Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Guy Fawkes, satu di antara anggota Persekongkolan Bubuk Mesiu, dihukum mati pada 31 Januari 1606.
Sebelumnya, Guy Fawkes bersama anggota Persekongkolan Bubuk Mesiu lainnya mencoba meledakkan Gedung Parlemen Inggris.
Guy dan teman-temannya menjalankan Persekongkolan Bubuk Mesiu karena kecewa dengan Raja James I yang tidak toleran pada para Katolik Roma di Inggris.
Namun, Persekongkolan Bubuk Mesiu akhirnya gagal dan para konspirator yang masih hidup, dijatuhi hukuman mati.
Hari peledakan, yakni 5 November, diperingati sebagai Hari Guy Fawkes. [1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 30 Januari 1649: Dianggap Berkhianat, Raja Inggris Charles I Dihukum Mati
Baca: Hari Ini Dalam Sejarah, 30 Januari 1956: Rumahnya Dibom, Martin Luther King Jr, Cintai Musuh Kita
Konteks
Antara 1633 dan 1540, Raja Henry VIII memisahkan Gereja Inggris dari Gereja Roma.
Peristiwa ini membuat tensi agama di Inggris menguat dan para Katolik di Inggris mulai mengalami diskriminasi.
Ketika Elizabeth I berkuasa, keadaan semakin parah dengan dikeluarkannya Persetujuan Keagamaan Elizabeth.
Persetujuan ini memutuskan bahwa setiap orang yang ditunjuk memegang jabatan publik atau gereja harus bersumpah setia pada penguasa sebagai kepala gereja dan negara.
James VI dari Skotlandia kemudian menggantikan Elizabeth dan bergelar James I.
Sikap James I pada Katolik lebih moderat daripada pendahulunya.
Dia berjanji tidak akan mempersekusi siapapun asal patuh pada hukum.
Namun, ketiadaan tanda-tanda bahwa James akan mengakhiri persekusi para Katolik, membuat beberapa klerus memutuskan mengambil tindakan.[2]
Baca: Hari Ini Dalam Sejarah: 29 Januari 1820, Sempat Kehilangan Akal, Raja George III Meninggal Dunia
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 29 Januari 1886 Karl Benz Patenkan Mobil Bahan Bakar Bensin Pertama di Dunia
Perencanaan peledakan Gedung Parlemen
Pada Mei 1603, Robert Catesby dan Percy mulai merencanakan pembunuhan James I.
Mereka kemudian mengajak Robert Winter dan John Wright untuk meledakkan parlemen.
Pada April tahun selanjutnya, mereka merekrut sesorang yang dianggap bisa menjalankan rencana tersebut, yakni Guy Fawkes.
Selain mereka, ada beberapa orang yang juga bergabung, yakni Thomas, John Grant, Ambrose Rokewood, Robert Keyes, Sir Everard Digby, Francis Tresham, Thomas Bates, Oswald Tesimond, dan Henry Garnet.
Mereka kemudian menyewa sebuah rumah yang berdampingan dengan Majelis Tinggi (House of Lords).
Pada Desember, mereka mulai menggali terowongan menuju gudang bawah tanah di Majelis Tinggi.
Mereka menaruh sekitar 1,5 ton bubuk mesiu di gudang, disembunyikan di bawah batu bara dan kayu bakar.
Mereka berencana meledakkannya pada 5 November 1605, pada hari pembukaan Gedung Parlemen.
Setelah meledakkan, mereka juga berencana menawan Putri Elizabeth dan Pangeran Charles yang masih bayi.
Mereka percaya bahwa pemerintah akan menyetujui semua permintaan para konspirator.[3]
Kegagalan
Lord Monteagle, adik ipar Tresham, menerima surat yang berisi informasi peledakan.
Kemungkinan Tresham sendiri yang mengirimnya.
Monteagle kemudian memberitahukan surat tersebut pada para menteri.
Monteagle memang seorang Katolik, namun dia mendukung James I.
Pada 27 Oktober, Thomas Winter mendapat kabar dari temannya yang bernama Thomas Ward bahwa konspirasi tersebut sudah diketahui.
Sehari kemudian, Winter menginformasikannya pada Catesby dan membujuknya agar menyerah dengan proyek tersebut.
Namun, menurut Guy Fawkes, belum ada yang tahu keberadan mesiu di gudang bawah tanah Gedung Parlemen.
Fawkes kemudian kembali ke gudang tersebut dan berjaga-jaga.
Pada 4 November, setelah Raja James I diperlihatkan surat tersebut, dia meminta Thomas Howard memeriksa gedung, ditemani Monteagle.
Ketika mereka berdua sampai di gudang, pintunya dibuka Guy Fawkes.
Karena melihat banyak kayu bakar, Thomas Ward menanyakan pemilik kayu bakar tersebut.
Fawkes menjawab bahwa kayu tersebut dimiliki Percy.
Mereka kemudian curiga dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, di bawah Thomas Knyvett.
Knyvett yang ditemani beberapa orang akhirnya menemukan bubuk mesiu.
Dia kemudian menahan Fawkes.
Setelah disiksa, Fawkes akhirnya mengungkap konspirasi yang mereka lakukan.[4]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Ulang-alik Challenger Amerika Serikat Meledak, Tewaskan Semua Kru
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Trajan Naik Tahta dan Membawa Kekaisaran Roma Mencapai Luas Maksimumnya
Guy Fawkes dihukum mati
Beberapa minggu kemudian, pemerintah membunuh dan menangkap para komplotan tersebut.
Fawkes dan beberapa anggota komplotan yang masih hidup dihukum gantung, tarik, dan dipotong jadi empat (hanged, drawn and quartered) menjadi empat di London
Dia akan dieksekusi pada 31 Januari 1606.
Namun, sebelum eksekusinya dimulai, Fawkes melompat dari tangga ketika sedang naik ke tiang gantungan.
Lompatan ini membuat lehernya patah dan Fawkes sekarat.
Setelah Persekongkolan Bubuk Mesiu gagal, undang-undang baru yang menghapus hak pilih para Katolik mulai dilembagakan.
Pada 1606, Parlemen menetapkan 5 November sebagai Hari Pengucapan Syukur.
5 November juga diperingati sebagai Hari Guy Fawkes untuk memeringati Persekongkolan Bubuk Mesiu.
Pada malam harinya, penduduk menyalakan api unggun, menyalakan kembang api, dan membakar patung/orang-orangan Fawkes.[5]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah, 24 Januari 2011, Bom Bunuh Diri Meledak di Bandara Rusia, 37 Tewas, 173 Luka
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 24 Januari 1935 - Krueger Menjual Bir Kaleng Pertama di Dunia