Sosok Susy Susanti akan terus melekat dalam kisah sukses Indonesia di Olimpiade.
Legenda bulu tangkis yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI itu merupakan atlet Indonesia pertama yang sukses mendulang medali emas pada ajang multievent terbesar di dunia.
Susy Susanti merebut medali emas Olimpiade Barcelona 1992 setelah menaklukkan Bang Soo Hyun (Korea Selatan).
Sukses meraih capaian tersebut, Susy Susanti setuju jika meraih juara di Olimpiade tak semudah memenangkan gelar di kejuaraan lain.
Ketegangan dan tekanan yang luar biasa pasti dirasakan oleh para atlet yang membela negaranya di ajang Olimpiade.
Hal yang sama juga dirasakan Susy kala itu.
Susy Susanti mengaku sempat tak bisa tidur dan kehilangan nafsu makan pada malam sebelum laga final.
Besarnya tekanan dan beban yang dia rasakan membuat Susy ingin laga final cepat berlalu.
"Perasaan malam itu mata saya sudah dipejamkan, tapi tetap enggak bisa tidur, otaknya mikir terus," kata Susy Susanti seperti dikutip dari Kompas.com.
"Makan pun dipaksa demi jaga kondisi, padahal enggak nafsu makan sama sekali.
Akhirnya malam itu saya cuma makan nasi pakai abon dan ikan asin, sama minum segelas susu," katanya melanjutkan.
Susy pun mengakui ketegangan itu merupakan hal biasa yang pasti dirasakan oleh semua atlet.
Hanya saja, bagaimana atlet itu sendiri yang bisa mengatasinya sehingga tidak mengganggu penampilan di lapangan.
"Mau tidur pun sampai bolak-balik, ke kamar, lalu keluar lagi.
Begitu terus sampai tengah malam.
Ketegangan ini harus diatasi, jangan sampai merugikan kita, harus bisa diatur," kata legenda berusia 49 tahun itu.
Sebelum bertanding, Susy juga meminta agar dirinya tidak diganggu.
Sebab, menurut Susy, pertemuan atlet dengan banyak orang sebelum bertadning bisa mengganggu persiapan dan konsentrasi atlet itu sendiri.
Hal itulah yang kemudian Susy tekankan kepada para pebulu tangkis Indonesia saat ini.