Perempuan tangguh tersebut bernama Siti Hajar (35).
Siti Hajar kini menyandang status janda, keluarganya miskin maka ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Pekerjaan Siti Hajar juga bukan pekerjaan yang mudah.
Sehari-hari ia harus bekerja sebagai tukang panjat pinang di desanya.
Bahkan perempuan perkasa ini tak peduli apa kata orang, meski resiko perkerjaannya itu cukup berat dan penuh tantangan.
Siti Hajar merupakan warga Desa Paloh Mampree, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireun menjadi tulang punggung keluarga.
Baca: Kasus Pelemparan Susu Kemasan ke Driver Ojol Perempuan, Pelaku Menyesal, Kini Jadi Tersangka
Baca: Perjuangan Ayah dan Anak Haji Naik Motor dari Indonesia ke Tanah Suci, Lewat 10 Negara dalam 8 Bulan
Ia terpaksa memilih profesi sebagai tukang panjat pinang untuk mencukupi biaya kebutuhan hidup dua orang anaknya, ibu, dan abangnya yang keterbelakangan mental.
Siti Hajar mengaku mulai menjadikan pekerjaan utama sebagai pemanjat pinang sejak suaminya meninggal dunia beberapa tahun lalu.
Ia tak punya pilihan pekerjaan lain untuk menafkahi dua orang putranya, abang yang keterbelakangan mental, juga ibunya yang telah lanjut usia.
"Anak saya dua, yang pertama Sulaiman (15) putus sekolah, dan Rafid (8) kelas IV SD, " kata Siti Hajar saat ditemui di rumahnya dikutip TribunnewsWiki dari Kompas.com.
Saat musim panen pinang tiba, Siti Hajar (35) selalu dicari-cari warga di tiga desa di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireun, Aceh.
Siti selalu menjadi andalan warga untuk memanjat pohon pinang dan memanen buahnya.
Meski seorang perempuan, Siti mengaku bisa memanjat pohon pinang setinggi 5-10 meter.
Luar biasanya lagi, ia mampu memanjat 60 pohon pinang dalam satu hari saat masa panen.
Sedangkan di hari biasa, Siti rata-rata bisa memanjat pohon pinang hingga 20 batang sehari.
Meski pekerjaanya terbilang sangan ekstrem dan penuh resiko, Siti Hajar mengaku setiap hari ia mampu memanjat 60 batang pohon pinang dengan ketinggian rata-rata mulai 5 hingga 10 meter.
"Rata-rata saya mampu panjat 60 batang pinang setengah hari, setelah itu saya urus anak, abang, dan ibu," kata Siti Hajar kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya.
Pada saat masa panen tiba, Siti Hajar sudah menjadi langganan warga di tiga desa di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng yang memiliki kebun pinang.
Setiap pohon yang ia panjat hanya dibayar seharga Rp 2000 per batang.