Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa bintik putih tersebut mengandung cacing jika dipecahkan.
Foto ikan lele berbintik putih tersebut dibagikan pada grup Facebook Info Kesehatan pada Kamis (13/2/2020).
Kemudian, berbagai tanggapan dan respon bermunculan setelah postingan itu viral di beberapa media sosial yang lainnya.
Hingga Minggu (16/2/2020) pukul 14.00 WIB, postingan tersebut telah disukai lebih dari 6000 kali dan dibagikan lebih dari 28.000 kali.
Dikatakan di dalam unggahan tersebut, jika menemukan bintik putih pada lele sebaiknya jangan dikonsumsi.
Disinyalir bintik putih tersebut mengandung cacing jika dipecahkan.
Baca: Dedy Susanto Bantah Tudingan Selebgram Revina VT yang Sebut Dirinya Cabuli Pasien Berkedok Terapi
Dilansir dari Kompas.com, dokter hewan dari Lab Balai Uji Standar Karantina Ikan, BKIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan, Drh. M. Aji Purbayu mengatakan bahwa bintik tersebut bukan cacing.
Bintik putih pada daging ikan lele tersebut mengindikasikan adanya pasarit jenis protozoa dan bukan cacing.
Cryta Parasit Protozoa pada ikan lele tersebut berjenis Ichtyophthirius Multifilis atau dikenal dengan parasit penyebab penyakit White Spot pada ikan.
Parasit tersebut tidak bersifat zoonosis (menular ke manusia) dan akan mati pada suhu panas atau pada saat proses memasak ikan hingga matang.
"Hanya memang konsumen ada yang merasa jijik atau kurang nyaman memakannya," kata Aji.
Walaupun sebaiknya memang perlu dilakukan uji laboratorium untuk memastikan lebih lanjut spesies parasit apa yang menjadi penyebabnya.
Protozoa tidak menimbulkan penularan ke manusia, tidak pernah ada laporan penelitian zoonosis, ungkap Aji.
Baca: Viral Ibu Satu Anak Ini Hanya Terima Gaji Rp 127 Ribu setelah Bekerja 70 Jam sebagai Pegawai Bar
Namun, jika menemukan ikan yang memiliki bintik-bintik putih pada dagingnya sebaiknya diolah dan dimasak dengan benar-benar matang.
Aji mengatakan seharusnya konsumen lebih memperhatikan ikan yang tidak sehat.
Ikan yang tidak sehat itu ikan yang mengandung pengawet buatan atau bahan kimia berbahaya, contohnya formalin.
Selain itu, ikan yang mengandung kontaminan seperti adanya bakteri salmonella atau E-coli yang bersifat food borne disease tidak layak dikonsumsi manusia.