Nampak Satelit, Wuhan Berwarna Merah Menyala, Ilmuan Klaim Akibat Kremasi Mayat Korban Corona

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kota Wuhan berwarna merah

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hingga Hari ini Jumat (14/2/20) data Worldometers.info menunjuk korban terinfeksi mencapai 65.246 jiwa.

Dari data tersebut terbilang 1.489 orang telah dinyatakan meninggal dunia.

Foto satelit menunjukan tingkat Sulfur dioksida (SO₂) yang sangat tinggi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Minggu (9/2/2020).

Citra satelit juga menunjukan tingkat SO₂ yang tinggi terjadi di wilayah selain Wuhan, yaitu di Kota Chongqing.

Foto satelit nampak konsentrasi SO2 di Kota Wuhan pada 12 Februari 2020. ((WINDY.COM))

Baca: Para Ahli Ungkap 3 Skenario Berakhirnya Wabah Virus Corona: Kabar Buruknya Virus Ini Tak Akan Musnah

Baca: Terjangkit Virus Corona, Pejabat Publik Korea Utara Ditembak Mati setelah Pergi ke Pemandian Umum

Para ilmuwan mengklaim bahwa Sulfur dioksida (SO₂) dihasilkan dari kremasi mayat atau pembakaran limbah medis.

Seperti informasi yang disampaikan oleh Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) yang disampaikan melalui webnya mengenai aturan terkait pemakaman korban virus corona.

Aturan tersebut disampaikan 1 Februari 2020 yang menyebutkan, setelah dipastikan kematian pasien dengan pneumonia karena virus corona langsung diterbitkan laporan kematian.

Lembaga medis yang menangani pasien memberikan sertifikat kematian kepada kerabat korban untuk pemberitahuan kremasi.

Jika perintah segera melakukan kremasi ditolak oleh keluarga korban, sementara lembaga medis dan rumah duka gagal meyakinkan maka wewenang menjadi otoritas keamanan publik.

Aturan tersebut menyebutkan, setelah pemberitahuan kematian pasien dengan pneumonia karena virus corona, tidak ada upacara perpisahan jenazah dan kegiatan pemakaman lainnya.

Seluruh korban tewas akibat wabah tersebut diharuskan untuk dikremasi seluruhnya guna menghindari penyebaran virus corona.

Pemindahan jenazah hanya dilakukan oleh rumah duka dan ada rute khusus dari rumah sakit ke rumah duka.

Setelah jenazah sampai di rumah duka akan langsung dilakukan kremasi.

"Petugas dan kerabat korban dilarang membuka kantong jenazah selama seluruh proses kremasi," bunyi aturan tersebut.

Kemudian, setelah kremasi selesai, abu rumah duka diambil oleh staf layanan rumah duka, dan sertifikat kremasi dikeluarkan, yang diserahkan kepada kerabat untuk dibawa pergi.

Apabila keluarga menolak untuk mengambilnya, itu akan diberlakukan sebagai abu dari tubuh yang tidak diklaim.

Prosedur tersebut juga diberlakukan untuk orang asing di China, Hong Kong, Makau atau Taiwan yang meninggal di China karena virus corona.

Sebagai informasi, kedua kota Wuhan sudah ditutup sejak 2 Februari 2020, akibat dari virus corona.

Mayat-mayat korban virus corona harus segera dikremasi, begitu himbauan dari Komisi Kesehatan Nasional China.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, citra satelit dari situs Windy.com menunjukan tingkat SO₂ di Kota Wuhan berada pada 1.350 μg /m3 selama akhir pekan lalu.

Sementara menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat SO₂ tidak boleh melebihi 500 μg/m3.

Badan Perlindungan Lingkungan AS, mengatakan bahwa membakar limbah medis juga dapat menyebabkan emisi SO₂ yang tinggi.

Paparan tingkat tinggi dari SO₂ dapat menyebabkan risiko serius bagi kesehatan.

Gas tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti asma, radang paru-paru, dan penurunan fungsi paru-paru.

“SO₂ dapat mempengaruhi sistem pernapasan dan fungsi paru-paru, dan menyebabkan iritasi mata,” kata WHO.

Tingkat sulfur dioksida (SO2) di Kota Wuhan pada hari itu sangat tinggi, berada di angka 1.350 ug/m3 pada 9 Februari 2020. (DAILYMAIL)

Sampai saat ini belum jelas apakah ada kaitan antara virus corona dan tingginya tingkat SO₂ di Kota Wuhan pada akhir pekan lalu.

Berdasarkan pantauan Serambinews.com di windy.com, tingkat SO₂ di Kota Wuhan hari ini, Rabu (12/2/2020) pukul 12.30 WIB sudah menurun dari pekan lalu.

Kosentrasi SO₂ di Kota Wuhan berada pada level 145.58 μg/m3.

Sedangkan di Kota Chongqing berada pada level 107.79 μg /m3

(TribunnewsWiki.com/Ika W) (Serambinews.com/Safriadi Syahbuddin)

 



Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer