Menurut data dari worldometers.info, wabah virus corona sudah menjangkit 60.161 jiwa.
Data tersebut menunjukkan 1.365 orang telah kehilangan nyawanya karena terinfeksi virus corona.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, vaksin pertama untuk virus mematikan asal China ini baru dapat tersedia dalam 18 bulan.
"Jadi kita harus melakukan semuanya hari ini dengan menggunakan senjata yang tersedia", ujar Pimpinan WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Selasa (11/2/20).
Dari total kasus virus corona, 28 negara telah mengkonfirmasi adanya virus corona tersebut.
Berikut data kasus virus corona menurut worldometer.info Kamis(13/2/20) :
- China 59.638
- Jepang 203
- Singapura 50
- Hong Kong 50
- Thailand 33
- Korea Selatan 28
- Taiwan 18
- Malaysia 18
- Australia 15
- Vietnam 15
- Jerman 16
- Amerika Serikat 13
- Perancis 11
- Macau 10
- Inggris 9
- U.E.A 8
- Kanada 7
- Filipina 3
- Itali 3
- India 3
- Spanyol 2
- Rusia 2
- Swedia 1
- Sri Lanka 1
- Nepal 1
- Finlandia 1
- Kamboja 1
- Belgia 1
Baca: Rekaman Mengerikan Ribuan Gagak Berpesta Dengan Mayat Korban Virus Corona Di Atas Langit Wuhan
Baca: Jadikan Virus Corona sebagai Lelucon, Selebgram hingga Pemain Tottenham Hotspur Ini Terancam Sanksi
Dari data tersebut Indonesia terlihat masih bersih dari virus corona.
Hal ini memunculkan sejumlah pertanyaan tentang status Indonesia yang masih negatif dari virus tersebut.
Dengan keterangan ini WHO turut khawatir mengenai kondisi Indonesia yang masih nihil dengan wabah ini.
“Kami (WHO) prihatin Indonesia belum melaporkan satu kasus yang dikonfirmasi,” kata Dr Navaratnasamy, perwakilan WHO di Indonesia, seperti yang dikutip dari Sydney Morning Herald.
Menanggapi hal tersebut Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto menuturkan Indonesia terus memeriksa terkait virus tersebut di Indonesia.
“Jangan kecewa kalau kita gak ada. Ini kan sedang meneliti karena ini virus baru yang sedang kita teliti,” ucap Yuri di Kementerian Kesehatan, Senin (10/2/2020).
Kementerian Kesehatan pun terus memberikan laporan terkait kondisi keadaan novel corona virus di Indonesia ke WHO.
Yuri menjelaskan sesuai prosedur WHO, setiap hasil pemeriksaan dugaan novel corona virus di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) walaupun hasilnya negatif laporannya tetap harus di kirimkan ke WHO.
“Seluruh pemeriksaan dari yang pertama sampai yang terakhir semuanya kita laporkan ke WHO,” ucap Yuri.
Hasil laporan yang dikirimkan tersebut kemudian akan diverifikasi lebih lanjut oleh pihak WHO untuk menilai kinerja dari lab di Indonesia.
“Semua spesimen yang kita periksa, ini nanti akan dilakukan verifikasi oleh WHO untuk melihat akreditasi validitas pemeriksaan oleh lab kita,” kata Yuri.
Dari hasil pelaporan seluruh spesimen dugaan novel corona virus di Indonesia pun dinyatakan tidak ada masalah oleh WHO.
“Alhamdulilah sampai sekarang masih tidak ada masalah. WHO juga mengatakan apa yang kita lakukan sudah benar,” ungkap WHO.
Sementara itu menurut data Kementerian Kesehatan, hingga Minggu (9/2/2020) ada 62 spesimen yang diperiksa Balitbangkes, 59 dinyatakan negatif dan tiga masih dalam tahap pemeriksaan.
Sejak adanya penyebaran virus corona dari kota Wuhan, China menjadi ancaman serius bagi masyarakat dunia.
Hingga kini tercatat 107 orang meninggal dunia dan 4.474 orang terinfeksi Corona.
Sejak diumumkan pada 31 Desember 2019 lalu, virus Corona dikabarkan telah menyebar hingga ke 16 negara.
Virus Corona masih satu keluarga dengan virus SARS dan MERS.
Dengan demikian, ketiganya memiliki gejala awal yang sama.
Dikutip dari Kompas.com, pasien yang terinfeksi virus corona akan merasakan sakit kepala dan tidak enak badan.
Kondisi tersebut disertai dengan hidung meler dan batuk atau sakit tenggorokan.
Nyeri otot juga menjadi gejala awal pasien yang terinfeksi virus corona.
Kondisi-kondisi tersebut berpotensi menjadi komplikasi ketika disertai demam dengan suhu di atas 38 derajat celcius.
Selain itu, pasien juga akan mengalami kesulitas bernafas.
Efek lanjut yang dirasakan oleh penderita adalah pneumonia, penyakit yang menginfeksi paru-paru.
Jika paru-paru sudah terinfeksi, maka hal itu akan membuat kantung udara di dalamnya meradang dan terisi cairan atau nanah.
Puncaknya penderita akan mengalami sepsis atau bahkan meninggal dunia.
Sepsis sendiri merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh masuk secara berlebihan.
Alih-alih memerangi infeksi, sistem kekebalan justru menjadi boomerang dan menyerang tubuh lainnya.
Pemerintah Indonesia sendiri diketahui terus melakukan upaya pencegahan penyebaran virus tersebut.
Ada beberapa gejala virus corona baru yang perlu diketahui masyarakat sebagai langkah antisipasi.
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dr. Jatu Aphridasari, Sp.P (K), menyebut gejala Wuhan corona virus seperti penyakit saluran atas ringan hingga sedang atau mirip flu biasa.
Jatu menerangkan suhu tubuh 38 derajat atau lebih sudah bisa mengindikasikan seseorang terkena Wuhan corona virus.
Namun, demam saja tak cukup membuktikan seseorang telah terjangkit corona virus jenis baru.
Menurut dia, pada beberapa orang dengan kekebelan tubuh rendah, virus ini bahkan dapat juga menyebabkan pneumonia atau bronkitis.
Orang dengan kekebalan tubuh lemah yang dimaksud, di antaranya termasuk warga lanjut usia (lansia), anak-anak, dan wanita hamil.