Sebelum ditemukan tewas di gorong-gorong, Delis sempat dilaporkan hilang oleh ibunya, Wati Fatmawati (46).
Berdasarkan keterangan Wakil Kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh, sang ibu melaporkan Delis tidak pulang pada Kamis (23/1/2020).
Kemudian pada hari Jumat, pihak sekolah mencari Delis ke rumah ayahnya.
Saat ditemui pihak sekolah, Budi Rahmat (45) yang merupakan ayah Delis mengaku jika sang anak sedang berada bersamanya.
Mendengar keterangan dari Budi Rahmat, pihak sekolah langsung menghentikan pencariannya dan percaya jika korban bersama ayahnya.
Namun, korban diketahui tak masuk kelas keesokan harinya.
Baca: Mayat Siswi SMP Ditemukan di Gorong-gorong, Sering Dibully Temannya Bau Lontong: Sebut Hanya Musibah
Baca: Ayah Sempat Minta Sekolah Tak Khawatir, Siswi SMP di Tasik Justru Ditemukan Tewas di Gorong-gorong
Kemudian di hari Senin (27/01/2020), malah ditemukan jenazahnya di dalam gorong-gorong depan gerbang sekolah yang hanya berdiameter 30 centimeter.
Terkait kasus kematian putrinya, Budi Rahmat akhirnya angkat bicara.
Dilansir oleh Kompas.com, Budi Rahmat mengaku berbohong kepada guru anaknya, bahwa Delis bersama dirinya.
Ia mengaku melakukan hal tersebut agar guru tersebut cepat hengkang dari tempat Budi bekerja.
"Supaya cepat saja Pak. Saya lagi sibuk kerja, dan supaya guru sekolah anak saya cepat pulang," katanya kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2020).
Selain itu, Budi juga mengaku sebagai orang pelupa dan hal itu merupakan bawaan sejak lahir.
Kata Budi, kondisi itu akibat dari ibunya yang sering mengonsumsi obat-obatan saat mengandung dirinya.
Bahkan, Budi juga mengaku lupa saat di mana ia menjawab pihak sekolah yang sempat menemuinya dan ia hanya teringat bahwa Delis sedang bersama dirinya.
"Waktu itu juga selain supaya guru itu cepat pulang, saya teringat kalau Delis sedang bersama saya," kata Budi yang didampingi istri barunya.
"Saya ada sakit di otak, hilang ingatan, karena efek ibu saat mengandung saya terlalu banyak minum obat. Katanya gitu kata orang tua saya." lanjutnya.
Baca: Teror Pria Bermasker Ajak Berhubungan Badan, Siswi SD Jadi Korban, Ini Ciri-ciri Pelaku
Baca: Punya Banyak Uang dan Sering Traktir Teman, Siswi SMP Asal Kupang Dicurigai dan Diamankan Tim Buser
Meski tak tinggal bersama anaknya lagi, Budi mengaku selalu memberi nafkah kepada Delis tiap bulannya.
Bahkan, nafkah yang diberikan itu atas sepengetahuan istri barunya atau ibu tiri anaknya selama ini.
Dirinya pun selama ini hanya mengandalkan penghasilan gajinya sebagai pelayan salah satu rumah makan di Kota Tasikmalaya.
"Kalau setiap saya gajian, saya selalu membagi nafkah untuk anak saya dan istri saya yang baru di rumah," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus ini bermula saat warga Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, digegerkan dengan temuan sesosok mayat perempuan tersembunyi di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.
Mayat tersebut saat ditemukan masih berseragam lengkap pakaian pramuka berkerudung dan ditemukan di sampingnya tas sekolah berisi identitasnya serta buku-buku sekolah.
Sampai saat ini, polisi masih terus mengungkap penyebab kematian korban dan telah memeriksa 9 saksi dan mengumpulkan barang bukti.
Namun, sampai hari ini Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota masih belum menetapkan tersangka terkait kasus temuan mayat siswi SMP yang masih berseragam Pramuka di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya.
Polisi juga masih menunggu hasil autopsi oleh Tim Forensik Polda Jawa Barat untuk mengunkap penyabab kematian Delis.
Baca: Heboh Muncul Kesultanan Selaco di Tasikmalaya, Klaim Sumber Dana dari Proyek Phoenix Bank Swiss
Baca: Pelaku Teror Sperma di Tasikmalaya Dibekuk, Sempat Mengelak, Keceplosan Sulit Tahan Hasrat
Ibu korban, Wati Fatmawati meyakini kalau anaknya sengaja dibunuh oleh seseorang.
Dirinya pun heran jenazah anaknya bisa masuk ke gorong-gorong yang sempit dan seakan ada yang menyembunyikannya.
Keyakinannya itulah yang mengizinkan pihak Kepolisian untuk mengotopsi jenazah anaknya beberapa hari lalu.
“Perasaan saya sebagai ibu kuat kalau anak saya ada yang bunuh. Saya heran kenapa anak saya ditemukan di gorong-gorong yang sempit di dalamnya lagi," ungkap Wati.
Meski demikian, Wati enggan mengungkapkan kecurigaannya kepada siapapun.
Saat ini dirinya hanya berharap pihak Kepolisian bisa segera mengungkap kasus kematian misterius anaknya tersebut.
"Pokoknya kalau ketemu pelakunya. Saya ingin pembunuh anak saya dihukum mati saja," tambahnya.
Saat ditanya apakah ayah korban mengunjunginya seusai ditemukan anaknya meninggal.
Wati enggan menjawab secara jelas hal itu kepada wartawan.
"Kemarin juga saat pemakaman ayahnya enggak hadir. Sudah ya," singkatnya