Video yang memperlihatkan sosok ibu itu diunggah di Instagram @hotmanparisofficial, Sabtu (15/2/2020).
Rupanya, ibu itu adalah orangtua dari balita yang ditemukan tewas mengenaskan di Samarinda, beberapa waktu silam.
Balita berinisial YF tersebut ditemukan tak bernyawa dalam keadaan organ tubuh yang tak lengkap.
Baca: Program Hotman Paris Show Ditegur KPI, Dianggap Langgar Norma Kesopanan : Aduh,Namanya Juga Show
Penemuan ini terjadi dua pekan setelah YF dinyatakan hilang, ketika dititipkan di sebuah PAUD.
Polisi sudah menetapkan dua guru PAUD YF sebagai tersangka.
Penetapan tersangka yang dilakukan polisi ini setelah melakukan proses cukup panjang sejak pertamakali jasad koban ditemukan pada tanggal 8 Desember 2019 lalu.
Namun, penetapan tersangka kepada dua orang guru PAUD ini bukan karena kasus pidana pembunuhan.
Melainkan karena kelalaian yang mengakibatkan YF meninggal dunia.
Hingga kini, penyebab kematian YF masih menjadi misteri.
Baca: Abash Selalu Tenangkan Lucinta Luna ketika Kambuh, Depresi dan Coba Bunuh Diri karena Dibully
Baca: Pernah Gorok Orang, Pelaku Penusukan Supir Angkot di Garut Baru Sebulan Bebas dari Nusakambangan
Ibu YF meminta bantuan Hotman agar kasus kematian anaknya bisa diungkap dengan jelas.
"Sampai saat ini kasus kematian anak saya cuma kasus kelalaian," ungkap ibunda YF, Melisari sambil menangis.
Ia curiga, jika kematian anak lelakinya tersebut bukan karena kelalaian saja.
Namun, diduga karena dibunuh dan sisa tubunya dibuang ke pinggiran sungai dekat rumah warga yang berlokasi di Jalan P Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu.
"Saya minta tolong bang hotman, saya minta keadilan buat anak saya bang," kata Melisari sambil tak henti menangis di depan Hotman Paris.
Menurut Melisari, YF merupakan anak lelaki satu-satunya yang ia punya.
Air mata ibunda YF pun semakin tak terbendung ketika mengingat anak kondisi jenazah anak lelakinya tersebut.
"Ini anak lelaki saya satu-satunya," kata ibunda YF sambil terus memegang foto anaknya yang sudah meninggal dunia.
Menurutnya, ia menitikan YS di PUAD untuk sekolah serta bersosialisi dengan teman sebayanya.
"Anak saya hilang dan ditemukan sudah meninggal dunia," kata wanita berkerudung coklat itu.
Hotman Paris berharap kasus ini menjadi perhatian aparat berwenang di daerah setempat.
"Mohon jadi perhatian Polsek Samarinda Ulu dan juga Kapolres Samarinda," kata Hotman Paris.
Baca: Kisah Yosia, Polwan Tangguh yang Kerap Ungkap Kasus Besar Narkoba: Pernah Takut Ketahuan dan Dibunuh
Baca: Kisah Tragis Basoeki Abdullah, Pelukis Indonesia Terkenal di Dunia yang Dibunuh Tukang Kebunnya
Seperti diketahui jasad balita benama YF ditemukan dalam kondisi mengenaskan yakni tanpa organ tubuh yang lengkap.
Jasadnya ditemukan tanpa kepala dipinggiran sungai dekat rumah yang berlokasi di Jalan P Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu.
YF sempat dikabarkan hilang dari PAUD hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi mayat tanpa kepala.
Orangtua korban yakni Bambang Sulistio dan Melisari mengaku sudah mengetahui jika kedua guru sekaligus pengasuh PAUD anaknya ditetapkan tersangka oleh aparat kepolisian.
"Ya memang keduanya pengasuh YF, ya bersyukur sudah ditetapkan," kata ayah balita YF, Bambang Sulistyo, Selasa (21/1/2020) kepada Tribunkaltim.co.
"Saya rasa pengungkapan kasus ini sudah bagus dan baik," katanya.
"Kami juga berterimakasih untuk penetapan tersangka memang melalui tahapan yang tidak sebentar," lanjutnya
Kendati demikian, orangtua YF masih belum percaya sepenuhnya dengan penjelasan polisi soal penyebab kematian anaknya.
Mereka masih menduga anaknya tewas akibat tindakan kejahatan.
"Sebenarnya kami tidak terlalu senang. Mudahan di tahap penyidikan semua fakta yang terpendam bisa terungkap. Para penyidik tentu punya trik," kata Bambang, Selasa (22/1/2020) malam mengutip Kompas.com.
Menurut ayah korban, anaknya tidak mungkin jatuh ke selokan dan terbawa arus dari PAUD Jannatul Athfaal di Jalan Wahab Syahranie ke anak sungai di Jalan Antasari, Samarinda, Kalimantan Timur, yang jaraknya mencapai empat kilometer.
Terlebih, kata Bambang, saluran drainase yang terhubung dari lokasi hilangnya YF ke lokasi penemuan jasad korban banyak sekali hambatan.
Salah satunya teralis besi penyaring sampah yang dipasang di beberapa titik sepanjang saluran air itu.
Menurut Bambang, mustahil tubuh anaknya lolos dari hambatan teralis besi atau sedimentasi parit yang nyaris menutup ruang drainase.
Bambang juga meragukan, anaknya tewas hanya karena kelalaian pengasuh di PAUD Jannatul Athfaal.
Sebab, ia masih meyakini jika puranya merupakan korban tindak kejahatan hingga bagian kepalanya hilang.
"Motif kami berbeda. Bukan kelalaian tapi yakin ada tindak pidananya," kata Bambang.
Pernyataan serupa disampaikan ibunda korban yakni Melisari.
Menurutnya, jika anaknya tewas karena tercebur ke selokan, tidak mungkin ditemukan dalam kondisi yang tidak wajar.
"YF tidak mungkin terseret. Kondisi tubuh tidak wajar," ungkapnya.