Kasus infeksi pria ini dilaporkan melalui otoritas Jepang pada Selasa (28/1/2020) dilansir Channel News Asia.
Pihak otoritas Jepang yang sedang menyelidiki infeksi ini menyebut pria ini tampaknya terkena virus lantaran menjadi supir seorang turis yang baru datang dari Wuhan.
Pria berumur 60-an yang tidak disebutkan namanya ini berasal dari daerah Nara, wilayah Barat Jepang.
Baca: Terkait Virus Corona, Bill Gates Pernah Ingatkan Soal Wabah Penyakit Sejak Tahun 2018
Berdasarkan pengakuan, pria ini pernah mengantarkan dua grup turis asal Wuhan pada awal Januari 2020.
Kini, ia berakhir di rumah sakit dengan infeksi virus corona pada tubuhnya, pada Sabtu (25/1).
Gejala yang ia alami seperti flu dan demam, mengakibatkan ia harus menginap di rumah sakit.
Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato mengatakan bahwa negaranya telah mengonfirmasi dua kasus baru masuk di negara sakura.
Sehingga total infeksi virus corona di Jepang mencapai 6 kasus.
"Satu dari mereka padahal tidak pernah berkunjung ke Wuhan, dan mengantarkan rombongan turis dari Wuhan di sebuah bus selama dua kali pada Januari," kata Katsunobu Kato.
Lebih jauh lagi, pihak Kementerian Kesehatan Jepang yang dikonfirmasi AFP mengatakan 'tidak pernah ada informasi' si pria tersebut bepergian ke China, termasuk Wuhan.
"Apabila ini benar, mungkin ia telah terinfeksi rombongan turis dari Wuhan. Jika demikian, maka (pria itu) dapat menjadi orang pertama (yang tidak pernah ke China) yang dapat mentransmisikan virus ke orang lain di Jepang," kata otoritas resmi Jepang.
Sejauh ini kasus virus corona di Jepang dilaporkan muncul karena adanya sejumlah orang yang datang dari Wuhan.
Jepang juga telah resmi mengadakan pengecekan status kesehatan para penumpang pesawat, baik yang akan bepergian maupun yang datang dari China.
Lebih jauh lagi, Jepang juga berencana akan mengirim sebuah pesawat ke Wuhan pada Selasa malam (28/1) untuk mengevakuasi warganya dari kota tersebut.
Pesawat yang dikirim ini direncanakan akan mengangkut sebanyak 200 warga Jepang dari total 650 yang akan dipulangkan, kata otoritas Jepang.
Update terbaru kasus virus corona, korban meninggal mencapai 106 orang.
Sementara 1771 kasus baru virus corona dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan China pada Selasa pagi, (28/1/2020) waktu setempat.
Sehingga, total kasus virus corona dikonfirmasi telah meningkat menjadi hampir 4500 kasus di China.
Sebagian besar dari mereka yang meninggal karena virus corona dilaporkan berasal dari Provinsi Hubei, China.
Selain melalui penyebaran udara, virus corona juga dapat disebarkan melalui kontak fisik, seperti pernyataan Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) yang dikutip South China Morning Post, Selasa (28/1/2020).
Lebih jauh lagi, NHC juga menyebut masa inkubasi virus baru ini rata-rata membutuhkan waktu tiga sampai tujuh hari dengan terpanjang tidak lebih dari 14 hari.
NHC menambahkan bahwa jenis baru virus corona ini mirip dengan sindrom pernafasan akut (SARS).
Terkait penyebaran, NHC menjelaskan virus corona dapat menginfeksi anak-anak dan bayi, namun dengan gejala yang relatif ringan.
Pemerintah China juga dilaporkan memperpanjang liburan tahun baru Imlek.
Sementara itu, sejumlah perusahaan besar juga menutup kantornya dan menyuruh para stafnya untuk bekerja di rumah.
Hal ini dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran virus.
Dilansir Reuters, Senin (27/1/2020), pemerintah China telah memperpanjang liburan tahun baru Imlek selama tiga hari hingga 2 Februari 2020.
Wali Kota Wuhan, Zhou Xianwang mengaku kewalahan atasi kasus virus corona yang saat ini sedang melanda kotanya yang terletak di tengah negara China.
Zhou Xianwang menyebut bahwa pemerintahannya tidak cukup untuk mengatasi virus corona, dalam sebuah pernyataan bersama media CCTV yang dikutip South China Morning Post, Senin (27/1/2020).
Ketidakmampuan Zhou Xianwang dalam mengatur kotanya dari wabah virus corona ini kemudian secara resmi dilimpahkan kepada Perdana Menteri China, Li Keqiang yang tiba di Wuhan.
Pernyataan Zhou Xianwang ini hadir di tengah-tengah kemarahan warga China terhadap cara pemerintah mengatasi krisis penyakit yang melanda negerinya.
Zhou Xianwang juga sempat membuat kebijakan dengan mengisolasi Kota Wuhan untuk mengatasi krisis virus corona.
Kota Wuhan, China, sebuah megapolitan dengan lebih dari 10 juta penduduk sebelumnya telah dibatasi seluruh transportasinya mulai dari terminal, kereta bawah tanah, kapal feri dan transportasi darat jarak jauh telah ditangguhkan.
Lebih jauh lagi, para penduduk Kota Wuhan juga tidak diperbolehkan untuk meninggalkan kotanya tanpa alasan yang jelas.
"Jika masyarakat menginginkan transparansi kebijakan (isolasi) dan publik punya pernyataan kuat (menolaknya), maka kita bersedia untuk membatalkan (kebijakan) itu", katanya.
Zhou juga mengakui dirinya belum mampu memberikan informasi yang banyak kepada masyarakat kotanya.
Perdana Menteri China, Li Keqiang tiba di Wuhan pada Senin (27/1) untuk memeriksa keadaan kota.
Dalam pernyataan singkatnya, pemerintah China menyebut Li telah mengunjungi para pasien dan tenaga medis di Wuhan.
Lia juga sempat memberi pengarahan terkait pencegahan penyebaran virus corona.
"Lakukan segala cara untuk selamatkan hidup" kata Li kepada staf medis di Rumah Sakit Jinyintan, sebuah rumah sakit di Wuhan yang digunakan untuk menampung pasien terinfeksi.
"Saat kamu berusaha menyelamatkan hidup (orang lain), kamu juga harus melindungi dirimu sendiri," tambah Li.
--