini Soekarno, KP. dr. Samuel Wedyadiningrat, Sp.(B). K.(Onk).
Museum ini diresmikan pada 1 Maret 1997 oleh KGPAA Paku Alam VIII, Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada waktu itu. (2)
Visi dan Misi Museum Ullen Sentalu
Museum Ullen Sentalu didirikan oleh keluarga Haryono yang mewarisi kebudayaan Jawa secara turun-temurun dari keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya.
Sesuai dengan makna semantiknya, museum ini memiliki makna nyala blencong yang menerangi.
Museum Ullen Sentalu merupakan sebuah konsep dari misi pelestarian nilai dan martabat budaya Jawa.
Museum merupakan 'dreamspace' yang mampu mengakomodasi kenangan, emosi, perasaan, khayal dan menghubungkannya dengan faktor sejarah kemudian menuangkannya dalam sebuah lukisan yang merupakan diorama dwimatra dalam sebuah eksibisi.
Lukisan, telah terbukti, merupakan medium yang lebih efektif untuk menghidupkan memori, karena diatas canvas dapat dituangkan semua daya kognitif yang dimiliki manusia, baik daya ingat, daya khayal, daya interpretasi, daya cipta dan lainnya. (3)
Bentuk museum berbasis pada intangible heritage dan berorientasi pada informasi seperti itulah yang dimaksudkan Hooper – Greenhill (2000) sebagai post – museum dan oleh Magetsari (2009) diidentifikasikan sebagai critical museology.
Mungkin masih membutuhkan satu atau dua periode lagi hingga nantinya bukan lagi sekedar informasi biasa yang dibutuhkan oleh masyarakat tapi information super-highway yang bisa diakses kapan saja lewat portal museum virtual.
Bila hal itu terjadi, bukan berarti tidak ada lagi pengunjung museum fisik, karena kunjungan seperti itu akan tetap ada bahkan akan sama besarnya dengan pengunjung museum maya, karena kemajuan tehnologi tidak hanya merambah bidang komunikasi tapi juga transportasi, sehingga bepergian kemanapun akan sama cepatnya dan nyaman seperti pesiar ke dunia maya. (4)
Koleksi Museum Ullen Sentalu
Terdapat 3 koleksi yang ditawarkan oleh Museum Ullen Sentalu, Koleksi Narasi, Koleksi Galery dan Koleksi Tetap.
Koleksi Tetap di dalam museum ini meliputi beberapa lukisan yang memiliki visi dan misi melestarikan budaya jawa.
Diantaranya yaitu:
Lukisan ini menggambarkan sosok GRAj Nurul Kusumawardhani putri Mangkunagaran VII yang sedang menari Serimpi Sari Tunggal pada resepsi pernikahan Putri Juliana di Belanda pada 1937 di istana Noordeinde, Belanda.
Sosok yang diabadikan di lukisan Renganis Si Pemenang adalah RAy Nurul Maliki, putri Pangeran Suryobrongto yang merupakan putra HB 8.
Menceritakan tokoh Rengganis dan Widaninggar(putri China), dua karakter yang saling bermusuhan untuk berperang membela saudara seperguruan masing-masing.
Putri Rengganis membela Dewi Kelaswara, istri pangeran Jayengrana.
Widaninggar membela Dewi Adaninggar yang mati terbunuh oleh Kelaswara ketika berperang memperebutkan cinta Jayengrana.
Pertarungan dimenangkan oleh Dewi Rengganis.
Menceritakan tentang Roman Panji yaitu kisah cinta antara Dewi Candrakirana dan Raden Panji.
Lukisan ini terinspirasi dari sebuah tarian yang merupakan petikan cerita Menak tentang peperangan Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupelaeli.
Mengambarkan sosok Ibu Ageng atau RAy Koes Pariyah yang merupakan cicit dari PB IX dan menjadi permaisuri GKR PB XI.
Lukisan ini menghadirkan 2 sosok wanita yang berperan dalam kehidupan tahta PB XII yaitu GKR PB XI (Ibunda) dan GKR Alit(putri sulung).
Dua sosok dengan dua karakter yang sangat berbeda.
Yang satu adalah seorang permaisuri, ibu suri, dan sosok nenek yang memiliki kepribadian dan karakter sangat kuat dan dominan.
Sebaliknya, sosok sang cucu GKR Alit terlihat berkepribadian sangat lembut dan patuh melakoni tata cara kehidupan seorang putri ningrat di dalam kaputren.
Digambarkan di dalam lukisan, beliau berdiri mengawasi cucu perempuan, GKR Alit bermain piano yang diwajibkan.
Terinspirasi dari upacara tumbuk yuswa Paku Alam VIII yaitu hari kelahiran adipati yang diselengarakan di pendapa agung.
Serombongan para putri Pakualaman membawa pusaka sebagai simbol kebesaran raja.
Setiap Pusaka memiliki makna filosofisnya Bulu merak melambangkan keindahan, gada adalah simbol kedudukan, perisai dimaknai sebagi lambang keamanan.
