Hal itu dilakukan untuk benar-benar memastikan keadaan mereka dalam keadaan sehat.
Rupanya kebijakan untuk menggunakan Natuna sebagai tempat karantina dan observasi turut berimbas pada kegiatan belajar mengajar.
Dilansir dari Tribunnews.com, Pemda Natuna resmi meliburkan kegiatan sekolah untuk sementara.
Hal itu berdasarkan surat edaran tertanggal 2 Februari 2020 dengan Nomor 800/Disdik/46/2020 yang ditandatangani oleh Sekda Kabupaten Natuna, Wan Siswandi, S. Sos, M. Si tersebut ditujukan kepada seluruh kepala sekolah yang ada di 5 kecamatan di Natuna.
Baca: WNI dari Wuhan Diisolasi di Natuna, Sempat Ditolak Warga, BNPB Pastikan Tak Ada Kontak Langsung
Baca: Antisipasi Virus Corona, Sejumlah Pasangan di China Tak Diizinkan Nikah di Tanggal Cantik 02022020
Surat tersebut menyebutkan sekolah diliburkan mulai dari tanggal 3 Februari hingga 17 Februari 2020.
Selama periode itu, siswa diminta untuk belajar di rumah.
Tak hanya itu, mereka diimbau untuk tidak beraktivitas di luar rumah serta menghindari keramaian.
Terakhir, siswa diharapkan menerapkan pola perilaku sehat.
Apabila merasakan gejala pernapasan, harap langsung memeriksakan diri ke dokter.
Diberitakan Kompas.com, surat edaran itu memang dikeluarkan supaya anak-anak terhindar dari virus corona.
"Setidaknya, dengan libur sekolah, anak-anak bisa tetap berada di rumah untuk menghindari bahaya dari virus corona tersebut," kata Wan Siswandi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Minggu (2/2/2020).
Baca: Dettol Antiseptik Disebut Dapat Membunuh Virus Corona, Hoax? CEK FAKTANYA DI SINI!
Baca: Renggut 200 Juta Jiwa dan Tularkan Seluruh Dunia, Wabah Penyakit Ini Lebih Ngeri dari Virus Corona
Sebelumnya, memang sempat ada penolakan di Natuna ketika dijadikan sebagai lokasi karantina.
Tokoh Pemuda Natuna, Haryadi menyatakan masyarakat menolak adanya karantina WNI dari Wuhan.
Adanya penetapan ini menuai penolakan dari warga Natuna karena khawatir akan berdampak pada menyebarnya virus corona.
Dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam yang diunggah di kanal YouTube Talk Show TVOne, Sabtu (1/2/2020), Haryadi menjelaskan mengapa masyarakat menolak karantina dilakukan di Natuna.
"Kita menolaknya karena dengan alasan yang sangat jelas sekali bagi kita untuk menolaknya," ujar Haryadi.
Alasan yang pertama menurut Haryadi, tidak ada sosialisasi yang dilakukan pemerintah pusat terhadap masyarakat di Natuna soal karantina ini.
"Tiba-tiba datang dan mengejutkan masyarakat, wabah corona ini sudah menjadi sesuatu yang menakutkan bagi msayarakat."
"Tiba-tiba datang begitu saja untuk karantina di Natuna, masyarakat jadi terkejut. Otomatis masyarakat kita ketakutan dan menolaknya," ungkapnya.
Haryadi yuga meluruskan pernyataan yang menyebut jarak Bandara TNI Angkatan Udara Lanud Raden Sadjad ini jauh dari pemukiman masyarakt.
"Perlu diketahui oleh kita semua, bahwa ini jaraknya sangat dekat."
"Kampung Tua Penagih itu tidak sampai dua kilometer jaraknya dengan Lanud Raden Sadjad, dengan tempat yang digunakan untuk karantina itu."
"Maka dari itu kita menolak karantina itu dilaksanakan di Natuna," tegasnya.
Baca: Virus Corona Menyebar ke 18 Negara, WHO Nyatakan Sebagai Ancaman Darurat Kesehatan Global
Baca: Cara Sejumlah Negara Antisipasi Penyebaran Virus Corona: Warga AS dari China Dibawa ke Alaska
Di sisi lain, Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mengatakan bahwa pemilihan pulau Natuna sebagi tempat transit observasi WNI yang dievakuasi dari kota Wuhan dan Provinsi Hubei sudah tepat. Hal itu sesuai dengan protokol yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO.
"Terkait dipilihnya Natuna sebagai tempat transit observasi oleh pemerintah tentu kami lihat sudah melalui proses kajian mendalam sesuai standar yang ditentukan dalam hal ini oleh WHO. Transit observation merupakan protokol evakuasi dari organisasi kesehatan dunia, WHO," ujar Christina saat dihubungi, Sabtu, (1/2/2020).
Menurut Aryani masyarakat di Pulau Natuna tidak perlu khawatir dengan kedatangan 250 WNI dari kota yang terpapar virus Corona itu. Ia yakin pemerintah akan melakukan langkah yang tepat dan sesuai prosedur terhadap para WNI tersebut.
"Masyarakat perlu disampaikan juga bahwa yang dievakuasi ini adalah WNI yang semuanya sehat," katanya.
Komisi I menurut politikus Golkar itu akan terus memantau seluruh proses evakuasi dan penanganan WNI yang kembali dari Wuhan agar tetap berjalan sesuai dengan prosedur.
Ia berharap proses evakuasi dapat berjalan lancar dan para WNI yang pulang dari China dapat kembali ke keluarganya masing-masing.
"Evakuasi adalah harapan dari warga yang selama ini ada di sana termasuk keluarga mereka yang ada di tanah air. Maka tentu saja kita sama-sama berharap agar proses ini berjalan lancar selama keberangkatan sampai tiba di tanah air, baik melalui tempat transit di Batam, maupun saat tiba di tempat observasi di Kepulauan Natuna hingga kembali ke keluarga masing-masing," pungkasnya.