ISIS lagi-lagi menjadi pembicaraan lantaran adanya perdebatan tentang rencananya pemulangan WNI yang terpapar gerakan radikal tersebut.
Hingga kini memang gerakan radikal ISIS masih tetap eksis di Timur Tengah.
Gerakan tersebut dianggap begitu radikal karena sering melakukan aksi pembunuhan dan pembantaian.
Salah satunya buktinya adalah sebuah video yang menggambarkan pemenggalan kepala oleh kelompok ISIS tersebut.
Dalam suatu kesempatan ternyata sosok pemenggal kepala ISIS tersebut membuat sebuah pengakuan.
Baca: Eks ISIS, Shamima Begum Gagal Banding di Pengadilan Inggris atas Penghapusan Kewarganegaraan
Baca: Donald Trump Temui Anjing yang Kejar Pemimpin ISIS Al Baghdadi: Sangat Brilian, Sangat Pintar
Dilansir oleh Dailystar, dia adalah pejuang ISIS kelahiran Belgia, Anouar Haddouchi, dijuluki 'algojo Raqqa'.
Julukan tersebut didapatkannya karena telah memotong lebih dari 100 kepala manusia.
Selama melakukan pemenggalan dia mengaku telah mendapatkan komisi hingga 10.000 poundsterling atau sekitar Rp172 juta per kepala.
Menurut keterangan Het Laatste Nieuws, Haddouchi ditangkap ketika bersama istrinya Julie Maes oleh pasukan milisi Kurdi di Suriah.
Pasangan itu ditangkap, setelah pertempuran untuk kubu ISIS terakhir di Baghouz.
Het Laastste mengatakan belum diketahui apakah Haddouchi akan diadili di Suriah, Belgia, atau Prancis karena diduga terlibat dalam serangan di Brussels dan Prancis.
Jika kemungkinan diadili di Irak, tersangka mungkin akan mendapatkan hukuman mati.
Pria 35 tahun itu, berbasis di Birmingham Inggris sampai 4 tahun sebelum pindah ke Suriah dan berperan sebagai algojo ISIS.
Selama kariernya sebagai algojo dia mengaku telah memenggal lebih dari 100 kepala di alun-alun pasar pusat kota di Raqqa.
Menurut BBC, Haddouchi dan istrinya bergabung dengan ISIS pada September 2014.
Setelah mereka meninggalkan Birmingham, pasangan itu meninggalkan kredit pajak di perumahannya di Birmingham.
Rumah itu kemudian diserahkan kepada Mohamed Abrini dari Belgia-Maroko.
Abrini sendiri juga salah satu kelompok teror yang terlibat dalam serangan Paris 2015 yang menewaskan 130 orang.
Sejauh ini, algojo Haddouchi telah dipenjara selama tiga tahun karena membantu aksi terorisme.