Viral Orangtua Taruh Anak di Rak Bagasi Kereta karena Nakal, Psikolog Sebut Hukuman Kurang Tepat

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

viral kisah orangtua yang menaruh anaknya di rak bagasi kereta.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Beberapa waktu lalu viral kisah orangtua yang menaruh anaknya di rak bagasi kereta.

Rupanya hal itu dilakukan sebagai bentuk hukuman karena 'kenakalan' sang anak.

Anak itu sempat menangis dan memanggil ayahnya.

Sang ayah yang berada di bawah pun mengingatkan dirinya untuk tidak nakal.

"Jangan nakal ya," tegurnya.

Baca: Viral Bakso Tikus Ternyata Hoax, Pedagang Terlanjur Rugi: Omset Turun dari Jutaan jadi Rp 15 Ribu

Baca: Viral Akun Rusia Komentari soal Penyemprotan Disinfektan ke WNI dari Wuhan

Awalnya video ini diunggah oleh sebuah akun Twitter @brllntjl pada Jumat (31/1).

Sontak, video ini pun viral dan ramai diperbincangkan di Twitter.

Dilansir dari Tribunnews.com, pemilik akun yang bernama Brilian berkisah tentang cerita yang sebenarnya.

Video itu rupanya direkam pada 26 Januari 2019, atau lebih dari setahun lalu.

Kala itu, Brilian sedang berada di kereta api Logawa, rute dari Yogyakarta menuju Surabaya.

Rupanya sang anak dihukum bukan tanpa alasan.

Ia berlarian di kereta bahkan sempat mengganggu penumpang lain dengan mencubitnya.

"Seingat saya si anak sangat hiperaktif sampai mencubit seorang penumpang," ujar Brillian

Hingga akhirnya terjadilah momen dalam video pendek tersebut.

Anak ini mendapat hukuman dari ayahnya dan didudukkan di atas rak bagasi kereta api.

Namun peristiwa ini tak berlangsung lama.

viral kisah orangtua yang menaruh anaknya di rak bagasi kereta. (Foto: Twitter @brllntjl)

Baca: VIRAL Foto Diduga Mayat Korban Virus Corona Bergelimpangan di Wuhan, Ini Fakta Sebenarnya

Baca: VIRAL Amplop Sumbangan Kosong dengan Tulisan Hutangmu Lunas, Ini Klarifikasi Rudi Tobing

"Bapaknya dengan sabar langsung menghukum anak dengan meletakkan di atas rak bagasi seperti dalam video," tutur Brillian.

Brillian mengaku tidak tega melihat sang anak diperlakukan seperti itu, tetapi ia berpendapat hukuman tersebut penting untuk membuat sang anak jera.

"Tetapi saya juga sadar kalau purnishment itu penting untuk efek jera dan mendidik sang anak supaya berkembang tumbuh lebih baik lagi, tanpa melakukan kekerasan secara fisik," ungkapnya.

Mahasiswa Universitas Jember, Jawa Timur itu mengaku kagum dengan perlakuan orangtua sang anak.

"Saya juga kagum dengan cara orangtua sang anak yang memberikan efek jera tanpa membuat anak tersakiti secara fisik atau membentaknya di depan umum," tutur Brillian.

Menurutnya, pada zaman sekarang, masih ada orangtua yang membiarkan anaknya bertindak sesuka hati dan marah saat anaknya ditegur orang lain.

"Saya banyak menemui di transportasi umum ketika orang lain menegur anaknya, malah orangtuanya yang marah," pungkasnya.

Baca: Viral Kisah Siswa SMP Urus Ibu yang Menderita Kanker Stadium 4 dan 2 Adiknya, Pemkot Beri Bantuan

Baca: Viral Dosen Bagikan Kisah Haru Persahabatan Mahasiswa soal Toleransi dari Beragam Suku dan Agama

Psikolog: Tindakan Kurang Tepat

Psikolog Anak di Rumah Sakit Ananda Purwokerto, Kurniasih Dwi Purwanti, turut memberikan pendapat mengenai kasus ini.

Menurut Kurniasih, tindakan yang dilakukan orangtua tersebut kurang tepat.

Sebabnya adalah sebelum membawa anak usia dini menggunakan kendaraan umum seperti kereta api, orangtua dihimbau untuk mempersiapkan kebutuhannya.

"Orangtua harusnya mempersiapkan beberapa mainan yang mengedukasi, makanan dan minuman yang cukup."

"Hal itu diperlukan agar anak tidak bosan dan berujung menganggu orang lain," tutur Kurniasih kepada Tribunnews.com, Sabtu (1/2/2020).

Kurniasih yang berpraktik di Rumah Sakit Ananda, Purwokerto itu menyatakan hukuman yang bisa menjerakan anak bergantung pada perilakunya.

"Kalau memang perlu membuat jera maka hukuman tersebut harus sesuai dengan perilaku sang anak."

"Misalnya hukuman untuk mencubit teman jelas berbeda dengan mencuri benda milik teman," tutur Kurniasih.

Ia juga menjelaskan hukuman yang efektif adalah tidak menggunakan kekerasan fisik.

"Hukuman yang diberikan hendaknya tidak berupa hukuman fisik," katanya.

Lebih lanjut, Kurniasih menjelaskan selain memberikan efek jera, hendaknya hukuman bisa memberi pengetahuan baru kepada anak akan perilakunya.

"Hukuman hendaknya selain memberikan efek jera juga memberikan "insight" pada anak akan perilakunya,"

"Tidak hanya semata-mata membalaskan perilaku sang anak saja," jelasnya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur) (Tribunnews.com, Maliana)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer