Sempat unggul melalui gol ciptaan bintang mereka Cristiano Ronaldo pada menit ke-65, Juventus harus kalah dengan skor 2-1 dari Verona di markas mereka, Stadion Marcantonio Bentegodi. via gol Fabio Borini dan Giampaolo Pazzini.
Hasil buruk itu berdampak buruk bagi klub berjuluk Si Nyonya Tua tersebut.
Kegagalan mereka mendekap tiga poin telag mengirim pesaing kuat mereka, Inter Milan untuk menyalip mereka di puncak klasemen, diikuti dengan Lazio hanya satu poin di belakangnya.
Baca: Jika Liverpool Juara Liga Inggris, Juventus Sodorkan Rp 2,6 Triliun untuk Rekrut Virgil Van Dijk
Baca: Bintang Muda Incaran Manchester United dan Juventus Ini Pecahkan Rekor Gol Liga Jerman
Juventus dan Inter Milan sama-sama mengoleksi 54 poin, namun Inter Milan yang baru saja memenagkan derbi melawan AC Milan, lebih unggul dari segi jumlah gol dan kemasukan, sehingga berhak duduk di singasana teratas.
Namun kedua klub besar itu hanya berjarak satu poin di atas kuda hitam Lazio.
Tekanan pun datang untuk kubu Juventus, juara bertahan Liga Italia musim 2018-19.
Dibawah pelatih baru mereka, Maurizio Sarri, Federico Bernardeschi dkk tak sedominan musim lalu di Italia.
Sarri dibawa ke Juventus Stadium demi memoles skuat Bianconeri saat ini dengan gaya bermain yang lebih menarik serta dominan.
Selain itu, manajemen klub juga mengharapkan gaya ofensif khas Maurizio Sarri akan membawa Juventus melaju jauh mengarungi Liga Champions musim ini.
Namun, tidak hanya hasilnya lebih buruk dari Allegri, permainan Juventus bersama Maurizio Sarri pun tak begitu ofensif nan atraktif seperti yang banyak pihak ekspektasikan.
Baca: Liga Arab Tolak Usulan Perdamaian Israel-Palestina : Yerusalem Harus Jadi Ibu Kota Palestina
Baca: Kalap di Penutupan Bursa Transfer, Manchester United Datangkan Penyerang Liga Cina Ini
Dikutip Tribunnewswiki.com dari La Repubblica, Selasa (11/2/2020), ada beberpa pihak di dalam jajaran manajemen Juventus yang menyerukan agar Allegri dibawa kembali, dengan Presiden Andrea Agnelli sendiri tidak sepenuhnya merasa diyakinkan oleh kinerja Sarri hingga kini.
Allegri sekalipun sudah diberhentikan dari posisinya sebagai pelatih Juventus, namun dirinya masih terikat kontrak personal dengan klub tersebut.
Allegri meski membuat tim yang dilatihnya bermain seimbang dan cenderung mengejar hasil, dia sukses menjuarai Liga Italia selama lima kali berturut-turut dan dua kali mengantar Bianconeri ke final Liga Champions.
Mantan pelatih AC Milan itu pun telah berulang kali dikaitkan dengan beberapa klub besar seperti Barcelona, Real Madrid, PSG, Manchester United dan Tottenham Hotspur, meski pada akhirnya dia memilih cuti dari pekerjaan melatih klub setahun ini.
Dengan melihat permainan Juventus yang belum meyakinkan inilah, rumor didepaknya Maurizio Sarri semakin menguat
Juventus akan mencoba memburu manajer Manchester City Josep “Pep” Guardiola untuk menggantikan Maurizio Sarri musim depan, menurut laporan dari media-media Inggris
Presiden Juventus Andrea Agnelli percaya bahwa sosok Guardiola adalah pelatih yang ideal untuk membawa klubnya berprestasi, terutama di Liga Champions.
Kabar ini pun merebak pasca ramai diberitakan bahwa pelatih Juventus, Maurizio Sarri dikabarkan mulai membuat para petinggi Juventus ragu.
Isu bakal merapatnya Guardiola ke Juventus sangat besar kemungkinan akan terlaksana.
Baca: Liga 1: Datangkan eks Ajax Amsterdam, Akankah Pencarian Penyerang di Persib Berakhir?
Baca: Brexit Berlaku 31 Januari, Inilah Dampaknya Terhadap Bursa Transfer Liga Inggris
Guardiola dikabarkan telah beberapa kali bertemu dengan perwakilan Juventus dan diperkirakan hanya menunggu momentum Manchester City ditimpa hukuman dari UEFA terkait Financial Fair Play untuk mengutarakan niatnya pergi dari klub tersebut.
Di awal musim ini, sebelum Sarri datang pun Guardiola sempat dikabarkan dekat dengan kepidahannya menjadi pelatih Juventus.
Pihak Juventus saat ini menegaskan bahwa Sarri masih akan selalu menjadi pilihan pertama mereka, meskipun kabar tentang Guardiola akan datang juga belum padam.
Manchester City sekarang tampaknya telah mencapai puncak dan telah menyerahkan gelar Liga Premier ke Liverpool.
Gelar juara Liga Inggris musim 2019-20 tampaknya hampir pasti menjadi milik Liverpool dan pihak Manchester City pun bisa saja tak keberatan untuk melepas Guardiola dan memulai hidup dengan pelatih baru.
Figur Guardiola sendiri tak asing dengan sepak bola Italia.
Mantan kapten Barcelona itu pernah bermain untuk Roma dan Brescia, dan ia juga berteman baik dengan beberapa ahli taktik Italia seperti Arrigo Sacchi dan Sarri sendiri.
Guardiola pun diketahui fasih berbahasa Italia.
Lain daripada itu, Guardiola pun telah memenangkan Liga Champions dua kali dengan Barcelona pada 2009 dan 2011.
Mengingat terakhir kali Juventus merasakan mansinya menggenggam trofi kuping besar adalah pada tahun 1996 lalu. Pengalaman memenangkan trofi beregengsi itulah yang diidam-idamkan seluruh elemen Juventus saat ini.