Miliki Catatan Rivalitas yang Tinggi, Kini Lorenzo Sebut Ia Semakin Dekat dengan Valentino Rossi

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Persaingan dua pebalap papan atas, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo menjadi yang terbesar di ajang MotoGP. Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi (kiri), mendengarkan saran dari Jorge Lorenzo saat tes pramusim MotoGP 2020 di Sirkuit Sepang, Malaysia, 8 Februari 2020.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Persaingan dua pebalap papan atas, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo menjadi yang terbesar di ajang MotoGP.

Bahkan, rivalitas keduanya digadang-gadang sebagai yang terbesar sepanjang sejarah era modern MotoGP.

Persaingan di lintasan menjadi semakin menarik mengingat keduanya berada di tim yang sama.

Bisa dibilang, Lorenzo adalah rekan tim terlama sepanjang karier Rossi.

Begitu juga sebaliknya, Rossi merupakan tandem yang paling lama.

Baca: Didepak Tim Pabrikan Yamaha, Valentino Rossi Kini Berpeluang Gabung Aprilia untuk MotoGP 2021

Baca: Marc Marquez Sebut Fabio Quartararo akan Jadi Salah Satu Penantang Terberatnya di MotoGP 2020

Valentino Rossi (Mohd RASFAN / AFP)

Rivalitas Lorenzo dan Rossi mulai merebak ketika Lorenzo bergabung dengan tim Yamaha.

Dinding pembatas yang melegenda dibangun di tengah garasi The Doctor dan Por Feura MotoGP 2008.

Hal itu dilakukan dengan alasan yang sangat sederhana, yaitu ban yang berbeda.

Persaingan keduanya tidak berhenti begitu saja.

Tensi antara Lorenzo dan Rossi semakin memanas tatkala keduanya berebut gelar juara.

Rossi berhasil menang pada MotoGP 2009, sementara Lorenzo menjadi pemuncak di musim berikutnya.

Tensi mulai mereda ketika Rossi merapat ke Ducati, pada musim 2011 hingga 2012.

Di sana, Rossi menuai kegagalan.

Mereka terlihat lebih akur ketika kembali dalam naungan pabrikan Iwata.

Baca: Rekrut Alex Marquez, Honda Tegaskan Bukan karena Nama Belakang dan Tak Ada Intervensi Marc Marquez

Baca: Daftar 10 Juara MotoGP Termuda dalam Sejarah, Valentino Rossi Ternyata Kalah Jauh dari Marc Marquez

Jorge Lorenzo pembalap Repsol Honda Team (Instagram.com/jorgelorenzo99)

Pada 2015, situasi kembali memanas.

Persaingan sengit kembali muncul ketika keduanya berebut gelar juara pada 2015.

Bahkan rivalitas keduanya sempat memicu lahirnya kontroversi.

Rossi yang menjadi pemuncak klasmen, menuduh Lorenzo berkomplot dengan Marc Marquez untuk menggagalkan dirinya tampil sebagai juara.

Suasana di Yamaha semakin diwarnai tensi tinggi, apa lagi ketika pada akhirnya Lorenzo mengalahkan Rossi untuk memastikan trofi di tangan.

Lorenzo mendapat tawaran dari Ducati pada 2016.

Tentu, tawaran ini tidak disia-siakan.

Di sisi lain, Rossi memilih untuk tetap bertahan.

Mulai pada masa tersebut, karier keduanya di lintasan naik turun.

Akan tetapi, Lorenzo sedikit lebih kurang beruntung dibanding Rossi.

Ia mengalami rentetan cedera, hingga pada akhirnya memutuskan untuk gantung helm.

Baca: Karel Abraham Jadi Kandidat Kuat Pengganti Andrea Iannone pada Tes Pramusim MotoGP 2020 di Sepang

Baca: Valentino Rossi Digantikan Fabio Quartararo di Tim Pabrikan Yamaha MotoGP, sang Adik Turut Komentar

Persaingan dua pebalap papan atas, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo menjadi yang terbesar di ajang MotoGP. Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi (kiri), mendengarkan saran dari Jorge Lorenzo saat tes pramusim MotoGP 2020 di Sirkuit Sepang, Malaysia, 8 Februari 2020. (TWITTER.COM/MOTOGP)

Sebelum pensiun, sebenarnya hubungan Lorenzo dan Rossi semakin membaik, ketika keduanya tak lagi saling berebut juara.

Bahkan ketika Lorenzo mencetak kemenangan bersama Ducati di MotoGP Italia 2018, Rossi yang finis di tempat ketiga tampak menawarkan jabat tangan yang hangat.

Kedekatan keduanya, semakin terasa ketika kini Lorenzo berlabuh ke Yamaha sebagai pembalap penguji.

Dalam wawancara yang dilansir BolaSport.com dari The-Race.com, Lorenzo mengakui bahwa relasinya dengan Rossi saat ini merupakan yang terbaik daripada sebelumnya.

"Sulit untuk berteman dengan kompetitor, terutama ketika kami semua adalah seorang pembunuh di MotoGP," ujar Lorenzo.

"Marc adalah seorang pembunuh, Valentino dan saya juga, kami semua ingin menang dan tidak ingin memberikan apapun kepada yang lain."

"Hal itu yang membuat kami sulit untuk berkomunikasi, menghabiskan waktu bersama, atau berempati antara satu dengan yang lain."

"Kami bukannya membenci satu sama lain, tetapi Anda ingin mereka melaju sepelan mungkin dan dapat mengalahkan mereka setiap saat."

"Ketika sesuatu hal yang emosional seperti Sepang pada 2015 terjadi, friksi menimbulkan api dan relasi yang menjadi semakin buruk."

"Saya selalu berkata kepada Valentino, semakin jauh jarak di antara kami semakin bagus relasi yang kami punya, setidaknya sampai sekarang."

"Relasi terbaik yang pernah kami miliki pada masa lalu adalah ketika dia berada di Ducati atau ketika saya yang berada di Ducati."

"Tetapi sekarang hubungan kami semakin dekat daripada sebelumnya, mungkin karena kami memiliki hasrat yang sama untuk melihat Yamaha menang," pungkasnya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur/Bolasport.com/Ardhianto Wahyu Indraputra)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer