Kedatangan tujuh mahasiswa asal Kalimantan Selatan (Kalsel) usai menjalani masa karantina di Natuna disambut isak tangis keluarga.
Mereka tiba di Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin di Banjarbaru pada Minggu (16/2/2020) pukul 12:45 WITA.
Selain para keluarga, kedatangan mereka juga disambut Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan.
Menurut Rudy Resnawan, penyambutan mahasiswa asal Kalsel yang selesai menjalani masa observasi di Natuna untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa seluruhnya sehat dan tidak terjangkit virus corona.
"Mereka memang dari awal dinyatakan sehat, ayo kita terima mereka dengan suka cita.
Masyarakat tidak usah takut," tegas Rudy, Minggu (16/2/2020), dikutip dari Kompas.com.
Rudy juga mengatakan bahwa masyarakat memang harus diyakinkan agar ketujuh mahasiswa ketika kembali ke kampung halamannya bisa diterima ditengah masyarakat.
"Memang kita harus meyakinkan masyarakat, jangan ada yang beranggapan mereka terjangkit, dari awal memang mereka sehat," jelas Rudy.
Sementara itu, salah satu orangtua mahasiswa, Noor Thaybah, merasa bersyukur anaknya bisa pulang ke Kalsel usai menjalani masa observasi di Natuna.
Ibu dari Nadia Ramadhannisa Saubari ini terlihat menangis saat pertama kali melihat anaknya keluar dari ruang terminal kedatangan.
"Saya senang sekali bisa bertemu dengan dia, apalagi dia dinyatakan sehat," ujarnya sambil berurai air mata.
Noor Thaybah didampingi suaminya jauh-jauh datang dari Kabupaten Tabalong, yang berjarak 252 km hanya untuk menjemput Nadia.
Noor membawakan baju bersih dan buah mangga kesukaan Nadia.
"Terkahir kontak, dia minta dibawakan baju bersih dan buah mangga kesukaannya, katanya dia pengen makan buah mangga yang ditanam di rumah," jelasnya.
Sekedar diketahui, ada 7 mahasiswa asal Kalsel yang dipulangkan hari ini.
Ketujuh mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa fakultas kedokteran dari 2 universitas berbeda di Kota Wuhan, China.
Mahasiswa asal Sulawesi Selatan yang tiba di Makassar usai diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau masih menyimpan harapan kembali ke China dalam waktu yang dekat.
Fitiriani, mahasiswa asal Makassar yang kuliah di China University of Geo Science yang berada di kota Wuhan sangat ingin menyelesaikan studi magisternya di kota itu.
"Masih ada niat untuk kembali saya harus melanjutkan S2 di sana," kata Fitiriani saat diwawancara di bandara Sultan Hasanuddin, Minggu (16/2/2020) dini hari.
Mahasiswi pascasarjana yang mengambil jurusan Geofisika ini menceritakan kisah saat dirinya bersama sekitar 280 WNI yang diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau selama 2 minggu.
Fitriani mengaku punya suka dan duka selama diobservasi.
Selama dikarantina, Fitriani mengaku menjalani proses pemeriksaan kesehatan sesuai dengan standar yang diterapkan WHO.
"Selama observasi ada suka dukanya. Selama dikarantina sama seperti prosedur dari WHO. Kalau makanannya enggak ada masalah tapi sudah diperiksa sesuai dengan standar WHO," kata mahasiswa yang sarjana Unhas ini, dikutip dari Kompas.com.
Mahasiswa asal Gowa Riska Ayumi Amalia (18), mengaku senang selama dikarantina. Baginya, saat diobservasi ia benar-benar menjalani hidup yang sehat.
Mahasiswa kedokteran di Hubei University of Science and Technology ini mengalu baru 2bulan berada di China tepatnya di kota Xianning.
Ia pun berterima kasih kepada pemerintah yang memulangkannya agar tak terkena wabah virus Covid-19 (corona) di tempatnya belajar.
"Sewaktu di sana ada senam banyak kegiatan. Makanannya 3 kali sehari itu pun makanan bergizi," ujar Riska.
Setibanya di kampung halaman, Riska mengaku tak takut dengan stigma negatif mengenai dampak virus corona yang berkembang di masyarakat terutama bagi WNI yang pulang dari China.
Baginya, semua itu sudah tidak ada masalah lantaran pemerintah sudah menetapkannya negatif terkena virus corona.
"Kalau masalah stigma insyaallah tidak takut karena orangtua dan keluarga selalu mendukung," tegas Riska.
Baik Fitriani maupun Riska kini bakal mengikuti kuliah online untuk sementara waktu.
Proses ini juga diikuti mahasiswa asal Sulsel yang juga berkuliah di China.
Mereka mengikuti kelas online hingga pemerintah China menyatakan kondisi di negeri tirai bambu tersebut sudah kondusif dan steril dari virus corona.