Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sebuah meteorit besar jatuh di Pegunungan Sikhote-Alin, Rusia, pada 12 Februari 1947.
Meteorit ini dikenal sebagai meteorit Sikhote-Alin dan semua fragmennya jika dikumpulkan memiliki massa 22 ton.
Sementara massa pre-atmospheric-nya diperkirakan 90-100 ton.
Meteorit Sikothe-Alin menjadi sampai saat ini memegang rekor sebagai meteorit terbesar yang jatuh di bumi yang terekam dalam sejarah.[1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 11 Februari 1990 Nelson Mandela Dibebaskan Setelah Dipenjara Selama 27 Tahun
Baca: Hari Ini Dalam Sejarah, 11 Februari 1916, Aktivis Hak-Hak Perempuan, Emma Goldman Ditangkap Polisi
Kronologi jatuhnya meteorit
Meteorit Sikhote-Alin jatuh pada 12 Februari 1947 pukul 10.30 di Pegunungan Sikhote-Alin, Primorye, Rusia.
Meteorit ini masuk ke atmosfer dari NNE ke SSW dengan sudut 45 derajat.
Para saksi mata mengatakan meteorit ini terlihat seperti bola api besar dan lebih cerah daripada matahari.
Mereka juga mengatakan bahwa beberapa menit setelah bola api muncul, terdengar suara bergemuruh seperti suara senjata berkaliber berat yang menggema di antara gunung-gunung.
Seorang saksi bernama Korney Shvets menyatakan dirinya melihat api biru berkilau di langit dan ada api-api kecil di belakangnya.
Jendela di tempatnya bekerja bergetar, tutup oven terbuka, dan beberapa bara panas jatuh ke lantai.
Berbeda dari peristiwa Tunguska, jatuhnya meteorit Sikhote-Alin terdokumentasi dengan baik termasuk elemen-elemen orbitnya.
Tiga hari setelah meterorit ini jatuh, para pilot melihat titik jatuhnya meteorit yang tampak merah tua di taiga yang tertutup salju.
Dua bulan kemudian sebuah tim penyelidik yang dipimpin astronom V.G. Fesenkove ke tempat jatuhnya meteorit.
Mereka menemukan 122 kawah, yang terbesar berdiameter 28 meter dan memiliki kedalaman 6 meter.
Hasilnya, lebih dari 20 ton fragmen besi-nikel berhasil dikumpulkan dan dibawa ke gudang Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet.
E.L. Krinov, pemimpin ekspedisi selanjutnya, menyimpulkan bahwa zona dispersi 1-2 km dengan sumbu besar mengindikasikan bahwa kumpulan meteorit jatuh dari NNW ke SSE.
Fesenkov memperkirakan kecepatan meteorit saat memasuki atmosfer adalah 14,5 km/detik. [2]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Belanda De Zeven Provincien Dibom di Sumatra Karena Krunya memberontak
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 9 Februari 1913: Fenomena Aneh Arakan Meteor Terlihat di Langit Utara Amerika
Kandungan dan spesimen
Meteorit Sikhote-Alin berjenis meteorit besi, memiliki struktur octahedrite kasar, dan masuk kelompok IIAB dan.
Komposisinya adalah 93% besi, 5,9% nikel, 0,42 cobalt, 0,46% fosfor, 0,28% sulfur, dan kandungan lain seperti germanium dan iridium,
Ada juga kandungan mineral taenite, plessite, troilite, chromite, kamacite, dan schreibersite.[3]
Spesimen terbesar (1745 kg) dipajang di Fresman Museum di Moskow, sementara beberapa spesimen berada di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.
Banyak juga spesimen yang berada di tangan para kolektor.[4]
Baca: Hari Ini Dalam Sejarah, 8 Februari 1983, Pencurian Kuda Rp 12,2 Miliar, Pelaku Tak Pernah Tertangkap
Baca: Hari Ini dalam Sejarah, 7 Februari 1812, Gempa Bumi dan Tsunami di Mississippi, 1000 Orang Tewas
(TribunnewsWiki/Febri)