Tempat air ludah atau kecohan merupakan terjemahan dari "sabda pandita ratu" yang berarti setiap sabda raja tidak akan ditarik kembali dan raja selalu menepati janji yang diucapkan.
Kotak perhiasan sebagai lambang kemakmuran, dan pedang menyimbolkan ketajaman berpikir.
Raja sebagai pengayom: para putri kerabat raja(anak-cucu-garwa ampil-bibi-eyang, dsb kerabat puri) duduk di belakang raja, simbol raja mengayomi mereka.
Lukisan ini menggambarkan sosok GKR Kencana yaitu permaisuri HB VII.
Dari beliau terlahir 2 orang putri; GRAj Mursudarinah yang dipersunting PB X dan GRAj Mursudariyah menjadi permaisuri Adipati MN VII.
Lukisan yang menggambarkan para putri PB XII dari ibu berbeda: GKR Alit, Gusti Mung, Gusti Diah, Gusti Mening saat memperingatil 40 hari meninggal saudarinya yang dikenal dengan panggilan Gusti Pluk.
Lukisan ini menggambarkan beberapa abdi dalem yang mendampingi Putri Yanna, cucu PB XII dalam suatu acara formal kraton.
Kostum para abdi dalem adalah setelan kain kemben tanpa mengenakan perhiasan.
Samir yang dikalungkan merupakan simbol penugasan dari raja dan dipercaya sebagai penolak bala.
Sosok dalam lukisan adalah GKR Timur dan Gusti Nurul.
Sebagai permaisuri, GKR Timur selalu tampil dalam setelan kain panjang dan kebaya lengkap dengan gaya rambut dan perhiasan layaknya seorang wanita bangsawan.
Sedangkan putri raja sebelum akil balik mengenakan kostum yang disebut sabuk wala
Lukisan ini menceritakan Gusti Nurul dengan latar belakang kuda.
Beliau memang menggemari olahraga menunggang kuda.
13. Lukisan Royal Blue: Garwa Kinasih dan Ratu Mas: Merak Ati
Sosok didalam lukisan ini adalah Ratu Mas yang anggun. (5)
Fakta Menarik Museum Ullen Sentalu
- Koleksi
Para pengunjung dapat melihat banyak lukisan dan foto bangsawan pada zaman tersebut.
- Ruang Syair untuk Tineke
Terdapat ruangan yang menarik di Museum Ullen Sentalu, yaitu Ruang Syair untuk Tineke.
Tineke adalah nama Belanda putri Sunan Surakarta Pakubuwono XI.
Ia mengalami patah hati yang luar biasa karena pria yang dicintainya dianggap tidak “sederajat” oleh orangtuanya.
Kemudian, Putri Tineke menerima banyak surat cinta dan puisi penghiburan dari saudara dan teman.
Pengunjung dapat melihat isi surat-surat tersebut di ruangan ini. (6)
Baca: Museum Dirgantara Mandala
Baca: Museum Pancasila Sakti (Museum Lubang Buaya)
Panduan & Tata Tertib
- Pada akhir tur akan diberitahukan lokasi untuk pemotretan dan hanya diijinkan dengan menggunakan peralatan sewajarnya serta tidak diperkenankan untuk pemotretan keperluan company profile atau pre-wedding album.
- Bagi rombongan pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan keterangan lebih lanjut atau foto museum dapat menghubungi sekretariat terlebih dulu sebelum tur diadakan pada nomor (0274) 880158.
- Tidak diizinkan merokok, makan dan minum selama tur berlangsung.
- Bagi yang ingin bersantai lebih lanjut dapat meluangkan waktunya di café & restoran Buikenhof atau area di sekitar Jawa Bazaar dan MUSE museum shop.
- Ransel, Tas Besar, Ponsel dan Gadget; Tidak diizinkan membawa ransel dan tas besar ke dalam museum.
- Ponsel dan gadget harap di non-aktifkan selama mengikuti tur.
- Tersedia locker di pintu masuk bagi yang membutuhkan penitipan barang. (7)
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka
Museum ini dibuka setiap hari kecuali hari Senin.
Pembelian tiket dan tur terakhir dapat dilakukan 30 menit sebelum museum tutup.
Pengunjung domestik: Rp 40.000 (Dewasa), Rp 20.000 (5-12 tahun)
Pengunjung mancanegara: Rp 100.000 (Dewasa), Rp 60.000 (5-12 tahun)
- Senin: Tutup
- Selasa-Jumat: 08.00-16.00 WIB
- Sabtu-Minggu: 08.30-17.00 WIB
Telepon: +62 274 895161
Website: www.ullensentalu.com
IG: @ullensentalu (8)
Lokasi dan Akses
Museum ini beralamar di Jalan Boyong KM 25, Kaliurang Barat, Sleman, Yogyakarta.
Pengunjung yang berasal dari arah Jogja, pergi menuju Gerbang Kaliurang dan lurus sampai pertigaan Patung Udang.
Kemudian mengambil jalan lurus ke Utara dan 500 meter kemudian tiba di sebuah pertigaan, belok kanan dan 700 meter kemudian akan tiba di Museum Ullen Sentalu. (9)